25 C
Medan
Thursday, May 30, 2024

PKL Tutupi Rumah Warga Sambu

MEDAN- Warga yang menghuni rumah toko (toko) di Terminal Sambu, Medan semakin tak bisa menghirup udara segar. Pasalnya, pedagang kaki lima (PKL) di wilayah itu semakin menyesakinya. Bahkan, hal itu diperparah karena PKL mamasang atap permanen di wilayah tersebut.

“Kami susah keluar masuk rumah, bahkan sekarang ini PKL sudah memasang atap permanen. Inikan aneh, mau masuk ke rumah sendiri saja sulit,” ucap seorang warga penghuni ruko di wilayah tersebut, Sinta kepada Sumut Pos (15/11).
Dia menyebutkan, selama ini PKL memang banyak yang berdagang dan hanya mendirikan tenda saja. Tapi, sekarang sudah semakin luar biasa dengan cara memasang tenda permanen. Akibatnya pemilik ruko tak bisa membuka usahanya.

Dengan kondisi ini, Sinta berharap kepada Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM untuk segera menatanya. Agar pedagang tetap bisa berjualan, tapi warga pemilik ruko tak terganggu.

“Bila wilayah lain bisa ditata, kami berharap Wali Kota juga bisa menata di Terminal Sambu ini,” sebutnya.
Sekda Medan Ir Syaiful Bahri menegaskan, pedagang tak dibenarkan memasang atap permanen maupun bangunan di atas trotoar atau pun run way. Karena trotoar merupakan tempat pejalan kaki dan run way sebagai bagian ruang terbuka.

“Kami segera bertindak dan menata para PKL itu, karena sangat jelas sudah melanggar aturan,” ucapnya.
Dia menegaskan, aparatur pemerintah kecamatan dan kelurahan harus segera bertindak segera mungkin. Karena PKL jangan sampai menghalangi pemilik rumah ataupun arus lalulintas.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi C DPRD Hasyim SE meminta kepada Wali Kota Medan untuk segera bertindak. Sebaiknya para PKL ditata, bukan dibiarkan menghalangi pintu rumah warga. (ril)
“Jangan sampai pemilik rumah tidak bisa beraktifitas akibat PKL yang memasang tenda permanen di depan rumah warga,” ujarnya.

Apalagi, sebutnya sekarang ini sedang berjalan tim penilai Adipura, apabila pedagang terus dibiarkan, maka pemilik rumah yang kasihan. “Seharusnya warga bisa mendapatkan tempat tinggal yang nyaman, bila pedagang terus menyesaki, pastinya semakin tak nyaman,” sebutnya. (ril)

MEDAN- Warga yang menghuni rumah toko (toko) di Terminal Sambu, Medan semakin tak bisa menghirup udara segar. Pasalnya, pedagang kaki lima (PKL) di wilayah itu semakin menyesakinya. Bahkan, hal itu diperparah karena PKL mamasang atap permanen di wilayah tersebut.

“Kami susah keluar masuk rumah, bahkan sekarang ini PKL sudah memasang atap permanen. Inikan aneh, mau masuk ke rumah sendiri saja sulit,” ucap seorang warga penghuni ruko di wilayah tersebut, Sinta kepada Sumut Pos (15/11).
Dia menyebutkan, selama ini PKL memang banyak yang berdagang dan hanya mendirikan tenda saja. Tapi, sekarang sudah semakin luar biasa dengan cara memasang tenda permanen. Akibatnya pemilik ruko tak bisa membuka usahanya.

Dengan kondisi ini, Sinta berharap kepada Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM untuk segera menatanya. Agar pedagang tetap bisa berjualan, tapi warga pemilik ruko tak terganggu.

“Bila wilayah lain bisa ditata, kami berharap Wali Kota juga bisa menata di Terminal Sambu ini,” sebutnya.
Sekda Medan Ir Syaiful Bahri menegaskan, pedagang tak dibenarkan memasang atap permanen maupun bangunan di atas trotoar atau pun run way. Karena trotoar merupakan tempat pejalan kaki dan run way sebagai bagian ruang terbuka.

“Kami segera bertindak dan menata para PKL itu, karena sangat jelas sudah melanggar aturan,” ucapnya.
Dia menegaskan, aparatur pemerintah kecamatan dan kelurahan harus segera bertindak segera mungkin. Karena PKL jangan sampai menghalangi pemilik rumah ataupun arus lalulintas.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi C DPRD Hasyim SE meminta kepada Wali Kota Medan untuk segera bertindak. Sebaiknya para PKL ditata, bukan dibiarkan menghalangi pintu rumah warga. (ril)
“Jangan sampai pemilik rumah tidak bisa beraktifitas akibat PKL yang memasang tenda permanen di depan rumah warga,” ujarnya.

Apalagi, sebutnya sekarang ini sedang berjalan tim penilai Adipura, apabila pedagang terus dibiarkan, maka pemilik rumah yang kasihan. “Seharusnya warga bisa mendapatkan tempat tinggal yang nyaman, bila pedagang terus menyesaki, pastinya semakin tak nyaman,” sebutnya. (ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/