25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Organda Ajak 10 Ribu Angkutan Mogok

Terkait Taksi Plat Hitam dan Pool Liar

MEDAN-Organisasi Angkutan Darat tampaknya jengah dengan keberadaan taksi plat hitam dan pool bus liar di Kota Medan. Itulah sebab, Organda berencana untuk melakukan aksi mogok massal selama sepekan dengan mengajak 10.000 angkutan umum ikut serta.

ANGKOT: Barisan angkot  salah satu sisi jalan Kota Medan.//triadi wibowo/sumut pos
ANGKOT: Barisan angkot di salah satu sisi jalan Kota Medan.//triadi wibowo/sumut pos
Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Organda Kota Medan sudah merangkumkan hasil rapat dari seluruh pengurus Organda, untuk melakukan aksi stop beroperasi selama sepekan. Jumlah angkutan kota dan angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) seluruhnya 10.000 yang bakal stop beroperasi. Rencananya sebelum melakukan aksi, Organda bersama pengurus lainnya akan melakukan sosialisasi ke masyarakat kota Medan pada hari ini, senin (15/10) siang. “Kita (Pengurus Organda) sudah sepakat akan melakukan aksi stop operasi, yang rencananya selama satu minggu penuh. Tetapi sebelumnya, kita akan melakukan sosialisasi dahulu kepada masyarakat Kota Medan pada besok (hari ini) pukul 10.30 WIB,”kata Ketua Organda Kota Medan, MG Munthe saat dihubungi, Minggu (14/10) siang.

Dikatakannya, seluruh angkutan dari jenis Angkutan Kota Antar Propinsi (AKAP), Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan angkutan kota tidak akan beroperasi seperti biasanya di ruas jalan Kota Medan. “Jadi kita juga akan memohon maaf kepada masyarakat, karena tidak bisa memberikan jasa angkutan selama kami melakukan aksi,” ucapnya.

Dijelaskannya, penertiban terminal liar yang dilakukan sejak, Rabu (12/9) kemarin lalu dan akan berakhir pada 28 Oktober mendatang belum ada memberikan efek jera kepada pengusaha pool-pool dan agen liar. “Keberadaan pangkalan liar itu sudah menyebabkan sopir angkutan umum yang tergabung dalam Organda resah dan menjerit. Penghasilan mereka drastis jauh berkurang akibat keberadaan pangkalan liar ini. Bayangkan saja, dalam sebulan kami bisa mengalami kerugian miliaran rupiah, akibat keberadaan pangkalan angkutan liar,” ucap MG.

Bahkan, lanjut MG, tidak hanya penumpang AKAP dan AKDP saja, angkutan dalam kota juga diserobot oleh angkutan-angkutan plat hitam milik pangkalan liar tersebut.

Dijelaskan MG, kondisi ini sudah berlarut-larut tanpa ada tindakan tegas. Karenanya, seluruh pengemudi angkutan umum resmi yang berada di bawah naungan Organda sudah tak dapat menahan kesabarannya lagi. “Jika dalam waktu sebulan ini tidak dilakukan penertiban, maka seluruh pengemudi AKAP, AKDP dan angkutan kota sepakat menghentikan operasi selama 7 hari. Sebab, ini sudah menyangkut masalah perut,” tegasnya lagi.

Ketika disinggung dengan kerugian dan kebutuhan masyarakat atas angkutan yang akan stop operasi, MG bersama pengurus lainnya tidak akan mempermasalahkan. “Ini bukan menyangkut masalah kerugian selama kita stop operasi, tetapi ini salah bentuk perjuangan. Selama ini angkutan resmi sudah merasa dirugikan dengan adanya pembiaran dengan keberadaan terminal liar dan angkutan plat hitam yang tetap beroperasi tanpa adanya tindakan dari petugas,” ujarnya.

Dishub Siapkan Mata-mata

Sementara itu, Kabid Lalin Dishub Kota Medan, Toga Aruan yang dikonfirmasi mengaku pihaknya terus melakukan penertiban terminal liar di titik-titik lokasi tempat mangkalnya pengusaha terminal liar.

Ditambahkannya, pihaknya ke depan akan mengubah pola dengan konsep baru melakukan penertiban. Adapun sistem yang akan digunakannya adalah menurunkan mata-mata ke pool angkutan liar.”Dengan bantuan mata-mata yang kita turunkan ke lokasi sebelum dilakukan penertiban, dipastikan akan berhasil menindak pengusaha angkutan liar itu. Dimana dengan bukti yang kuat, tim akan langsung melakukan penggerebekan,” ucapnya.

Dikatakannya, bukti untuk usaha angkutan terminal liar adalah tiket yang dikeluarkan oleh pengusaha. “Sampai saat ini kita belum bisa mendapatkan bukti, sebagai cara untuk memberikan penindakan. Kalau kita lihat, ada mobil plat hitam yang terparkir belum bisa dikatakan angkutan plat hitam,” bebernya.(gus)

Terkait Taksi Plat Hitam dan Pool Liar

MEDAN-Organisasi Angkutan Darat tampaknya jengah dengan keberadaan taksi plat hitam dan pool bus liar di Kota Medan. Itulah sebab, Organda berencana untuk melakukan aksi mogok massal selama sepekan dengan mengajak 10.000 angkutan umum ikut serta.

ANGKOT: Barisan angkot  salah satu sisi jalan Kota Medan.//triadi wibowo/sumut pos
ANGKOT: Barisan angkot di salah satu sisi jalan Kota Medan.//triadi wibowo/sumut pos
Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Organda Kota Medan sudah merangkumkan hasil rapat dari seluruh pengurus Organda, untuk melakukan aksi stop beroperasi selama sepekan. Jumlah angkutan kota dan angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) seluruhnya 10.000 yang bakal stop beroperasi. Rencananya sebelum melakukan aksi, Organda bersama pengurus lainnya akan melakukan sosialisasi ke masyarakat kota Medan pada hari ini, senin (15/10) siang. “Kita (Pengurus Organda) sudah sepakat akan melakukan aksi stop operasi, yang rencananya selama satu minggu penuh. Tetapi sebelumnya, kita akan melakukan sosialisasi dahulu kepada masyarakat Kota Medan pada besok (hari ini) pukul 10.30 WIB,”kata Ketua Organda Kota Medan, MG Munthe saat dihubungi, Minggu (14/10) siang.

Dikatakannya, seluruh angkutan dari jenis Angkutan Kota Antar Propinsi (AKAP), Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan angkutan kota tidak akan beroperasi seperti biasanya di ruas jalan Kota Medan. “Jadi kita juga akan memohon maaf kepada masyarakat, karena tidak bisa memberikan jasa angkutan selama kami melakukan aksi,” ucapnya.

Dijelaskannya, penertiban terminal liar yang dilakukan sejak, Rabu (12/9) kemarin lalu dan akan berakhir pada 28 Oktober mendatang belum ada memberikan efek jera kepada pengusaha pool-pool dan agen liar. “Keberadaan pangkalan liar itu sudah menyebabkan sopir angkutan umum yang tergabung dalam Organda resah dan menjerit. Penghasilan mereka drastis jauh berkurang akibat keberadaan pangkalan liar ini. Bayangkan saja, dalam sebulan kami bisa mengalami kerugian miliaran rupiah, akibat keberadaan pangkalan angkutan liar,” ucap MG.

Bahkan, lanjut MG, tidak hanya penumpang AKAP dan AKDP saja, angkutan dalam kota juga diserobot oleh angkutan-angkutan plat hitam milik pangkalan liar tersebut.

Dijelaskan MG, kondisi ini sudah berlarut-larut tanpa ada tindakan tegas. Karenanya, seluruh pengemudi angkutan umum resmi yang berada di bawah naungan Organda sudah tak dapat menahan kesabarannya lagi. “Jika dalam waktu sebulan ini tidak dilakukan penertiban, maka seluruh pengemudi AKAP, AKDP dan angkutan kota sepakat menghentikan operasi selama 7 hari. Sebab, ini sudah menyangkut masalah perut,” tegasnya lagi.

Ketika disinggung dengan kerugian dan kebutuhan masyarakat atas angkutan yang akan stop operasi, MG bersama pengurus lainnya tidak akan mempermasalahkan. “Ini bukan menyangkut masalah kerugian selama kita stop operasi, tetapi ini salah bentuk perjuangan. Selama ini angkutan resmi sudah merasa dirugikan dengan adanya pembiaran dengan keberadaan terminal liar dan angkutan plat hitam yang tetap beroperasi tanpa adanya tindakan dari petugas,” ujarnya.

Dishub Siapkan Mata-mata

Sementara itu, Kabid Lalin Dishub Kota Medan, Toga Aruan yang dikonfirmasi mengaku pihaknya terus melakukan penertiban terminal liar di titik-titik lokasi tempat mangkalnya pengusaha terminal liar.

Ditambahkannya, pihaknya ke depan akan mengubah pola dengan konsep baru melakukan penertiban. Adapun sistem yang akan digunakannya adalah menurunkan mata-mata ke pool angkutan liar.”Dengan bantuan mata-mata yang kita turunkan ke lokasi sebelum dilakukan penertiban, dipastikan akan berhasil menindak pengusaha angkutan liar itu. Dimana dengan bukti yang kuat, tim akan langsung melakukan penggerebekan,” ucapnya.

Dikatakannya, bukti untuk usaha angkutan terminal liar adalah tiket yang dikeluarkan oleh pengusaha. “Sampai saat ini kita belum bisa mendapatkan bukti, sebagai cara untuk memberikan penindakan. Kalau kita lihat, ada mobil plat hitam yang terparkir belum bisa dikatakan angkutan plat hitam,” bebernya.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/