Dinas pendidikan merupakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) penerima anggaran terbesar di Sumut, yakni 20 persen dari jumlah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Tak hanya itu, ada lagi danan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dikucurkan dari APBN. Lantas, sejauh mana tingkat kemajuan dunia pendidikan di Sumut saat ini? Berikut petikan wawancara wartawan Harian Sumut Pos Ari Sisworo dengan Kepala Dinas Pendidikan Sumut Syaiful Syafri, Jumat (14/10).
Bagaimana perkembangan dunia pendidikan di Sumut saat ini?
Perkembangan dunia pendidikan di Sumut, tanpa terkecuali di Medan, saat ini mengalami perbaikan yang sangat pesat. Karena, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota dan dunia perguruan tinggi serta para kepala sekolah telah bertekat memajukan dunia pendidikan itu. Kita patut bersyukur, anak-anak kita telah bersaing dalam Ujian Nasional (UN), untuk lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mendapat peringkat II nasional, SMA peringkat III nasional dan lulusan SD dengan nilai rata-rata 7,6.
Di tahun sebelumnya, TA 2009-2010 hanya 6,3. Demikian juga dengan Olimpiade Sains Nasional (OSN), bahwa OSN SMP Sumut mendapat peringkat II nasional dan SMA, peringkat VI nasional. Kita berharap perhatian yang besar dari Bapak Gubsu terhadap dunia pendidikan, maka pendidikan Sumut akan semakin baik.
Lalu, bagaimana realisasi dana BOS di Sumut saat ini?
Realisasi dana BOS sampai saat ini sudah maksimal. Yang belum menyalurkan adalah Kepulauan Nias dan Asahan. Namun, laporan pihak pemkab setempat, tengah dalam proses secepatnya untuk semester III. Kita harapkan di semester IV, segera terealisasi di masing-masing kabupaten/kota pada awal November 2011.
Kaitan antara Dana BOS dengan mutu pendidikan?
Kaitannya, dana BOS sebagai upaya untuk mendukung proses belajar-mengajar karena dipergunakan untuk administrasi pendidikan seperti, pengadaan buku, perbaikan sarana dan prasarana yang diperlukan, sehingga proses belajar-mengajar tidak terlambat.
Tidak bisa dinafikan, persoalan pendidikan tidak terlepas dari persoalan anak putus sekolah. Seberapa besar anak putus sekolah di Sumut?
Diharapkan, anak putus sekolah di Sumut dapat ditekan seminimal mungkin. Karena pada prinsipnya pengertian anak putus sekolah adalah anak yang tamat SD tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dan begitu seterusnya. Persoalan putus sekolah ini, telah ada solusinya yaitu dapat melanjutkan ke sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan karena bagi siswa kurang mampu dialokasikan anggaran beasiswa. Namun, yang tidak mau melanjutkan disediakn kegiatan keterampilan oleh lembaga-lembaga pendidikan seperti, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau lembaga kursus.
Apa pendapat Anda melihat anak-anak yang putus sekolah tersebut?
Menurut saya, sebaiknya orang tua dan pemuka masyarakat memberi motivasi supaya tidak terjadi yang namanya putus sekolah di lingkungan masyarakat. Bagi yang telah terlanjur putus sekolah agar memanfaatkan PKBM atau lembaga kursus untuk belajar atau latihan keterampilan demi masa depannya.
Selain program itu, apakah ada program lainnya?
Program untuk menampung anak putus sekolah antara lain, jika yatim piatu ada panti-panti social milik pemerintah atau pun swasta. Artinya, di panti-panti social ini juga nantinya anak-anak akan diberi pendidikan yang relatif sama dengan pendidikan formal lainnya.(*)