MEDAN, SUMUTPOS.CO – Musyawarah Besar (Mubes) XI Aceh Sepakat resmi digelar secara Daring (Dalam Jaringan) dan Luring (Luar Jaringan) di Hotel Grand Kanaya, Jalan Darussalam, Medan, yang digelar selama dua hari 10-11 Maret.
Mubes XI dibuka langsung oleh Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi melalui Kepala Badan (Kaban) Kesbangpol Linmas Provinsi Sumut, Safruddin.
Dalam kesempatan itu, Safruddin berharap agar Mubes XI Aceh Sepakat terselenggara secara musyawarah mufakat dengan mengedepankan AD/ART yang ada dan dengan tetap mengedepankan prosedur kesehatan (Prokes) penanganan Covid-19.
“Selamat saya ucapkan atas terselenggaranya Mubes XI Aceh Sepakat. Ormas Aceh Sepakat ini sangat eksis sampai hari ini meskipun ada dinamika di dalamnya. Semoga hasil dari Mubes Aceh Sepakat ini membuka cakrawala untuk memberikan yang terbaik. Kami mewakili Pemerintah Sumut mengucapkan selamat Mubes,” ujar Safruddin saat membuka Mubes XI Aceh Sepakat, Rabu (10/3).
Dalam Mubes XI itu, terpilih secara aklamasi H Mukhtar selaku Ketua Umum (Ketum) DPP Aceh Sepakat periode 2021-2026 dengan anggota formatur Saifuddin AW, Azwir Agus, Abdul Wahi, Ridwan Muzaini.
Kemudian, untuk Ketua Umum (Ketum) Dewan Musapat (DM) periode 2021-2026 H Sabri Basyah dengan anggota formatur Prof H Nasruddin Noer, T Asbi Hasan Haji, Suriadin Noer Nikmat, H Arbie Abdul Gani.
Hadir juga dalam Mubes XI itu secara Luring para sesepuh, mantan Ketum Aceh Sepakat tahun 1968, Prof Yusuf Hanafiah dan mantan Ketum Aceh Sepakat H Joefly J Bahroeny.
Dalam kesempatan itu, H Joefly J Bahroeny, mengaku sangat bangga dan bahagia atas terlaksananya Mubes XI Aceh Sepakat.
“Atas nama senior, para mantan, saya adalah orang yang berbahagia atas Mubes XI Aceh Sepakat sesuai AD/ART yang sah. Terimakasih kepada Gubsu yang diwakili Kaban Kesbangpol. Tidak mungkin kita didukung pemerintah seandainya kita tidak benar. Ini hal yang luarbiasa,” ungkapnya usai dilaksanakan Mubes kemarin.
Menurutnya, pemilihan ketua terpilih secara aklamasi dilakukan agar mencegah terjadinya kekecewaan pihak-pihak yang kalah terpilih seandainya dilakukan voting.
“Saya ingin menyampaikan pesan, maksud dan tujuan Aceh Sepakat adalah bukan untuk dilayani, melainkan melayani. Kalaupun ada terjadi goresan selama ini, saya rasa itu hanyalah masalah kesalahpahaman,” tutur Joefly. “Kepada pak Mukhtar (Ketum DPP Aceh Sepakat) dan pak Sabri (Ketum DM Aceh Sepakat), pintu kita harus terbuka siapapun yang ingin menjadi anggota harus diterima.”
Ia menegaskan, terpilihnya Ketum DPP Aceh Sepakat dan Ketua DM Aceh Sepakat bukan karena kepentingan pribadi. “Terpilihnya pak Mukhtar dan pak Sabri adalah bukan untuk kepentingan pribadi, tapi terlebih dari atas permintaan kita bersama,” pungkasnya.
Berkomentar pasca terpilihnya secara aklamasi, H Mukhtar SH MM, Ketum DPP Aceh Sepakat periode 2021-2026, menyatakan langkah pertama yang akan dilakukannya adalah konsolidasi di internal.
“Selama ini ada polemik. Dualisme. Ke depan pertama adalah kita akan lakukan konsolidasi. Agar seluruh masyarakat Aceh bersatu di dalam wadah Aceh Sepakat,” ujar Mukhtar.
Ia menyebut dirinya pada dasarnya independen melihat dualisme yang terjadi selama ini. Menurut Mukhtar, selama ini ia tak bersinggungan dengan dua belah pihak yang berselisih paham dalam organisasi Aceh Sepakat.
“Saya sebenarnya baru masuk di organisasi ini, saya posisinya independen. Tidak memihak ke mana pun. Nah, ketika saya masuk, saya melihat dan mempelajari kenapa wadah Aceh Sepakat ini bisa jadi seperti hari ini. Sedangkan dulu orangtua kita membentuk Aceh Sepakat tujuannya untuk menyatukan masyarakat Aceh, dengan ukuwah islamiyah dan silaturrahim, terangnya.
“Ke depan harapannya dengan terpilihnya kami sebagai pengurus, Aceh Sepakat yang kita banggakan ini bisa bersatu,” seperti yang kita diharapkan, tambahnya.
Sebagai organisasi yang berkiblat pada kegiatan sosial juga tak ikut berpolitik, Mukhtar menyatakan organisasi Aceh Sepakat dijalankan secara sukarela. “Organisasi ini non-profit. Semuanya juga dijalankan dengan sukarela dengan itikat baik tanpa digaji. Artinya wadah ini milik bersama, milik warga Aceh di Sumatera Utara. Ini yang harus dipahami,” paparnya.
“Mari bersama-sama kita selaku warga Aceh di Sumut bersatu, saling membantu, mendukung demi terciptanya suasana yang aman, nyaman dan damai. Khususnya untuk masyarakat Aceh yang lebih baik,” paparnya. (rel/adz)