“Ya Allah, setiap hari aku menangis, teriak kesakitan dan terkadang aku menangis karna kepedihan hati ini. Aku duduk jika sudah lelah berdiri, aku rebahan jika sudah lelah duduk. Setiap saat seperti itu, tidak seperti mereka yang sehat. Ya Allah, untuk kesekian kalinya aku meminta maaf kepadaMu, maafkan aku yang mengeluh ya Allah…Hamba ikhlas dengan cobaan, ujian Engkau berikan. Tingkatkan kesabaranku dan kekuatanku untuk menjalaninya…. Aminnnn ya Rabbal Alamin…”
Puput Julianti Damanik, Medan
Begitulah ungkapan kepedihan Sheila Madan (16) di blognya, www.kismisitem. blogspot.com ditulis pada 26 September 2012 lalu. Siswi yang terdaftar sebagai murid di SMA Medan Putri di Jalan Timor Medan ini divonis menderita kanker tulang. Sekarang ia hanya mampu duduk, berdiri dan rebahan. Dengan menulis diblok atau note, ia mampu menghibur dirinya. Namun setelah note berjudul Maaf ya Allah tersebut ditulis, sampai saat ini anak pasangan Diana Siska (40) dan Ruspandi (43) sudah tidak mampu lagi untuk mengungkapkan isi hatinya di blog tersebut.
Itu karena keadaan Sheila yang sudah tak berdaya menulis di blog. Aktivitas sehari-harinya hanya dihabiskan untuk menangis, menjerit, duduk, berdiri dan rebahan di sofa dan tumpukan bantal di kamar tidurnya. Sunguh memprihatinkan kanker tulang yang dideritanya telah menjalar ke tulang punggungnya. Satu kakinya juga sudah diamputasi karena penyakit ini.
Penyakit itu berawal saat Sheila duduk di bangku kelas 6 SD. Awalnya ia bersama 2 temannya mengendarai sepeda motor dan tiba-tiba motornya terjatuh menimpa paha sebelah kiri. Setelah itu, kaki Sheila jadi bengkak dan tidak kunjung sembuh hingga berselang dua tahun atau tepatnya saat dia duduk di bangku SMP kelas 2, kakinya harus diamputasi.Hal ini diungkapkan ibunya, Diana Siska, Senin (15/4), warga Jalan Kawat 7 Ujung, Pematang Pasir, Tanjung Mulia, Medan.
Usai operasi itu, kata Diana, kondisi anaknya, Sheila sempat membaik. Namun, Sheila harus menjalani kemoterapi selama 6 bulan dan hasilnya membaik. Dengan bantuan kaki palsu, aktivitas Sheila pulih. Sekolah yang sempat ditinggalkannya, bisa dilanjutkan. Bahkan ia sempat jalan-jalan ke Monas, Jakarta dan penyakit tersebut kambuh lagi setelah beberapa bulan ia dapat menikmati hidup tanpa rasa sakit.
“Walau hampir setahun tidak sekolah, Sheila bisa lulus. Bahkan Sheila sudah mendaftar sekolah di SMA Medan Putri. Dia sudah terdaftar sebagai murid di sekolah itu. Tapi sayang, karena penyakitnya kambuh lagi, Sheila tidak bisa sekolah,” ujar ibu Sheila.
Dirinya pernah membawa sang anak ke Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta untuk pemeriksaan.
Namun, lantaran ketiadaan dana, dia memutuskan untuk menghentikan pengobatan. “Suami saja seorang tentara berpangkat Kopral. Kami tidak memiliki biaya untuk pengobatan Sheila. Untuk itu, kami sangat butuh bantuan untuk pengobatan Sheila. Kasian sekali anak gadisku itu,” katanya dengan air mata berlinang.
Beberapa minggu lalu, Sheila kembali dibawa ke RS Murni Teguh di Jalan Jawa Medan, Medan Timur karena kondisinya semakin memprihatinkan. Panggul kirinya membengkak besar dan mulai mengeluarkan air. Badannya juga semakin menyusut dan akhirnya pihak RS menyarankan untuk dibawa pulang, untuk proses peningkatan berat badan agar bisa dilakukan kemotrapi.”Saat ini Sheila sedang menaikan berat badan, badannya itu kurus kali, jadi kalaupun mau dikemo harus dinaikkan dulu berat badannya,” kata Diana sembari menghapus air matanya yang deras mengalir.
Berbagai upaya untuk mengobati penyakit anaknya sudah mereka lakukan. Bahkan, mereka sudah kehilangan rumah untuk biaya pengobatannya dan kini hanya mengontrak rumah di Jalan Kawat 7 Ujung, Pematang Pasir, Tanjung Mulia, Medan. “Sangat sedih melihat kondisinya. Sudah enam bulan ini Sheila tidak bisa berbaring lagi. Sheila hanya bisa tidur duduk, dia pun kini tidak bisa nyenyak karena menahan sakit,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Komunitas Blood for Life bersama beberapa komunitas muda yakni, Cerita Medan, Away Creative, KTSP dan beberapa mahasiswa dari universitas di Medan melakukan penggalangan dana untuk Sheila di Kedai Kopi Kami beberapa hari lalu.
Kordinator kegiatan, Nurul Dhea (25) menyampaikan, pihaknya sengaja melaksanakan kegiatan penggalangan dana untuk memberikan bantuan serta semangat kepada Sheila.
“Sebelumnya kita tahu Sheila ini dari broadcast dan cerita Medan, setelah itu kita lihat langsung dia RS Murni Teguh
beberapa minggu yang lalu. Kondisinya sangat memprihatinkan. Kami rencananya menggalang dana dengan mengajak seluruh mahasiswa dan komunitas muda bergabung,” ujarnya.
Lanjutnya, sebelumnya mereka telah berhasil mengumpulkan dana untuk Aqila dan Nyfara, balita penderita penyakit Atresia Billiary. Untuk kali ini, mereka mengharapkan penggalangan dana untuk Sheila dapat berhasil.
“Kemarin itu kami dapat hampir Rp3 Juta dan target kami bisa lebih banyak lagi. Untuk penggalangan dana saat ini kita mengajak beberapa komunitas di Medan yakni, penampilan musik, akustik, magic show dan menjual barang-barang bekas dari teman-teman mahasiswa,” ujarnya. (*)