Masa Orientasi Siswa (MOS) yang saat ini sedang dilakukan di sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta di Kota Medan, diharapkan mampu menjadikan jalinan keakraban antara siswa baru, senior serta guru. Lantas, apa saja yang harus dilakukan dalam mencapai harapan tersebut? Berikut hasil wawancara wartawan Sumut Pos Rahmat Sazaly dengan Ketua Dewan Pendidikan Medan Mutsyuhito Solin.
Apa yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan MOS?
MOS tentunya satu kegiatan yang bertujuan untuk menjalin kebersamaan antara siswa baru dengan senior serta gurunya. MOS sebagai upaya mengenal lingkungan sekolah yang baru dan membentuk kemandirian siswa serta disiplin. Sebab selama ini pada tingkat pendidikan yang lebih rendah seperti SMP atau SD, pola pembelajaran agak berbeda misalnya dengan intensitas belajar serta kemandirian siswa.
Apa yang diharapkan dari MOS di setiap sekolah?
Kita berharap suasana MOS di setiap sekolah tanpa mengedepankan plonco atau kekerasan fisik maupun verbal. Dan di MOS ini harus bernuansakan pendidikan, terutama pendidikan karakter.
Apa sebenarnya tujuan yang paling mendasar dalam MOS?
Masa orientasi itu sudah jelas. Itu adalah masa yang sangat kental untuk memperkenalkan bagaimana proses belajar-mengajar yang mereka lalui di sekolah baru. Bagaimana fasilitasnya, bagaimana memanfaatkannya, bagaimana guru-gurunya, kemudian juga mengenal prinsip-prinsip kewirausahaan, kreativitas dan pembangunan karakter.
Apa yang harus dilakukan saat MOS?
Kegiatan MOS harus memperhatikan kebutuhan siswa terhadap rasa ingin dihargai. Sehingga tidak boleh ada kegiatan yang menyebabkan siswa merasa direndahkan atau menjadi rendah diri. Sebagai kegiatan awal dalam tahun ajaran baru, MOS diharapkan menjadi momentum untuk menumbuhkan karakter-karakter yang sesuai dengan nilai utama, seperti kedisiplinan, tanggung jawab, etos kerja, sopan santun dan lainnya.
Cara sekolah mengembangkan pendidikan karakter untuk siswanya bisa melalui berbagai kegiatan. Bisa dengan menawarkan kewirausahan, keagamaan, sekolah hijau, palang merah remaja, atau kantin kejujuran.
Apakah MOS hanya diterapkan pada siswa baru saja?
Setelah sekolah menetapkan cara atau bentuk pengembangan karakter, dan nilai-nilai yang akan diterapkan, selanjutnya setiap elemen di sekolah, baik siswa, guru dan tenaga kependidikan, harus bisa bersama-sama menerapkan nilai yang sudah disepakati tersebut. Setiap elemen satu sama lain harus bisa saling menjaga dan mengingatkan, sehingga berangsur-angsur tertanam menjadi kesadaran diri sendiri. Harus ada interaksi dan suasana yang kondusif, tak hanya di sekolah tapi juga di rumah dan lingkungan masyarakat. (*)