Sebelumnya, penggusuran bangunan warga di sepanjang daerah pinggir rel (DPR) Jalan Stasiun, Kecamatan Medan Belawan berlangsung ricuh. Petugas dilempari batu oleh sejumlah warga, Kamis (14/9) kemarin. Awalnya, penertiban 149 unit bangunan menggunakan alat berat dengan dikawal petugas Polres Pelabuhan Belawan, Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska), dan dibantu puluhan personel Marinir itu diwarnai aksi pemblokiran ruas jalan Medan–Belawan.
Warga yang tidak terima, membakar ban sembari berorasi menuding PT KAI tanpa melakukan sosialisasi. Aksi protes ini bubar setelah alat berat (beko) tiba di lokasi merubuhkan bangunan. Tindakan ini kembali memancing emosi warga dan berlari menuju ke arah rel guna mencegah perubuhan.
“Kami manusia, bukan binatang. Jangan seenak kalian saja main gusur tanpa ada sosialisasi,” kata, Erina seorang warga.
Suasana yang tampak memanas, lalu diamankan petugas. Warga pun diminta untuk menjauh dan tidak menghalangi upaya penertiban. Sekitar pukul 13.00 WIB, dari arah permukiman warga sekelompok remaja melempari aparat keamanan dengan batu. “Hentikan pembongkaran ini, kalau tidak kami bakar,” teriak beberapa remaja dari seberang rel kereta api.
Melihat amukan warga, aparat keamanan pun mengejar. Para remaja yang melempari batu petugas, berhamburan melarikan diri. Setelah situasi aman, alat berat kembali melanjutkan pembongkaran bangunan. (prn/azw)