30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

UN SMK di Medan Diulang

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Ujian Nasional (UN) di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Medan dan tiga kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) lainnya terpaksa diulang. Pasalnya, sampul dan isi soal pada mata pelajaran matematika tak sesuai alias tertukar.

Laporan Pran Hasibuan, Medan

UN ulang ini dipastikan oleh Kepala Badan Pengembangan SDM dan Penjamin Mutu Pendidikan

Kemendikbud, Prof Dr Syawal Gultom MPd. Selain Medan, ketiga kabupaten/kota yang dimaksud adalah Padanglawas Utara (Paluta), Padangsidempuan, dan Batubara. Hal ini katanya, karena sampul naskah tidak sesuai dengan isi soal pada mata pelajaran Matematika untuk tingkat SMK. Namun sayang, ia tidak menyebut SMK mana saja yang mengalami hal tersebut. Untuk Medan dia mengatakan ada beberapa SMK dan masih mengecek.

“Di Paluta saja ada 5 kelas yang tak sesuai naskahnya, pun begitu di daerah lainnya. Oleh karena itu,

akhirnya kami mengambil keputusan bersama bahwa keempat kabupaten/kota tersebut harus ujian susulan pada tanggal 22 April mendatang,” tegasnya di Gedung Serba Guna Kompleks Universitas Negeri Medan (Unimed), kemarin.

“Jadi, pelajaran matematika di SMK itu ada beberapa jenis, seperti Matematika Teknik, Bisnis dan Akuntansi. Nah, inilah yang tertukar dan tidak sesuai disusun oleh pihak percetakan,” tambahnya.

Menurut Syawal ini merupakan kelalaian tim dari percetakan. Karena, naskah UN yang diterima pihak panitia UN 2014 tidak mungkin serta merta dibuka begitu saja, sebab semuanya sudah tersegel. Atas peristiwa ini Syawal menegaskan, akan melakukan teguran terhadap PT Karya Kita sebagai pemenang tender percetakan naskah UN 2014.

“Pastinya kita akan lakukan teguran dan memberikan sanksi kepada perusahaan percetakan itu,” tegas dia.

Sementara itu, Sekretaris Pelaksana UN 2014, Yusri, mengaku sudah menerima informasi tersebut. Untuk itu saat ini pihaknya sedang melakukan pembahasan terkait insiden tertukarnya naskah soal tersebut. “Kita sudah mendengar adanya soal UN yang tertukar, makanya kita langsung membahas ini agar dapat mengambil langkah antisipasitif,” ucapnya.

Sama halnya dengan Yusri, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Medan, Ramlan Tarigan juga mengamini kebenaran peristiwa tersebut. Ia mengatakan guna meminimalisir peristiwa ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan para stakeholder terkait.

Ia berharap hal ini tidak menjadi polemik berkelanjutan, sebab akan mengganggu jalannya UN. “Informasi itu benar adanya. Kita akan segera melakukan pembicaraan dengan stakeholder, agar tidak terjadi polemik panjang,” tegasnya.

Pengaduan Kebocoran dan Kunci Jawaban Marak

Secara nasional, pelaksanaa UN  2014 ini relatif lebih tenang ketimbang tahun lalu. Tetapi dibalik itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ternyata mencatat laporan kecurangan UN yang meningkat tajam dibandingkan tahun lalu. Meskipun begitu mereka tetap mempertahankan bahwa unas tahun ini kondusif.

Laporan meningkat tajam untuk kategori isu kebocoran soal ujian. Pada UN 2013 lalu Kemendikbud hanya menerima satu laporan kebocoran naskah ujian. Tetapi pada tahun ini laporan tentang kebocoran soal ujian itu naik menjadi tujuh kasus. Laporan ini baru terkumpul mulai H-2 UN hingga pelaksanaan hari kedua.

Peningkatan lainnya terjadi untuk laporan kategori isu peredaran kunci jawaban. Pada pelaksanaan UN 2013 lalu tercatat hanya ada dua laporan isu kebocoran kunci jawaban ujian. Tetapi pada periode yang sama di UN 2014 ini, pengaduan kebocoran kunci jawaban naik menjadi tujuh kasus.

Kemendikbud belum bisa mengevaluasi atau menganalisis peningkatan laporan bocoran soal dan kunci jawaban itu. Muncul dugaan peningkatan laporan ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah bisa ‘menyiasati’ variasi soal UN yang mencapai 20 jenis itu. Tahun lalu laporan peredaran kunci jawaban dan bocoran naskah soal kecil, karena baru tahun pertama menggunakan variasi 20 soal ujian.

Wamendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan, rekapitulasi laporan sebaiknya dibaca dari seluruh item. Tidak hanya melihat laporan kebocoran naskah ujian dan peredaran kunci jawaban saja. “Total ada sembilan item kategori pengaduan,” katanya kemarin.

Jika ditotal seluruh kategori itu, pengaduan menonjol UN tahun ini tercatat 23 laporan. Sedangkan dalam pelaksanaan UN 2013 pengaduan yang menonjol tercatat hingga 275 laporan. Musliar mengatakan banyaknya laporan yang masuk pada UN 2013 lalu, disebabkan karena pendistribusian naskah UN yang kacau. Sehingga UN di sebelas provinsi mengalami penundaan.

Mantan rektor Universitas Andalas, Padang itu mengatakan Kemendikbud sudah menindaklanjuti laporan-laporan dari masyarakat itu. Terkait dengan laporan peredaran kunci jawaban, Musliar mengatakan semuanya palsu dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Pernyataan itu tampak janggal. Sebab Kemendikbud belum menganalisa kunci jawaban yang beredar di sejumlah daerah, seperti di Surabaya. Kemendikbud sudah menyimpulkan kunci jawaban yang beredar itu tidak cocok karena tidak ada bukti soal ujian bocor.

Selain itu Kemendikbud juga merespon kejadian butir soal UN bahasa Indonesia yang menceritakan kisah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. “Kami menyatakan ini musibah. Tetapi musibah ini tidak ada unsur kesengajaan,” katanya.

Musliar menceritakan bahwa soal unas 2013 itu ditetapkan antara  Juli-Oktober 2013. Dia menuturkan pada periode itu, Jokowi belum resmi maju sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan. Musliar juga mengatakan tidak seluruh peserta unas kebagian soal yang berisi kisah Jokowi itu.

“Soal yang ada isi pak Jokowi itu hanya ada di paket P3. Dimana paket P3 ini tersebar di 18 provinsi yang rata-rata di Indonesia bagian timur,” ujarnya. Selain itu hanya ada tiga dari 20 paket soal UN yang ada butir soal tentang Jokowi itu. Musliar mengatakan hanya ada sekitar 187 ribu siswa yang kebagian soal ujian tetang Jokowi itu.

Peningkatan laporan kecurangan UN juga disampaikan jajaran Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Sekjen FSGI Retno Listyarti mengatakan, peredaran kunci jawaban ujian memang berseliweran di UN tahun ini. “Ada trik khusus untuk menyebar kunci jawaban berdasarkan paket soal ujian,” katanya kemarin.

Retno mengatakan ada sebelas laporan sindikat jual beli kunci jawaban UN. Diantaranya dilaporkan dari DKI Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung.

Kemudian juga ada laporan tim sukses UN yang sudah memberikan kunci jawaban unas pukul 05.00 WIB kepada siswa. Laporan tim sukses UN yang menyimpang ini ada di Depok, Bekasi, Medan, Madiun, Jambi, Maluku Utara, dan Bima.

Modus baru yang terungkap adalah pembagian paket soal ujian kepada siswa tidak dilakukan secara acak. Tetapi diurut dari nomor paket terkecil.  Upaya ini untuk memudahkan pemberian kunci jawaban kepada siswa sesuai dengan paket soal yang dia kerjakan. Kasus ini melibatkan panitia UN tingkat sekolah dan rayon. Modus ini dilaporkan muncul di DKI Jakarta, Medan, Bandung, Bekasi, dan Mataram.

Sementara itu, Mabes Polri mengklaim hingga kemarin belum mendapatkan laporan tindak pidana terkait dengan UN. Baik berupa penipuan berkedok bocoran soal dan jawaban maupun praktik perjokian. “Bagi siswa atau orangtua siswa yang mendapati penipuan tersebut kami imbau untuk melapor,” ujar Kabagpenum Divhumas Mabes Polri Kombes Agus Rianto kemarin. (wan/byu/jpnn/rbb)

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Ujian Nasional (UN) di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Medan dan tiga kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) lainnya terpaksa diulang. Pasalnya, sampul dan isi soal pada mata pelajaran matematika tak sesuai alias tertukar.

Laporan Pran Hasibuan, Medan

UN ulang ini dipastikan oleh Kepala Badan Pengembangan SDM dan Penjamin Mutu Pendidikan

Kemendikbud, Prof Dr Syawal Gultom MPd. Selain Medan, ketiga kabupaten/kota yang dimaksud adalah Padanglawas Utara (Paluta), Padangsidempuan, dan Batubara. Hal ini katanya, karena sampul naskah tidak sesuai dengan isi soal pada mata pelajaran Matematika untuk tingkat SMK. Namun sayang, ia tidak menyebut SMK mana saja yang mengalami hal tersebut. Untuk Medan dia mengatakan ada beberapa SMK dan masih mengecek.

“Di Paluta saja ada 5 kelas yang tak sesuai naskahnya, pun begitu di daerah lainnya. Oleh karena itu,

akhirnya kami mengambil keputusan bersama bahwa keempat kabupaten/kota tersebut harus ujian susulan pada tanggal 22 April mendatang,” tegasnya di Gedung Serba Guna Kompleks Universitas Negeri Medan (Unimed), kemarin.

“Jadi, pelajaran matematika di SMK itu ada beberapa jenis, seperti Matematika Teknik, Bisnis dan Akuntansi. Nah, inilah yang tertukar dan tidak sesuai disusun oleh pihak percetakan,” tambahnya.

Menurut Syawal ini merupakan kelalaian tim dari percetakan. Karena, naskah UN yang diterima pihak panitia UN 2014 tidak mungkin serta merta dibuka begitu saja, sebab semuanya sudah tersegel. Atas peristiwa ini Syawal menegaskan, akan melakukan teguran terhadap PT Karya Kita sebagai pemenang tender percetakan naskah UN 2014.

“Pastinya kita akan lakukan teguran dan memberikan sanksi kepada perusahaan percetakan itu,” tegas dia.

Sementara itu, Sekretaris Pelaksana UN 2014, Yusri, mengaku sudah menerima informasi tersebut. Untuk itu saat ini pihaknya sedang melakukan pembahasan terkait insiden tertukarnya naskah soal tersebut. “Kita sudah mendengar adanya soal UN yang tertukar, makanya kita langsung membahas ini agar dapat mengambil langkah antisipasitif,” ucapnya.

Sama halnya dengan Yusri, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Medan, Ramlan Tarigan juga mengamini kebenaran peristiwa tersebut. Ia mengatakan guna meminimalisir peristiwa ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan para stakeholder terkait.

Ia berharap hal ini tidak menjadi polemik berkelanjutan, sebab akan mengganggu jalannya UN. “Informasi itu benar adanya. Kita akan segera melakukan pembicaraan dengan stakeholder, agar tidak terjadi polemik panjang,” tegasnya.

Pengaduan Kebocoran dan Kunci Jawaban Marak

Secara nasional, pelaksanaa UN  2014 ini relatif lebih tenang ketimbang tahun lalu. Tetapi dibalik itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ternyata mencatat laporan kecurangan UN yang meningkat tajam dibandingkan tahun lalu. Meskipun begitu mereka tetap mempertahankan bahwa unas tahun ini kondusif.

Laporan meningkat tajam untuk kategori isu kebocoran soal ujian. Pada UN 2013 lalu Kemendikbud hanya menerima satu laporan kebocoran naskah ujian. Tetapi pada tahun ini laporan tentang kebocoran soal ujian itu naik menjadi tujuh kasus. Laporan ini baru terkumpul mulai H-2 UN hingga pelaksanaan hari kedua.

Peningkatan lainnya terjadi untuk laporan kategori isu peredaran kunci jawaban. Pada pelaksanaan UN 2013 lalu tercatat hanya ada dua laporan isu kebocoran kunci jawaban ujian. Tetapi pada periode yang sama di UN 2014 ini, pengaduan kebocoran kunci jawaban naik menjadi tujuh kasus.

Kemendikbud belum bisa mengevaluasi atau menganalisis peningkatan laporan bocoran soal dan kunci jawaban itu. Muncul dugaan peningkatan laporan ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah bisa ‘menyiasati’ variasi soal UN yang mencapai 20 jenis itu. Tahun lalu laporan peredaran kunci jawaban dan bocoran naskah soal kecil, karena baru tahun pertama menggunakan variasi 20 soal ujian.

Wamendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan, rekapitulasi laporan sebaiknya dibaca dari seluruh item. Tidak hanya melihat laporan kebocoran naskah ujian dan peredaran kunci jawaban saja. “Total ada sembilan item kategori pengaduan,” katanya kemarin.

Jika ditotal seluruh kategori itu, pengaduan menonjol UN tahun ini tercatat 23 laporan. Sedangkan dalam pelaksanaan UN 2013 pengaduan yang menonjol tercatat hingga 275 laporan. Musliar mengatakan banyaknya laporan yang masuk pada UN 2013 lalu, disebabkan karena pendistribusian naskah UN yang kacau. Sehingga UN di sebelas provinsi mengalami penundaan.

Mantan rektor Universitas Andalas, Padang itu mengatakan Kemendikbud sudah menindaklanjuti laporan-laporan dari masyarakat itu. Terkait dengan laporan peredaran kunci jawaban, Musliar mengatakan semuanya palsu dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Pernyataan itu tampak janggal. Sebab Kemendikbud belum menganalisa kunci jawaban yang beredar di sejumlah daerah, seperti di Surabaya. Kemendikbud sudah menyimpulkan kunci jawaban yang beredar itu tidak cocok karena tidak ada bukti soal ujian bocor.

Selain itu Kemendikbud juga merespon kejadian butir soal UN bahasa Indonesia yang menceritakan kisah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. “Kami menyatakan ini musibah. Tetapi musibah ini tidak ada unsur kesengajaan,” katanya.

Musliar menceritakan bahwa soal unas 2013 itu ditetapkan antara  Juli-Oktober 2013. Dia menuturkan pada periode itu, Jokowi belum resmi maju sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan. Musliar juga mengatakan tidak seluruh peserta unas kebagian soal yang berisi kisah Jokowi itu.

“Soal yang ada isi pak Jokowi itu hanya ada di paket P3. Dimana paket P3 ini tersebar di 18 provinsi yang rata-rata di Indonesia bagian timur,” ujarnya. Selain itu hanya ada tiga dari 20 paket soal UN yang ada butir soal tentang Jokowi itu. Musliar mengatakan hanya ada sekitar 187 ribu siswa yang kebagian soal ujian tetang Jokowi itu.

Peningkatan laporan kecurangan UN juga disampaikan jajaran Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Sekjen FSGI Retno Listyarti mengatakan, peredaran kunci jawaban ujian memang berseliweran di UN tahun ini. “Ada trik khusus untuk menyebar kunci jawaban berdasarkan paket soal ujian,” katanya kemarin.

Retno mengatakan ada sebelas laporan sindikat jual beli kunci jawaban UN. Diantaranya dilaporkan dari DKI Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung.

Kemudian juga ada laporan tim sukses UN yang sudah memberikan kunci jawaban unas pukul 05.00 WIB kepada siswa. Laporan tim sukses UN yang menyimpang ini ada di Depok, Bekasi, Medan, Madiun, Jambi, Maluku Utara, dan Bima.

Modus baru yang terungkap adalah pembagian paket soal ujian kepada siswa tidak dilakukan secara acak. Tetapi diurut dari nomor paket terkecil.  Upaya ini untuk memudahkan pemberian kunci jawaban kepada siswa sesuai dengan paket soal yang dia kerjakan. Kasus ini melibatkan panitia UN tingkat sekolah dan rayon. Modus ini dilaporkan muncul di DKI Jakarta, Medan, Bandung, Bekasi, dan Mataram.

Sementara itu, Mabes Polri mengklaim hingga kemarin belum mendapatkan laporan tindak pidana terkait dengan UN. Baik berupa penipuan berkedok bocoran soal dan jawaban maupun praktik perjokian. “Bagi siswa atau orangtua siswa yang mendapati penipuan tersebut kami imbau untuk melapor,” ujar Kabagpenum Divhumas Mabes Polri Kombes Agus Rianto kemarin. (wan/byu/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/