25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Serapan Anggaran 2021 Medan Termasuk Rendah, Ini Alasannya..

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan termasuk menjadi satu daerah di Sumatera Utara (Sumut) yang memiliki serapan anggaran belanja rendah jelang akhir 2021 ini.

ilustrasi anggaran

Selain Kota Medan, terdapat Pemkab Karo yang juga mengalami kondisi serupa. Hal ini terungkap dalam kegiatan Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Tahun Anggaran 2022 di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman No 41 Medan, Senin (13/12) lalu.

Melalui layar lebar, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, menampilkan 5 kabupaten dan kota dengan serapan anggaran belanja terendah. Rinciannya terdiri dari, Kabupaten Karo 41,53 persen, Toba 41,56 persen, Padanglawas 41,83 persen, Kota Medan 42,40 persen, dan Sibolga 42,45 persen. Adapun 5 daerah lain dengan serapan anggaran tertinggi di Sumut pada 2021 ini, yakni Kabupaten Batubara 70,75 persen, Asahan 67,69 persen, Tapanuli Tengah 67,31 persen, Samosir 67,09 persen, dan Tapanuli Selatan 66,42 persen.

Menurut Edy, dia berupaya keras agar serapan APBD Sumut Tahun Anggaran (TA) 2021 ini dalam posisi tinggi.

“Kalau di Desember ini sudah 76 persen (serapan anggaran belanja),” ungkap Edy, seraya mengapresiasi kabupaten kota dengan serapan anggaran cukup maksimal tersebut.

Pada kesempatan itu, Edy turut menyampaikan, Sumut akan fokus membangun sektor pertanian pada 2022 mendatang. Hemat dia, sektor pertanian menjadi sasaran utama, mengingat berhubungan dangan pangan. Terlebih dengan validnya kondisi ekonomi saat ini, baik tingkat global bahkan juga provinsi, sehingga pangan harus diperkuat.

“Covid-19 ini menguras semua rencana-rencana kita. Tapi kita alihkan ini semua ke pangan nanti,” jelasnya.

Meskipun fokusnya mengatasi persoalan pangan, pembangunan infrastruktur tetap akan dilakukan dengan mengacu RPJMD Sumut.

“Sudah pasti sebelum Covid-19 ada proyek yang ditunda. Untuk itu, akan ditindaklanjuti yang berikutnya,” tutur Edy.

Edy juga berjanji, akan mengejar target-target pembangunan Sumut yang direncanakan sebelumnya. Namun terkendala pandemi Covid-19, sehingga alokasi anggaran harus di-refocusing.

“Kita kejar target-target Sumut ini, dari yang pertama adalah masalah pendidikan, kesehatan, pertanian, dan infrastruktur,” pungkasnya. (prn/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan termasuk menjadi satu daerah di Sumatera Utara (Sumut) yang memiliki serapan anggaran belanja rendah jelang akhir 2021 ini.

ilustrasi anggaran

Selain Kota Medan, terdapat Pemkab Karo yang juga mengalami kondisi serupa. Hal ini terungkap dalam kegiatan Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Tahun Anggaran 2022 di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman No 41 Medan, Senin (13/12) lalu.

Melalui layar lebar, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, menampilkan 5 kabupaten dan kota dengan serapan anggaran belanja terendah. Rinciannya terdiri dari, Kabupaten Karo 41,53 persen, Toba 41,56 persen, Padanglawas 41,83 persen, Kota Medan 42,40 persen, dan Sibolga 42,45 persen. Adapun 5 daerah lain dengan serapan anggaran tertinggi di Sumut pada 2021 ini, yakni Kabupaten Batubara 70,75 persen, Asahan 67,69 persen, Tapanuli Tengah 67,31 persen, Samosir 67,09 persen, dan Tapanuli Selatan 66,42 persen.

Menurut Edy, dia berupaya keras agar serapan APBD Sumut Tahun Anggaran (TA) 2021 ini dalam posisi tinggi.

“Kalau di Desember ini sudah 76 persen (serapan anggaran belanja),” ungkap Edy, seraya mengapresiasi kabupaten kota dengan serapan anggaran cukup maksimal tersebut.

Pada kesempatan itu, Edy turut menyampaikan, Sumut akan fokus membangun sektor pertanian pada 2022 mendatang. Hemat dia, sektor pertanian menjadi sasaran utama, mengingat berhubungan dangan pangan. Terlebih dengan validnya kondisi ekonomi saat ini, baik tingkat global bahkan juga provinsi, sehingga pangan harus diperkuat.

“Covid-19 ini menguras semua rencana-rencana kita. Tapi kita alihkan ini semua ke pangan nanti,” jelasnya.

Meskipun fokusnya mengatasi persoalan pangan, pembangunan infrastruktur tetap akan dilakukan dengan mengacu RPJMD Sumut.

“Sudah pasti sebelum Covid-19 ada proyek yang ditunda. Untuk itu, akan ditindaklanjuti yang berikutnya,” tutur Edy.

Edy juga berjanji, akan mengejar target-target pembangunan Sumut yang direncanakan sebelumnya. Namun terkendala pandemi Covid-19, sehingga alokasi anggaran harus di-refocusing.

“Kita kejar target-target Sumut ini, dari yang pertama adalah masalah pendidikan, kesehatan, pertanian, dan infrastruktur,” pungkasnya. (prn/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/