MEDAN- 17 Muslim Rohingya tiba di Terminal Kedatangan Domestik Bandara Polonia Medan, Selasa (17/8) siang. Ke-17 Muslim Rohingya dibawa ke penginapan sementara di Hotel Pelangi, Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan Medan.
Informasi yang dihimpun, 17 orang Muslim Rohingya itu sebelumnya terdampar di Tanjung Pinang diantaranya Muhammad Yunus (36), Muhammad Ashik (25), Muhammad Juhar (27), Qorim Syah (25), Abdurahman (27), Muhammad Alam (40), Habibullah (19), Amir Khan (36), Solim (29), Iman Husein (24), Bosor (20), Abdul Modi (24), Shokat Ali (23), Nur Hasan (17), Abdul Husein (20) Dan Muhammad Syah (24).
Kasie Wasdakim Imigrasi Kelas I Polonia Medan, Setia Budi Utama SH mengatakan, ke-17 Muslim Rohingya itu tiba di Bandara Polonia setelah sebelumnya melarikan diri dari Myanmar dan berada di Tanjung Pinang, Kepri. “Mereka ditampung oleh Imigrasi Kepri selama sembilan bulan di sana dan mereka minta agar semuanya berkumpul di Sumatera Utara,” katanya.
Menurutnya, selanjutnya mereka membawa ke-17 Muslim Rohingya itu ke penginapan yang disediakan oleh Imigrasi Kelas I Polonia Medan.
“Mereka selanjutnya dikumpulkan di penginapan Hotel Melati di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan. Mereka minta agar dikumpulkan dengan saudara-saudara mereka yang berada di Sumut semuanya. Penginapan itu juga menjadi tempat penginapan bagi Muslim Rohingya baik yang baru tiba hari ini atau pun yang sudah ada sebelumnya,” akunya.
Muslim Rohingya ditampung di dua tempat oleh Imigrasi Kelas I Polonia Medan yakni Yayasan Sekolah Pendidikan Perkebunan (YSPA), di Jalan Bunga Cempaka, Padang Bulan dan Hotel Melati yang berada di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan. Kalau yang di YSPA di Jalan Bunga Cempaka ada sekitar 42 orang dengan perincian 36 orang dewasa dan 6 orang anak-anak. Kalau yang ada di Hotel Pelangi masih bertambah lagi dengan hadirnya 17 orang lagi.
Sementara itu, Muhammad Yunus mengaku, mereka berhasil melarikan diri Myanmar dengan menggunakan kapal kecil dan melarikan diri sejak sembilan bulan lalu. “Kami berhasil melarikan diri berkat pertolongan PBB dan kami langsung disuruh dibawa ke Tanjung Pinang untuk sementara waktu. Lalu kami pun oleh Imigrasi Kepri ditampung dan kami dipindahkan ke Sumut agar semua berkumpul dan kami bisa berkumpul dengan saudara-saudara kami yang ada di Sumut ini,” ucapnya.
Sementara itu, Pengurus DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumut berikan bantuan sembako kepada pengungsi Muslim Rohingya yang berada di penampunganya Hotel Pelangi di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan Medan, Selasa (14/8) sore. Selanjutnya bantuan tersebut diterima langsung oleh para pengungsi yang dihadiri oleh pegawai dan staf Imigrasi Kelas I Polonia Medan.
Ketua DPW PPP Sumut, Fadly Nurzal S.Ag didampingi pengurus DPW PPP Sumut, Aswan Jaya SH, Ir Andy Jaya Matondang MMA, M Soleh Tanjung, Tazmir Panggabean, Dra Fitri Siswaningsih, Apridi Gamawan, H Irsal Fikri (Pengurus DPC PPP Kota Medan) dan Mursal Harahap (Pengurus DPC PPP Kota Medan), memberikan bantuan sembako (sembilan bahan pokok) kepada puluhan pengungsi Muslim Rohingya di Hotel Pelangi yang berada di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan Medan.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPW PPP Sumut, Fadly Nurzal SAg mengatakan, bahwa mereka memberikan bantuan tersebut karena didorong atas jiwa kemanusiaan. “Mereka juga manusia dan mereka itu saudara kita seiman dimana mereka tersiksa dan dianiaya di negara mereka sendiri,” katanya.
Dia meminta Pak Yusuf Kalla selaku PMI agar mengambil langkah kongkret dan tindakan kemanusiaan. “Mereka bukan saudara kita kalau dilihat dari teretorial kenegaraan tapi berikan bantuan ini dilihat dari segi satu landasan yang mendasar yakni satu iman dan satu kesamaan yakni sebagai manusia yang mempunyai jiwa kemanusiaan,” akunya.
Dalam hal ini, sebutnya, mereka berikan bantuan sembako ini dengan ikhlas dan pemerintah harus lah cepat mengambil langkah dan tindakan terhadap para pengungsi Rohingya ini. “Mereka pergi ke Banglades tapi mereka diusir dan tak dihargai. Di negara mereka sendiri Myanmar, mereka disiksa dan mereka memilih mencari jalan selamat dari negara tersebut. Pemerintah jangan membiarkan hal-hal seperti ini berkelanjutan,” tambahnya.
Fadly Nurzal mengaku, jika ini tak secepatnya ditangani maka akan semakin banyak korban jiwa yang akan berjatuhan lagi. “Kita minta agar semua negara memberikan perhatian serius,” pintanya.
Sementara itu, Muhammad Yunus, salah satu pengungsi Muslim Rohingya Myanmar mengaku, mereka berterima kasih atas bantuan yang diberikan kepada mereka. Dijelaskannya, mereka juga sangat berterima kasih atas Negara RI yang telah menampung mereka. (jon)