26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

MKD Kalah Galak di Depan Luhut

Saat ditanya lagi lebih dekat mana Luhut dengan Setnov atau dengan Riza Chalid, Luhut kembali mempertegas jawabannya.

“Saya pikir Riza belum terlalu lama, karena Riza dekat saja dengan KMP. Saya sudah kenal sebelumnya, tapi tak seintens seperti sekarang ini,” jelasnya menjawab pertanyaan anggota MKD Darizal Basir dari Fraksi Demokrat

Ketika ditanya lebih jauh, Luhut mengaku tidak tahu pertemuan tersebut. Ia juga tidak paham tentang pembicaraan saham yang katanya 11 persen untuk Presiden Jokowi dan 9 persen untuk Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Jawaban Luhut lainnya juga sempat layaknya ‘menampar’ wajah anggota MKD Adjie Bakrie.

Itu terjadi ketika Bakrie, melontarkan sejumlah pertanyaan yang menurut Luhut, tidak layak dipertanyakan dalam persidangan MKD.

Pertama, soal kehadiran tiga anggota dan pimpinan MKD dari Fraksi Golkar saat Luhut melakukan konferensi pers di kantornya soal ‘Skandal Papa Minta Saham’. Ketiganya adalah Kahar Muzakir, Ridwan Bae, dan Adie Kadir.

“Saya undang anggota MKD untuk hadir. Saya hanya ingin klarifkasi soal posisi saya. Jangan berburuk sangka,” kata Luhut, dengan nada ketus menjawab pertayaan politikus PAN tersebut.

Tak berhenti di situ, Bakrie langsung menanyakan lagi soal adanya informasi bahwa Luhut bertemu pengacara Setnov, Lucas, tengah malam beberapa waktu lalu. Pertanyaan inilah yang membuat nada Luhut semakin meninggi.

“Saya sudah tidur jam 9.30 (21.30 WIB). Ditelepon presiden jam 10 (22.00 WIB) saja saya sudah tidur. Saya kecewa, pertanyaan sekelas ini masuk ke ruangan ini. Saya belum gila melakukan pertemuan dengan Lucas tengah malam,” ketusnya.

Luhut juga mengaku belum bisa mengambil sikap terhadap Setnov, yang diduga mencatut namanya sampai 66 kali. Sikapnya menunggu putusan MKD yang kini tengah mengusut dugaan pelanggaran kode etik Setnov. Hal ini disampaikan Luhut menjawab pertanyaan anggota MKD Akbar Faizal.

“Apakah wajar dan etik Saudara Setya Novanto dan Riza Chalid menjual nama Saudara sebagai pejabat negara?” kata Akbar.

“Saya lihat, pelajari dengan cermat apakah itu benar. Saya tidak bisa berkomentar sekarang,” jawab Luhut.

“Saya juga masih menunggu hasil yang diambil MKD. Saya belum ingin mengadili orang,” ujar Luhut.

Saat ditanya lagi lebih dekat mana Luhut dengan Setnov atau dengan Riza Chalid, Luhut kembali mempertegas jawabannya.

“Saya pikir Riza belum terlalu lama, karena Riza dekat saja dengan KMP. Saya sudah kenal sebelumnya, tapi tak seintens seperti sekarang ini,” jelasnya menjawab pertanyaan anggota MKD Darizal Basir dari Fraksi Demokrat

Ketika ditanya lebih jauh, Luhut mengaku tidak tahu pertemuan tersebut. Ia juga tidak paham tentang pembicaraan saham yang katanya 11 persen untuk Presiden Jokowi dan 9 persen untuk Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Jawaban Luhut lainnya juga sempat layaknya ‘menampar’ wajah anggota MKD Adjie Bakrie.

Itu terjadi ketika Bakrie, melontarkan sejumlah pertanyaan yang menurut Luhut, tidak layak dipertanyakan dalam persidangan MKD.

Pertama, soal kehadiran tiga anggota dan pimpinan MKD dari Fraksi Golkar saat Luhut melakukan konferensi pers di kantornya soal ‘Skandal Papa Minta Saham’. Ketiganya adalah Kahar Muzakir, Ridwan Bae, dan Adie Kadir.

“Saya undang anggota MKD untuk hadir. Saya hanya ingin klarifkasi soal posisi saya. Jangan berburuk sangka,” kata Luhut, dengan nada ketus menjawab pertayaan politikus PAN tersebut.

Tak berhenti di situ, Bakrie langsung menanyakan lagi soal adanya informasi bahwa Luhut bertemu pengacara Setnov, Lucas, tengah malam beberapa waktu lalu. Pertanyaan inilah yang membuat nada Luhut semakin meninggi.

“Saya sudah tidur jam 9.30 (21.30 WIB). Ditelepon presiden jam 10 (22.00 WIB) saja saya sudah tidur. Saya kecewa, pertanyaan sekelas ini masuk ke ruangan ini. Saya belum gila melakukan pertemuan dengan Lucas tengah malam,” ketusnya.

Luhut juga mengaku belum bisa mengambil sikap terhadap Setnov, yang diduga mencatut namanya sampai 66 kali. Sikapnya menunggu putusan MKD yang kini tengah mengusut dugaan pelanggaran kode etik Setnov. Hal ini disampaikan Luhut menjawab pertanyaan anggota MKD Akbar Faizal.

“Apakah wajar dan etik Saudara Setya Novanto dan Riza Chalid menjual nama Saudara sebagai pejabat negara?” kata Akbar.

“Saya lihat, pelajari dengan cermat apakah itu benar. Saya tidak bisa berkomentar sekarang,” jawab Luhut.

“Saya juga masih menunggu hasil yang diambil MKD. Saya belum ingin mengadili orang,” ujar Luhut.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/