30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

150 Orang Ikut Pelatihan Daur Ulang Sampah

MEDAN- Produksi sampah di Indonesia belum mengalami proses daur ulang menjadi barang bernilai ekonomi. Padahal, sampah bisa dimanfaatkan menjadi barang bernilai ekonomis dan menjadi mata pencarian masyarakat jika dikelola dengan baik. Hal itu dikatakan Ketua Pemuda Cinta Alam (PCA), Chairul Amri.

Dia menyebutkan, produksi sampah yang terbesar saat ini berasal dari kalangan rumah tangga. Makanya, lanjut Chairul, jumlah sampah yang didaur ulang sangat sedikit. Hal itu disebabkan pengaruh pola hidup masyarakat yang kurang memerhatikan kebesihan lingkungan.

“Kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan menjadi kendala percepatan proses daur ulang,” jelasnya usai menggelar pelatihan daur ulang sampah yang berlangsung 3-5 Nopember 2011 lalu di Vila Siti Hajar, Sibolangit.
Bahkan, sebut Chairul, selama ini masyarakat belum terbiasa memisahkan sampah rumah tangga yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi jika diolah dengan baik. Masyarakat cenderung menyatukan sampah basah dan kering saat membuangnya.

Untuk itu, katanya, dalam pelatihan daur ulang sampah yang diikuti 150  orang peserta dari kalangan pemuda ini, bertujuan untuk mendidik generasi muda untuk berpartisipasi menciptakan lingkungan sehat dan bersih serta  mampu mengelola sampah menjadi barang bernilai.

Dengan begitu, lanjutnya, generasi muda akan lebih terbiasa mandiri dan  memiliki kemahiran mengelola sampah organik yang bisa diolah menjadi kompos dan non organik dijadikan aneka kerajinan. “Kita berharap agar kiranya kegiatan ini mampu melahirkan generasi yang  menjadi barisan terdepan  yang peduli terhadap alam dan lingkungan serta mampu merangsang seluruh lapisan masyarakat dalam melestarikan dan menjaga lingkungan,”  ujarnya.
Kegiatan daur ulang sampah tersebut juga disemarakkan dengan pelaksanaan outbond 7-9 Nopember 2011 di lokasi yang sama untuk  memotivasi dan memupuk rasa persaudaraan yang kuat, sehingga melahirkan generasi muda yang memiliki SDM berkualitas. (ila)

MEDAN- Produksi sampah di Indonesia belum mengalami proses daur ulang menjadi barang bernilai ekonomi. Padahal, sampah bisa dimanfaatkan menjadi barang bernilai ekonomis dan menjadi mata pencarian masyarakat jika dikelola dengan baik. Hal itu dikatakan Ketua Pemuda Cinta Alam (PCA), Chairul Amri.

Dia menyebutkan, produksi sampah yang terbesar saat ini berasal dari kalangan rumah tangga. Makanya, lanjut Chairul, jumlah sampah yang didaur ulang sangat sedikit. Hal itu disebabkan pengaruh pola hidup masyarakat yang kurang memerhatikan kebesihan lingkungan.

“Kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan menjadi kendala percepatan proses daur ulang,” jelasnya usai menggelar pelatihan daur ulang sampah yang berlangsung 3-5 Nopember 2011 lalu di Vila Siti Hajar, Sibolangit.
Bahkan, sebut Chairul, selama ini masyarakat belum terbiasa memisahkan sampah rumah tangga yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi jika diolah dengan baik. Masyarakat cenderung menyatukan sampah basah dan kering saat membuangnya.

Untuk itu, katanya, dalam pelatihan daur ulang sampah yang diikuti 150  orang peserta dari kalangan pemuda ini, bertujuan untuk mendidik generasi muda untuk berpartisipasi menciptakan lingkungan sehat dan bersih serta  mampu mengelola sampah menjadi barang bernilai.

Dengan begitu, lanjutnya, generasi muda akan lebih terbiasa mandiri dan  memiliki kemahiran mengelola sampah organik yang bisa diolah menjadi kompos dan non organik dijadikan aneka kerajinan. “Kita berharap agar kiranya kegiatan ini mampu melahirkan generasi yang  menjadi barisan terdepan  yang peduli terhadap alam dan lingkungan serta mampu merangsang seluruh lapisan masyarakat dalam melestarikan dan menjaga lingkungan,”  ujarnya.
Kegiatan daur ulang sampah tersebut juga disemarakkan dengan pelaksanaan outbond 7-9 Nopember 2011 di lokasi yang sama untuk  memotivasi dan memupuk rasa persaudaraan yang kuat, sehingga melahirkan generasi muda yang memiliki SDM berkualitas. (ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/