SUMUTPOS.CO – Beberapa warga yang ditemui mengakui jika telah melihat bungkusan goni itu sekitar sehari sebelum hari raya Idul Adha lalu, tepatnya tanggal 5. Namun, mereka enggan membuka goni yang diletakkan di lokasi yang jarang dilewati warga ketika malam hari, lantaran seram.
Kalau pun hari siang, hanya beberapa warga pengangon ternak saja yang kerap mencari rumput di pinggir jalan perkebunan PTPN II Sei Mencirim itu. “Sehari sebelum hari raya, aku sempat melihat bungkusan goni itu. Tapi aku nggak berani membukanya karena tidak mencurigakan dan tidak menimbulkan bau busuk,” sebut M Zainal, yang kerap lari sore di jalan perkebunan yang baru diaspal itu.
Terpisah Kapores Binjai AKBP Marcellino Sampouw SH Sik melalui Kasat Reskrim AKP Revi Nurvelani mengakui, kalau pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap 8 orang saksi yang menemukan. “Saksi-saksi sudah kita lakukan pemeriksaan,” kata AKP Revi Nurvelani.
Sejauh ini, menurutunya, pihaknya masih menunggu hasil visum dan DNA dari jasad yang ditemukan. Karena ada keluarga yang merasa kehilangan anaknya. Tapi belum bisa dipastikan kalau anak yang hilang itu merupakan mayat yang ditemukan di perkebunan.
“Belum bisa kita pastikan kalau mayat itu merupakan anak yang hilang yang dilaporkan keluarganya. Sebab, orang tua juga yang mencari anak itu dan keluarga lainya belum berani memastikan kalau jasad itu adalah anaknya yang hilang,” terangnya.
“Karena dari ciri-ciri dan celana dalam yang ditemukan diyakini bukan milik anaknya. Pun begitu, kita masih menunggu hasil dari keterangan dokter yang melakukan visum untuk mencocokan DNA dan ciri-ciri yang lainya,” terang Revi, sembari mengakui kalau anak yang hilang menggunakan pakaian olahraga warna hijau, namun mayat tidak menggunakan pakaian hanya celana dalam saja.
Untuk sejauh ini, papar dia, kepolisian juga akan melakukan pemanggilan terhadap orang pintar (dukun-red) yang disebut mengetahui kalau jasad tersebut ditemukan di sekitar lokasi perkebunan. (bam/bd)