25.7 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Rapid Test Massal Dipungut Biaya, Rektor USU: Gratis Datang, Gratis Disalurkan

RAPID TEST MASSAL: Rapid test massal di RS USU diramaikan ratusan masyarakat, Jumat (12/6). Selama lima hari, rapid test massal diikuti sekitar 1.600 orang.
RAPID TEST MASSAL: Rapid test massal di RS USU diramaikan ratusan masyarakat, Jumat (12/6). Selama lima hari, rapid test massal diikuti sekitar 1.600 orang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Universitas Sumatera Utara (USU) membantah melakukan pengutan biaya pada pelaksanaan rapid test massal yang berlangsung di Rumah Sakit (RS) USU di Jalan Dr Mansyur Kota Medan, 8-12 Juni lalu. Rapid test digelar selama lima hari, diikuti sekitar 1.600 orang.

“USU tidak pernah melakukan komersialisasi terhadap bantuan yang didapatkan. Gratis datangnya, gratis pula disalurkan,” sebut Prof Dr Runtung Sitepu, SH, MHum, kepada wartawan, Minggu (14/6). Ia didampangin

Ketua Majelis Wali Amanat USU, Drs Panusunan Pasaribu, MM, para wakil rektor, sekretaris universitas, dan unsur pimpinan lainnya.

Menurut Runtung, seluruh biaya gratis karena ditanggung oleh donatur, salahsatunya Indocafe.

Alat rapid test yang diterima RS USU dalam jumlah besar, menurut Runtung, dalam waktu dekat akan didistribusikan ke sejumlah kabupaten/kota di Sumut. “Saat ini kami sedang menyusun daftar untuk menyalurkan bantuan rapid test, sehingga tidak terpusat di RS USU saja. Juga tidak terpusat hanya di Medan,” jelasnya.

Kegiatan rapid test massal di RS USU mendapatkan respon positif dari berbagai unsur masyarakat. Masyarakat terlihat membludak pada hari terakhir, Jumat (12/6). Saking membludaknya peminat, panitia sedikit kewalahan melakukan pengaturan jarak para peserta.

Layanan rapid test secara drive thru paling diminati karena dianggap paling aman, di mana para peserta tidak turun dari kendaraan, sehingga meminimalisir kemungkinan bersentuhan dengan peserta lainnya.

“Pemeriksaan ini merupakan salahsatu bentuk partisipasi Universitas Sumatera Utara dalam penanganan Covid-19, agar dapat mengetahui apakah seseorang terindikasi Covid-19 atau tidak. Semoga bisa membantu seluruh masyarakat yang memerlukan kepastian tersebut,” ungkap Runtung.

Untuk swab test, karena keterbatasan reagensia, RS USU hanya memprioritaskan sampel-sampel pasien yang reaktif hasil rapid test, yang dikirim berbagai rumah sakit yang ditunjuk pemerintah. “Sampai saat ini masih banyak donatur yang memberikan bantuan alat kepada RS USU. Baik berupa regensia, rapid test, dan APD, yang bukan berasal dari dana USU,” tandas Runtung.

Direktur Utama RS USU, Dr dr Syah Mirsya Warli, Sp U (K) mengatakan, 100 hingga 200 orang per hari datang melakukan pemeriksaan. Umumnya adalah orang yang membutuhkan hasil test untuk memupuskan rasa khawatir mereka apakah telah terinfeksi virus Covid-19 atau tidak.

Ada juga yang mengikuti rapid test untuk mendapatkan keterangan bebas Covid-19 untuk kebutuhan perjalanan ke luar kota, dan beberapa motivasi lainnya.

“Untuk mengatasi Covid-19, salahsatu caranya adalah dengan menghambat dari hulu. Itu jauh lebih baik daripada kita menyelesaikannya di hilir. Maksudnya, kita tangkap orang-orang yang ternyata reaktif, dan langsung kita swab,” katanya.

Humas RS USU, Muhammad Zeini Zein, menepis rumor yang menyebutkan adanya pengutipan biaya atas kegiatan rapid test gratis tersebut. Menurutnya, hingga hari terakhir test massal, pimpinan RS USU terus melakukan pengawasan sehingga tidak memungkinkan terjadinya tindakan-tindakan yang menyimpang, seperti pengutipan biaya dan lain-lain.

Wal Kkota Medan, Ir Akhyar Nasution, saat bertemu dengan Rektor USU, menyampaikan ucapan terima kasihnya atas itikad baik dan partisipasi USU dalam penanganan pandemi Covid-19. Ia berharap akan semakin banyak pihak yang melaksanakan kegiatan ini, sehingga Covid-19 dapat segera dimusnahkan dan semuanya kembali hidup normal.

Akhyar juga mengingatkan masyarakat untuk terus memakai masker. “Masker itu bukan aksesoris, tapi sudah menjadi budaya baru masyarakat dunia. Juga jangan lupa untuk terus menjaga jarak, cuci tangan dan menghindari kerumunan,” pungkas Akhyar. (gus)

RAPID TEST MASSAL: Rapid test massal di RS USU diramaikan ratusan masyarakat, Jumat (12/6). Selama lima hari, rapid test massal diikuti sekitar 1.600 orang.
RAPID TEST MASSAL: Rapid test massal di RS USU diramaikan ratusan masyarakat, Jumat (12/6). Selama lima hari, rapid test massal diikuti sekitar 1.600 orang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Universitas Sumatera Utara (USU) membantah melakukan pengutan biaya pada pelaksanaan rapid test massal yang berlangsung di Rumah Sakit (RS) USU di Jalan Dr Mansyur Kota Medan, 8-12 Juni lalu. Rapid test digelar selama lima hari, diikuti sekitar 1.600 orang.

“USU tidak pernah melakukan komersialisasi terhadap bantuan yang didapatkan. Gratis datangnya, gratis pula disalurkan,” sebut Prof Dr Runtung Sitepu, SH, MHum, kepada wartawan, Minggu (14/6). Ia didampangin

Ketua Majelis Wali Amanat USU, Drs Panusunan Pasaribu, MM, para wakil rektor, sekretaris universitas, dan unsur pimpinan lainnya.

Menurut Runtung, seluruh biaya gratis karena ditanggung oleh donatur, salahsatunya Indocafe.

Alat rapid test yang diterima RS USU dalam jumlah besar, menurut Runtung, dalam waktu dekat akan didistribusikan ke sejumlah kabupaten/kota di Sumut. “Saat ini kami sedang menyusun daftar untuk menyalurkan bantuan rapid test, sehingga tidak terpusat di RS USU saja. Juga tidak terpusat hanya di Medan,” jelasnya.

Kegiatan rapid test massal di RS USU mendapatkan respon positif dari berbagai unsur masyarakat. Masyarakat terlihat membludak pada hari terakhir, Jumat (12/6). Saking membludaknya peminat, panitia sedikit kewalahan melakukan pengaturan jarak para peserta.

Layanan rapid test secara drive thru paling diminati karena dianggap paling aman, di mana para peserta tidak turun dari kendaraan, sehingga meminimalisir kemungkinan bersentuhan dengan peserta lainnya.

“Pemeriksaan ini merupakan salahsatu bentuk partisipasi Universitas Sumatera Utara dalam penanganan Covid-19, agar dapat mengetahui apakah seseorang terindikasi Covid-19 atau tidak. Semoga bisa membantu seluruh masyarakat yang memerlukan kepastian tersebut,” ungkap Runtung.

Untuk swab test, karena keterbatasan reagensia, RS USU hanya memprioritaskan sampel-sampel pasien yang reaktif hasil rapid test, yang dikirim berbagai rumah sakit yang ditunjuk pemerintah. “Sampai saat ini masih banyak donatur yang memberikan bantuan alat kepada RS USU. Baik berupa regensia, rapid test, dan APD, yang bukan berasal dari dana USU,” tandas Runtung.

Direktur Utama RS USU, Dr dr Syah Mirsya Warli, Sp U (K) mengatakan, 100 hingga 200 orang per hari datang melakukan pemeriksaan. Umumnya adalah orang yang membutuhkan hasil test untuk memupuskan rasa khawatir mereka apakah telah terinfeksi virus Covid-19 atau tidak.

Ada juga yang mengikuti rapid test untuk mendapatkan keterangan bebas Covid-19 untuk kebutuhan perjalanan ke luar kota, dan beberapa motivasi lainnya.

“Untuk mengatasi Covid-19, salahsatu caranya adalah dengan menghambat dari hulu. Itu jauh lebih baik daripada kita menyelesaikannya di hilir. Maksudnya, kita tangkap orang-orang yang ternyata reaktif, dan langsung kita swab,” katanya.

Humas RS USU, Muhammad Zeini Zein, menepis rumor yang menyebutkan adanya pengutipan biaya atas kegiatan rapid test gratis tersebut. Menurutnya, hingga hari terakhir test massal, pimpinan RS USU terus melakukan pengawasan sehingga tidak memungkinkan terjadinya tindakan-tindakan yang menyimpang, seperti pengutipan biaya dan lain-lain.

Wal Kkota Medan, Ir Akhyar Nasution, saat bertemu dengan Rektor USU, menyampaikan ucapan terima kasihnya atas itikad baik dan partisipasi USU dalam penanganan pandemi Covid-19. Ia berharap akan semakin banyak pihak yang melaksanakan kegiatan ini, sehingga Covid-19 dapat segera dimusnahkan dan semuanya kembali hidup normal.

Akhyar juga mengingatkan masyarakat untuk terus memakai masker. “Masker itu bukan aksesoris, tapi sudah menjadi budaya baru masyarakat dunia. Juga jangan lupa untuk terus menjaga jarak, cuci tangan dan menghindari kerumunan,” pungkas Akhyar. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/