27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Zebra Cross Minim, Nyeberang Semaunya

MEDAN-Minimnya zebra cross atau jembatan penyeberangan di sejumlah jalan membuat para pejalan kaki kerap menyeberang di sembarang tempat di tengah padatnya kendaraan bermotor yang melintas. Bahkan, tak sedikit para pejalan kaki menjadi korban tabrak lari.

Pemandangan nyeberang di sembarang tempat tentu tidak sulit untuk menemukannya. Amatan wartawan di sepanjang Jalan Sisingamangaraja saja, banyak orang yang menyeberang di tempat yang tidak semestinya.

“Mau bagaimana bang, zebra cross letaknya jauh. Misalnya saya mau ke Ramayana Teladan, masa saya harus mencari zebra cross yang ada di UISU sana,” ujarnya mencontohkan.

Lagian, dikatakannya saat ini untuk menemukan zebra cross di Kota Medan itu sudah terbilang sulit. “Kayaknya sudah membudaya di Kota Medan ini, dimana kita mau menyeberang sah-sah saja,” guraunya sambil tersenyum.

Farid Wajdi, Ketua Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen mengatakan, fenomena itu jelas telah mengangkangi hak-hak pejalan kaki.
“Wajar mereka nyeberang di sembarang tempat karena minimnya fasilitas penyeberangan,” ujarnya, Minggu (12/8) petang.

Dia mengatakan, zebra cross ataupun jembatan penyeberangan yang ada di Kota Medan juga tidak terawat, di samping minimnya fasilitas itu. “Zebra cross letaknya jauh. Tempatnya juga tidak terawat. Akhirnya pejalan kaki mencari jalan pintas untuk menyebarang di mana saja,” bebernya.

Ditegaskannya, dalam hal ini harus menjadi fokus Pemko Medan agar lebih memfasilitasi hak-hak para pengguna jalan. “Pengguna jalan juga membayar pajak. Tapi sekarang pejalan kaki, menjadi kaum marginal ditengah ramainya kendaraan bermotor yang berlalu- lalang di jalanan Kota Medan,” tukasnya.
Disebutkannya, para pengguna jalan lebih memilih menyeberang di sembarang tempat tanpa memkirikan keselamatan adalah sebenarnya bukan sebuah keterpaksaan. Hanya saja karena minimnya fasilitas penyeberangan jalan, yang membuat merak seperti itu.

“Ya mau nggak mau mereka menyeberang di sembarang tempat sesuka mereka, toh memang fasilitas penyeberangan di Kota Medan sangat-sangat minim. Kalaupun ada, tempatnya tidak terawat. Sudah sepatutunya Pemko Medan mulai memikirkan hak-hak para pengguna jalan,” pungkasnya. (mag-12)

MEDAN-Minimnya zebra cross atau jembatan penyeberangan di sejumlah jalan membuat para pejalan kaki kerap menyeberang di sembarang tempat di tengah padatnya kendaraan bermotor yang melintas. Bahkan, tak sedikit para pejalan kaki menjadi korban tabrak lari.

Pemandangan nyeberang di sembarang tempat tentu tidak sulit untuk menemukannya. Amatan wartawan di sepanjang Jalan Sisingamangaraja saja, banyak orang yang menyeberang di tempat yang tidak semestinya.

“Mau bagaimana bang, zebra cross letaknya jauh. Misalnya saya mau ke Ramayana Teladan, masa saya harus mencari zebra cross yang ada di UISU sana,” ujarnya mencontohkan.

Lagian, dikatakannya saat ini untuk menemukan zebra cross di Kota Medan itu sudah terbilang sulit. “Kayaknya sudah membudaya di Kota Medan ini, dimana kita mau menyeberang sah-sah saja,” guraunya sambil tersenyum.

Farid Wajdi, Ketua Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen mengatakan, fenomena itu jelas telah mengangkangi hak-hak pejalan kaki.
“Wajar mereka nyeberang di sembarang tempat karena minimnya fasilitas penyeberangan,” ujarnya, Minggu (12/8) petang.

Dia mengatakan, zebra cross ataupun jembatan penyeberangan yang ada di Kota Medan juga tidak terawat, di samping minimnya fasilitas itu. “Zebra cross letaknya jauh. Tempatnya juga tidak terawat. Akhirnya pejalan kaki mencari jalan pintas untuk menyebarang di mana saja,” bebernya.

Ditegaskannya, dalam hal ini harus menjadi fokus Pemko Medan agar lebih memfasilitasi hak-hak para pengguna jalan. “Pengguna jalan juga membayar pajak. Tapi sekarang pejalan kaki, menjadi kaum marginal ditengah ramainya kendaraan bermotor yang berlalu- lalang di jalanan Kota Medan,” tukasnya.
Disebutkannya, para pengguna jalan lebih memilih menyeberang di sembarang tempat tanpa memkirikan keselamatan adalah sebenarnya bukan sebuah keterpaksaan. Hanya saja karena minimnya fasilitas penyeberangan jalan, yang membuat merak seperti itu.

“Ya mau nggak mau mereka menyeberang di sembarang tempat sesuka mereka, toh memang fasilitas penyeberangan di Kota Medan sangat-sangat minim. Kalaupun ada, tempatnya tidak terawat. Sudah sepatutunya Pemko Medan mulai memikirkan hak-hak para pengguna jalan,” pungkasnya. (mag-12)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/