31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Tuntut Penghapusan Jengger, Ratusan Driver Gojek Berunjukrasa

DEMO: Ratusan mitra Gojek saat demo di kantor PT Gojek Indonesia, di Kompleks CBD Polonia Medan, Rabu (15/1).
Bagus/sumut pos
DEMO: Ratusan mitra Gojek saat demo di kantor PT Gojek Indonesia, di Kompleks CBD Polonia Medan, Rabu (15/1).
Bagus/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan mitra Gojek mendatangi kantor PT Gojek Indonesia di Kompleks CBD Polonia Medan, Rabu (15/1) siang. Mereka menuntut perbaikan sistem pembagian alokasi orderan (Jengger) yang dinilai tidak adil dan bakal merugikan para pengemudi sebagai mitra Gojek.

Selain menggelar aksi, dari pantau Sumut Pos, para pengemudi Gojek roda dua itu, membakar atribut transportasi online itu, seperti jeket dan helm.

Koordinator Aksi, Alex Lawolo menjelaskan, sistem itu mereka sebut ‘Jengger’ membuat sesama mitra menjadi kanibal. “Kami para driver yang ada di Kota Medan merasa perlu menyuarakan ini agar dunia tahu bahwa kami sangat tertindas dengan apa yang mereka lakukan,” tegas Alex di atas mobil komando.

Alex menjelaskan bahwa dalam aksi kali ini pihaknya mengajukan sejumlah tuntutan kepada PT Gojek Indonesia terkait dengan keresahan para driver. Salah satu hal yang menjadi sorotan dari driver ada sistem pembagian order yang dinilai tidak adil dan memakai sistem orderan prioritas. “Ada driver yang menjadi prioritas dan ada driver yang sudah satu harian keluar tidak mendapatkan orderan sama sekali. Kami rasa ini adalah bentuk ketidakadilan,” jelasnya.

Mereka juga meminta kepada PT Gojek Indonesia untuk tidak sembarangan melakukan pemutusan terhadap mitra driver tanpa alasan yang jelas. “Karena kami menemukan ada ratusan bahkan ribuan rekan kami yang diputus sebagai mitra tanpa ada alasan yang jelas serta tanpa dialog terhadap mitra driver,” ungkap Alex.

Selain itu, pada driver juga meminta kepada PT Gojek Indonesia untuk menghentikan penerimaan driver yang saat ini jumlahnya sudah cukup banyak. “Kami juga meminta menutup penerimaan mitra driver karena semakin banyak driver maka persaingan semakin ketat dan kami tidak bisa mendapatkan rejeki secara maksimal,” pinta Alex.

Aksi unjuk rasa para mitra Gojek ini, diterima langsung oleh Head of Regional Corporate Affairs Gojek Wilayah Sumbagut, Dian Lumban Toruan. “Kalau untuk penghapusan sistem tidak bisa. Karena kita juga sudah melihat adanya perkembangan yang positif, di mana driver yang rajin menyarakan bahwa order yang dia dapatkan semakin baik,” kata Dian.

Dian mengungkapkan bahwa sistem alokasi order yang dituntut dihentikan oleh para driver adalah hasil pembaharuan dari sistem yang sebelumnya yang memperhatikan bagaimana agar mitra Gojek dapat maju bersama PT Gojek Indonesia. “Itu sebabnya, mitra yang tidak pilih pilih order akan digunakan untuk mendapatkan orderan. Sehingga, dengan mendapatkan banyak orderan maka mitra kami akan semakin maju,” jelasnya.

Terkait dengan pemutusan mitra, menurut Dian bahwa pada mitra driver bergabung dengan PT Gojek, sudah memberikan tata tertib selama menjadi mitra. “Di dalam tata tertib tersebut, terdapat sejumlah aturan yang mana terdapat konsekuensi apabila mitra Gojek melanggar. Jadi, pemutusan mitra ini dilakukan tentunya karena adanya pelanggaran berat sehingga itu tidak bisa lagi dimaafkan,” jelas Dian.

Dian menambahkan, sebagai perusahaan yang berbasis kepada teknologi, seluruh aktivitas mitra Gojek terekam. “Jadi pertimbangan kami pemutusan tersebut berdasarkan bukti yang ada dan mengutamakan prinsip keadilan,” pungkasnya.

Aksi unjuk rasa mendapat pengawal dari aparat petugas kepolisian dari Polrestabes Medan. Setelah melakukan orasi tuntutan sekitar 3 jam. Ratusan mitra Gojek membubarkan diri dengan tertib.(gus/ila)

DEMO: Ratusan mitra Gojek saat demo di kantor PT Gojek Indonesia, di Kompleks CBD Polonia Medan, Rabu (15/1).
Bagus/sumut pos
DEMO: Ratusan mitra Gojek saat demo di kantor PT Gojek Indonesia, di Kompleks CBD Polonia Medan, Rabu (15/1).
Bagus/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan mitra Gojek mendatangi kantor PT Gojek Indonesia di Kompleks CBD Polonia Medan, Rabu (15/1) siang. Mereka menuntut perbaikan sistem pembagian alokasi orderan (Jengger) yang dinilai tidak adil dan bakal merugikan para pengemudi sebagai mitra Gojek.

Selain menggelar aksi, dari pantau Sumut Pos, para pengemudi Gojek roda dua itu, membakar atribut transportasi online itu, seperti jeket dan helm.

Koordinator Aksi, Alex Lawolo menjelaskan, sistem itu mereka sebut ‘Jengger’ membuat sesama mitra menjadi kanibal. “Kami para driver yang ada di Kota Medan merasa perlu menyuarakan ini agar dunia tahu bahwa kami sangat tertindas dengan apa yang mereka lakukan,” tegas Alex di atas mobil komando.

Alex menjelaskan bahwa dalam aksi kali ini pihaknya mengajukan sejumlah tuntutan kepada PT Gojek Indonesia terkait dengan keresahan para driver. Salah satu hal yang menjadi sorotan dari driver ada sistem pembagian order yang dinilai tidak adil dan memakai sistem orderan prioritas. “Ada driver yang menjadi prioritas dan ada driver yang sudah satu harian keluar tidak mendapatkan orderan sama sekali. Kami rasa ini adalah bentuk ketidakadilan,” jelasnya.

Mereka juga meminta kepada PT Gojek Indonesia untuk tidak sembarangan melakukan pemutusan terhadap mitra driver tanpa alasan yang jelas. “Karena kami menemukan ada ratusan bahkan ribuan rekan kami yang diputus sebagai mitra tanpa ada alasan yang jelas serta tanpa dialog terhadap mitra driver,” ungkap Alex.

Selain itu, pada driver juga meminta kepada PT Gojek Indonesia untuk menghentikan penerimaan driver yang saat ini jumlahnya sudah cukup banyak. “Kami juga meminta menutup penerimaan mitra driver karena semakin banyak driver maka persaingan semakin ketat dan kami tidak bisa mendapatkan rejeki secara maksimal,” pinta Alex.

Aksi unjuk rasa para mitra Gojek ini, diterima langsung oleh Head of Regional Corporate Affairs Gojek Wilayah Sumbagut, Dian Lumban Toruan. “Kalau untuk penghapusan sistem tidak bisa. Karena kita juga sudah melihat adanya perkembangan yang positif, di mana driver yang rajin menyarakan bahwa order yang dia dapatkan semakin baik,” kata Dian.

Dian mengungkapkan bahwa sistem alokasi order yang dituntut dihentikan oleh para driver adalah hasil pembaharuan dari sistem yang sebelumnya yang memperhatikan bagaimana agar mitra Gojek dapat maju bersama PT Gojek Indonesia. “Itu sebabnya, mitra yang tidak pilih pilih order akan digunakan untuk mendapatkan orderan. Sehingga, dengan mendapatkan banyak orderan maka mitra kami akan semakin maju,” jelasnya.

Terkait dengan pemutusan mitra, menurut Dian bahwa pada mitra driver bergabung dengan PT Gojek, sudah memberikan tata tertib selama menjadi mitra. “Di dalam tata tertib tersebut, terdapat sejumlah aturan yang mana terdapat konsekuensi apabila mitra Gojek melanggar. Jadi, pemutusan mitra ini dilakukan tentunya karena adanya pelanggaran berat sehingga itu tidak bisa lagi dimaafkan,” jelas Dian.

Dian menambahkan, sebagai perusahaan yang berbasis kepada teknologi, seluruh aktivitas mitra Gojek terekam. “Jadi pertimbangan kami pemutusan tersebut berdasarkan bukti yang ada dan mengutamakan prinsip keadilan,” pungkasnya.

Aksi unjuk rasa mendapat pengawal dari aparat petugas kepolisian dari Polrestabes Medan. Setelah melakukan orasi tuntutan sekitar 3 jam. Ratusan mitra Gojek membubarkan diri dengan tertib.(gus/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/