26.7 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

Proses Amputasi Riska Penderita Tumor Tulang Berjalan Mulus

2 Jam 15 Menit yang Menegangkan

Tujuh bulan lamanya Riska Aprilia (14), menahankan sakit akibat tumor yang dialaminya. Kini remaja warga Jalan Bukit Mas, Lingkungan VI Bahagia, Keluarahan Perdamaian, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat ini bisa bernafas lega. Pasalnya, operasi amputasi yang dijalaninya berlangsung sukses. Seperti apa?

Putri pertama dari tiga bersaudara, pasangan Supriyanto(41) dan Sutiyem(39) ini telah menjalanin
operasi amputasi kaki kirinya di RS Haji Medan, Kamis sore (13/10). Sekitar 2 jam 15 menit keluarganya menanti proses operasi amputasi yang dijalani Riska. Semua keluarga terlihat tegang, menunggu kabar dari dokter.

“Dari jam 4 sore dia sudah mulai masuk ruang operasi, sekitar dua jam lebih, akhirnya pihak dokter datang dan mengabarkan jika operasi telah berjalan sesuai yang diharapkan,” ujar Supriyanto.

Keberhasilan operasi yang dijalani buah hatinya ini disambut rasa syukur dan bahagia dari keluarga. Menurutnya, tidak ada kenyataan yang lebih baik, daripada kabar keberhasilan operasi sang buah hati.

“Mungkin inilah yang terbaik buat Riska, walaupun harus kehilangan kakinya, tapi kini Riska tidak harus menahankan rasa sakit di bagaian kakinya lagi,” ucap Supriyanto.
Sementara itu Riska yang ditemui di ruang Hijir Ismail tempat dirinya dirawat pasca operasi, tak sanggup berucap banyak. Kini Riska terlihat lebih tenang setelah menahankan rasa sakit di kaki kirinya sejak tujuh bulan silam.

“Memang ada sakit setelah di operasi, tapi nggak lama Bang,” ujar Riska dengan suara parau. Meskipun harus merelakan kehilangan kaki kirinya dan impiannya menjadi kowad (korps wanita angkatan darat) telah pupus, kini siswi kelas IX, SMPN 2 Stabat ini ingin terus menatap masa depannya.

Bahkan, Riska telah memiliki rencana melanjutkan sekolah yang telah enam bulan lebih terhenti akibat penyakit tumor di kaki yang dialaminya. Tidak hanya itu,  kesempatan juga datang dari pihak sekolah, yang mana dari pengakuan Supriyanto, kepala sekolah tempat Riska bersekolah telah menjanjikan untuk memberikan kesempatan kepada Riska untuk mengulangi ujian semester yang tak sempat dijalaninya. “Sehabis dari rumah sakit ini aku masih punya rencana untuk terus bersekolah,” sebut Riska dengan penuh harapan.

Direktur RS Haji Medan dr HMP Siregar, saat ditemui di rumah sakit mengatakan, operasi yang dijalani Riska memakan waktu berkisar satu jam setengah. Melalui operasi amputasi tumor tulang stadium lanjut yang dialami pasien Riska.

“Untuk penanganan operasi itu ditangani langsung oleh dr Otman Siregar SpOT(K). Dan menghabiskan sekitar 11 kantung darah dari proses perawatan hingga proses operasi yang dijalaninya,” sebutnya.

Pasca penanganan amputasi itu, lanjutnya, pihak rumah sakit akan terus memantau kesehatannya. Disinggung berapa lama waktu pemulihan, dirinya mengatakan akan memakan waktu berkisar seminggu. “Kami sejauh ini tidak terkendala dalam proses operasi, karena sesuai misi rumah sakit Haji yakni menolong orang yang miskin. Diperkirakan masa penyembuhan paling lama semingu dan Riska bisa pulang,” ungkapnya.(*)

2 Jam 15 Menit yang Menegangkan

Tujuh bulan lamanya Riska Aprilia (14), menahankan sakit akibat tumor yang dialaminya. Kini remaja warga Jalan Bukit Mas, Lingkungan VI Bahagia, Keluarahan Perdamaian, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat ini bisa bernafas lega. Pasalnya, operasi amputasi yang dijalaninya berlangsung sukses. Seperti apa?

Putri pertama dari tiga bersaudara, pasangan Supriyanto(41) dan Sutiyem(39) ini telah menjalanin
operasi amputasi kaki kirinya di RS Haji Medan, Kamis sore (13/10). Sekitar 2 jam 15 menit keluarganya menanti proses operasi amputasi yang dijalani Riska. Semua keluarga terlihat tegang, menunggu kabar dari dokter.

“Dari jam 4 sore dia sudah mulai masuk ruang operasi, sekitar dua jam lebih, akhirnya pihak dokter datang dan mengabarkan jika operasi telah berjalan sesuai yang diharapkan,” ujar Supriyanto.

Keberhasilan operasi yang dijalani buah hatinya ini disambut rasa syukur dan bahagia dari keluarga. Menurutnya, tidak ada kenyataan yang lebih baik, daripada kabar keberhasilan operasi sang buah hati.

“Mungkin inilah yang terbaik buat Riska, walaupun harus kehilangan kakinya, tapi kini Riska tidak harus menahankan rasa sakit di bagaian kakinya lagi,” ucap Supriyanto.
Sementara itu Riska yang ditemui di ruang Hijir Ismail tempat dirinya dirawat pasca operasi, tak sanggup berucap banyak. Kini Riska terlihat lebih tenang setelah menahankan rasa sakit di kaki kirinya sejak tujuh bulan silam.

“Memang ada sakit setelah di operasi, tapi nggak lama Bang,” ujar Riska dengan suara parau. Meskipun harus merelakan kehilangan kaki kirinya dan impiannya menjadi kowad (korps wanita angkatan darat) telah pupus, kini siswi kelas IX, SMPN 2 Stabat ini ingin terus menatap masa depannya.

Bahkan, Riska telah memiliki rencana melanjutkan sekolah yang telah enam bulan lebih terhenti akibat penyakit tumor di kaki yang dialaminya. Tidak hanya itu,  kesempatan juga datang dari pihak sekolah, yang mana dari pengakuan Supriyanto, kepala sekolah tempat Riska bersekolah telah menjanjikan untuk memberikan kesempatan kepada Riska untuk mengulangi ujian semester yang tak sempat dijalaninya. “Sehabis dari rumah sakit ini aku masih punya rencana untuk terus bersekolah,” sebut Riska dengan penuh harapan.

Direktur RS Haji Medan dr HMP Siregar, saat ditemui di rumah sakit mengatakan, operasi yang dijalani Riska memakan waktu berkisar satu jam setengah. Melalui operasi amputasi tumor tulang stadium lanjut yang dialami pasien Riska.

“Untuk penanganan operasi itu ditangani langsung oleh dr Otman Siregar SpOT(K). Dan menghabiskan sekitar 11 kantung darah dari proses perawatan hingga proses operasi yang dijalaninya,” sebutnya.

Pasca penanganan amputasi itu, lanjutnya, pihak rumah sakit akan terus memantau kesehatannya. Disinggung berapa lama waktu pemulihan, dirinya mengatakan akan memakan waktu berkisar seminggu. “Kami sejauh ini tidak terkendala dalam proses operasi, karena sesuai misi rumah sakit Haji yakni menolong orang yang miskin. Diperkirakan masa penyembuhan paling lama semingu dan Riska bisa pulang,” ungkapnya.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/