26 C
Medan
Sunday, July 7, 2024

Ribuan Warga Mengungsi

AMINOER RASYID/SUMUT POS Seorang warga mengevakuasi anaknya dengan menggunakan ember saat melintasi genangan air saat banjir melanda kampung mereka di Jalan S.Parman Gang Pasir Medan, Selasa (15/10). Banjir luapan sungai Babura mengakibatkan ratusan rumah terendam.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
Seorang warga mengevakuasi anaknya dengan menggunakan ember saat melintasi genangan air saat banjir melanda kampung mereka di Jalan S.Parman Gang Pasir Medan, Selasa (15/10). Banjir luapan sungai Babura mengakibatkan ratusan rumah terendam.

15-10-HL-1-TRIADI-banjir kampung aur 1 (1)

MEDAN-Hujan deras yang mengguyur Kota Medan kemarin malam merendam enam kecamatan di Kota Medan; Medan Johor, Medan Polonia, Medan Baru, Medan Maimun, Medan Petisah dan Medan Selayang. Ribuan warga terpaksa mengungsi akibat luapan Sungai Babura dan Sungai Deli.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kota Medan Hannalore Simanjuntak menyebutkan sekitar 1.979 Jiwa dari 665 kepala keluarga (KK) harus mengungsi dari kediamannya karena rumahnya terendam banjir lumpur.

Wanita berkacamata ini menyebutkan di Kecamatan Medan Baru yang paling parah tertimpa bencana ini, ada 4 Kelurahan yang terendam air di antaranya, Kelurahan Petisah Hulu, Padang Bulan, Titirante dan Darat.

Kecamatan Medan Johor hanya ada satu kelurahan yang terendam banjir yakni Kwala Bekala. Sementara Kecamatan Medan Polonia di Jalan Cipto dan Kampung Anggrung. “Ada berkisar 1.979 jiwa dari 665 KK harus mengungsi akibat banjir kali ini,” ujar Hanna kepada Sumut Pos, Selasa (15/10).

Dikatakan Hanna pihak kecamatan sudah melakukan evakuasi bersama warga dan memberikan bantuan konsumsi makanan. Selanjutnya mendirikan dapur umum dan posko kesehatan. “Untuk langkah awal sudah dilakukan penanganan yakni mencarikan bantuan dan dapur umum,” sebutnya.

Salah seorang warga di Jalan Jamin Ginting Gang Dipanegara

Kelurahan, Padang Bulang, Ani menyebutkan banjir seperti ini sudah sering mereka alami. Dirinya dan warga lain menunggu langkah ataupun tindakan kongkret dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan untuk penanggulangannya.

Bukan hanya banjir. Penyembelihan hewan kurban juga terpaksa di tunda karena tidak adanya lokasi penyembelihan. Selain itu sebagian besar dapur warga juga masih terendam air. “Tidak jadi hari ini keluarga kami masak daging rendang, karena banjir,” kata Ani sembari mengerenyitkan

Sementara di Kelurahan Seimati Kecamatan Medan Maimun ada 6000 KK yang menjadi korban kebanjiran. Selanjutnya, untuk kawasan Kecamatan Medan Petisah merendam 60 KK rumah warga di Kelurahan Petisah Tengah.

Untuk aliran Sungai Babura juga merendan 100 KK di Kelurahan Beringin Kecamatan Medan Selayang.

Lurah Aur Kecamatan Medan Maimun, Yunasri Nasution SE mengatakan warga yang terendam banjir saat ini sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Sebab, air yang merendam rumah warga sudah surut. “Allahamdulillah air tersebut sudah surut. Sehingga, tidak heran lagi warga setempat akibat terendam banjir seperti ini,”katanya.

Di sela-sela kebanjiran, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengatakan, banjir yang melanda kawasan pemukiman warga merupakan banjir kiriman dari gunung dan meluapnya Sungai Babura dan Sungai Deli. Mengatasi kebanjiran itu sekarang Pemko Medan telah berkoordinasi dengan Balai Besar Sungai untuk melakukan normasilasi sungai.

“Tidak ada cara lain untuk mengatasi banjir seperti ini kecuali menormalisasi sungai,” kata Eldin.

Kata Eldin, Pemerintah Kota Medan sekarang sudah memprogramkan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) bagi warga yang bermukim di pinggiran Sungai, karena warga yang bermukim di pinggiran sungai ini kerap sekali mengalami musibah banjir. Namun, rencana Pemko ini sendiri selalu kandas karena tidak adanya keinginan warga. “Perlu keikhlasan dari masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai untuk di pindahkan ke Rusunawa yang bakal dibangun Pemko Medan,” ucapnya.

Mengenai lokasi Rusunawah yang akan dibangun ini nantinya tergantung  lahan yang ada, bila lahan tersebut ada di pingiran kota dimungkinkan bisa untuk dibangun kita akan membangunnya, namun bila tidak ada kita akan mencarinya ke lokasi lain.

“Untuk normalisasi sungai kita berharap kesiapan masyarakat untuk mau dipindahkan ke Rusunawah,  karena untuk normalilasi sungai lahan harus dikosongkan,” tandas Eldin.

Sebelumnya Kepala Dinas Bina Marga Kota Medan, Khairul Syahnan menyebutkan Pemko Medan pada Kamis (17/10) mendatang akan melakukan pembahasan dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk melakukan normalisasi Sungai Babura dan Sungai Deli.(omi/dik)

 

 

Delapan Kecamatan Terparah Terendam Banjir

–        Medan Johor

–        Medan Polonia

–        Medan Baru

–        Medan Maimun

–        Medan Petisah

–        Medan Selayang

 

 

AMINOER RASYID/SUMUT POS Seorang warga mengevakuasi anaknya dengan menggunakan ember saat melintasi genangan air saat banjir melanda kampung mereka di Jalan S.Parman Gang Pasir Medan, Selasa (15/10). Banjir luapan sungai Babura mengakibatkan ratusan rumah terendam.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
Seorang warga mengevakuasi anaknya dengan menggunakan ember saat melintasi genangan air saat banjir melanda kampung mereka di Jalan S.Parman Gang Pasir Medan, Selasa (15/10). Banjir luapan sungai Babura mengakibatkan ratusan rumah terendam.

15-10-HL-1-TRIADI-banjir kampung aur 1 (1)

MEDAN-Hujan deras yang mengguyur Kota Medan kemarin malam merendam enam kecamatan di Kota Medan; Medan Johor, Medan Polonia, Medan Baru, Medan Maimun, Medan Petisah dan Medan Selayang. Ribuan warga terpaksa mengungsi akibat luapan Sungai Babura dan Sungai Deli.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kota Medan Hannalore Simanjuntak menyebutkan sekitar 1.979 Jiwa dari 665 kepala keluarga (KK) harus mengungsi dari kediamannya karena rumahnya terendam banjir lumpur.

Wanita berkacamata ini menyebutkan di Kecamatan Medan Baru yang paling parah tertimpa bencana ini, ada 4 Kelurahan yang terendam air di antaranya, Kelurahan Petisah Hulu, Padang Bulan, Titirante dan Darat.

Kecamatan Medan Johor hanya ada satu kelurahan yang terendam banjir yakni Kwala Bekala. Sementara Kecamatan Medan Polonia di Jalan Cipto dan Kampung Anggrung. “Ada berkisar 1.979 jiwa dari 665 KK harus mengungsi akibat banjir kali ini,” ujar Hanna kepada Sumut Pos, Selasa (15/10).

Dikatakan Hanna pihak kecamatan sudah melakukan evakuasi bersama warga dan memberikan bantuan konsumsi makanan. Selanjutnya mendirikan dapur umum dan posko kesehatan. “Untuk langkah awal sudah dilakukan penanganan yakni mencarikan bantuan dan dapur umum,” sebutnya.

Salah seorang warga di Jalan Jamin Ginting Gang Dipanegara

Kelurahan, Padang Bulang, Ani menyebutkan banjir seperti ini sudah sering mereka alami. Dirinya dan warga lain menunggu langkah ataupun tindakan kongkret dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan untuk penanggulangannya.

Bukan hanya banjir. Penyembelihan hewan kurban juga terpaksa di tunda karena tidak adanya lokasi penyembelihan. Selain itu sebagian besar dapur warga juga masih terendam air. “Tidak jadi hari ini keluarga kami masak daging rendang, karena banjir,” kata Ani sembari mengerenyitkan

Sementara di Kelurahan Seimati Kecamatan Medan Maimun ada 6000 KK yang menjadi korban kebanjiran. Selanjutnya, untuk kawasan Kecamatan Medan Petisah merendam 60 KK rumah warga di Kelurahan Petisah Tengah.

Untuk aliran Sungai Babura juga merendan 100 KK di Kelurahan Beringin Kecamatan Medan Selayang.

Lurah Aur Kecamatan Medan Maimun, Yunasri Nasution SE mengatakan warga yang terendam banjir saat ini sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Sebab, air yang merendam rumah warga sudah surut. “Allahamdulillah air tersebut sudah surut. Sehingga, tidak heran lagi warga setempat akibat terendam banjir seperti ini,”katanya.

Di sela-sela kebanjiran, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengatakan, banjir yang melanda kawasan pemukiman warga merupakan banjir kiriman dari gunung dan meluapnya Sungai Babura dan Sungai Deli. Mengatasi kebanjiran itu sekarang Pemko Medan telah berkoordinasi dengan Balai Besar Sungai untuk melakukan normasilasi sungai.

“Tidak ada cara lain untuk mengatasi banjir seperti ini kecuali menormalisasi sungai,” kata Eldin.

Kata Eldin, Pemerintah Kota Medan sekarang sudah memprogramkan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) bagi warga yang bermukim di pinggiran Sungai, karena warga yang bermukim di pinggiran sungai ini kerap sekali mengalami musibah banjir. Namun, rencana Pemko ini sendiri selalu kandas karena tidak adanya keinginan warga. “Perlu keikhlasan dari masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai untuk di pindahkan ke Rusunawa yang bakal dibangun Pemko Medan,” ucapnya.

Mengenai lokasi Rusunawah yang akan dibangun ini nantinya tergantung  lahan yang ada, bila lahan tersebut ada di pingiran kota dimungkinkan bisa untuk dibangun kita akan membangunnya, namun bila tidak ada kita akan mencarinya ke lokasi lain.

“Untuk normalisasi sungai kita berharap kesiapan masyarakat untuk mau dipindahkan ke Rusunawah,  karena untuk normalilasi sungai lahan harus dikosongkan,” tandas Eldin.

Sebelumnya Kepala Dinas Bina Marga Kota Medan, Khairul Syahnan menyebutkan Pemko Medan pada Kamis (17/10) mendatang akan melakukan pembahasan dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk melakukan normalisasi Sungai Babura dan Sungai Deli.(omi/dik)

 

 

Delapan Kecamatan Terparah Terendam Banjir

–        Medan Johor

–        Medan Polonia

–        Medan Baru

–        Medan Maimun

–        Medan Petisah

–        Medan Selayang

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/