22.8 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Poldasu Belum Deteksi JI di Sumut

MEDAN- Poldasu tidak memiliki deteksi terhadap anggota Jamaah Islamiyah (JI) di Medan dan Sumatera Utara, meskipun sudah ada warga Medan yang ditangkap Polisi Diraja Malaysia.

“Kita belum mendeteksi adanya jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Sumatera Utara dan Medan. Jadi belum bisa memastikan apakah berdasarkan berita itu ada jaringan JI di Sumatera Utara dan Medan,” kata Kepala Bidang (Kabid) Humas Poldasu, AKBP Heru Prakoso yang dikonfirmasi Sumut Pos di ruang kerjanya, Selasa (14/6).

Heru juga menuturkan, dalam persoalan teroris saat ini patut diwaspadai metode baru jaringan teroris yakni, dengan pemberian racun pada makanan.

Dijelaskannya, hal tersebut berdasarkan rapat satuan kerja (Satker) di Kantor Polda Sumut, kemarin (14/6) dimana salah satu pembahasannya adalah terkait kelompok teroris yang berencana akan meracuni polisi melalui makanan dan minuman.

Sebagai langkah antisipatif, katanya, Kapolda telah mengeluarkan instruksi kepada seluruh jajaran dan seluruh anggota kepolisian Sumut, untuk waspada dan hati-hati dalam memilih makanan dan minuman.
“Iya, Kapolda sudah mengintsruksikan kepada seluruh jajaran untuk hati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. Mako-mako pun diminta untuk diperketat pengamanannya,” ujar Heru.

Langkah itu diambil, karena adanya indikasi perubahan pola serang kelompok teroris terhadap polisi, kini tidak lagi secara langsung melainkan dengan trik lain, yakni serangan tidak tampak. Salah satunya dengan pemberian racun di makanan.

“Ada pola baru kelompok teroris menyerang polisi, yang mungkin penyerangan tidak lagi menyerang secara langsung melainkan melalui perantara. Untuk itu, Kapolda mengimbau seluruh jajaran, untuk hati-hati,” jelasnya.
Langkah langsung yang telah diambil adalah Kapoldasu memerintahkan, Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Poldasu untuk memeriksa seluruh makanan dan minuman di kantin dan katering Polda Sumut untuk dilakukan uji laboratorium.

“Bidokkes sudah diperintahkan untuk mengambil sample makanan di kantin dan memeriksakannya ke laboratorium. Ini sebagai langkah antisipasi saja,” ujar Heru.(ari)

MEDAN- Poldasu tidak memiliki deteksi terhadap anggota Jamaah Islamiyah (JI) di Medan dan Sumatera Utara, meskipun sudah ada warga Medan yang ditangkap Polisi Diraja Malaysia.

“Kita belum mendeteksi adanya jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Sumatera Utara dan Medan. Jadi belum bisa memastikan apakah berdasarkan berita itu ada jaringan JI di Sumatera Utara dan Medan,” kata Kepala Bidang (Kabid) Humas Poldasu, AKBP Heru Prakoso yang dikonfirmasi Sumut Pos di ruang kerjanya, Selasa (14/6).

Heru juga menuturkan, dalam persoalan teroris saat ini patut diwaspadai metode baru jaringan teroris yakni, dengan pemberian racun pada makanan.

Dijelaskannya, hal tersebut berdasarkan rapat satuan kerja (Satker) di Kantor Polda Sumut, kemarin (14/6) dimana salah satu pembahasannya adalah terkait kelompok teroris yang berencana akan meracuni polisi melalui makanan dan minuman.

Sebagai langkah antisipatif, katanya, Kapolda telah mengeluarkan instruksi kepada seluruh jajaran dan seluruh anggota kepolisian Sumut, untuk waspada dan hati-hati dalam memilih makanan dan minuman.
“Iya, Kapolda sudah mengintsruksikan kepada seluruh jajaran untuk hati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. Mako-mako pun diminta untuk diperketat pengamanannya,” ujar Heru.

Langkah itu diambil, karena adanya indikasi perubahan pola serang kelompok teroris terhadap polisi, kini tidak lagi secara langsung melainkan dengan trik lain, yakni serangan tidak tampak. Salah satunya dengan pemberian racun di makanan.

“Ada pola baru kelompok teroris menyerang polisi, yang mungkin penyerangan tidak lagi menyerang secara langsung melainkan melalui perantara. Untuk itu, Kapolda mengimbau seluruh jajaran, untuk hati-hati,” jelasnya.
Langkah langsung yang telah diambil adalah Kapoldasu memerintahkan, Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Poldasu untuk memeriksa seluruh makanan dan minuman di kantin dan katering Polda Sumut untuk dilakukan uji laboratorium.

“Bidokkes sudah diperintahkan untuk mengambil sample makanan di kantin dan memeriksakannya ke laboratorium. Ini sebagai langkah antisipasi saja,” ujar Heru.(ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/