Dengan kondisi babak belur, Febriani mendatangi Mapolsek Serbelawan. Wanita berusia 26 tahun itu ingin melaporkan suaminya Miswan (35), Minggu (15/12).
Saat di kantor polisi, Febriani menceritakan, Sabtu (14/12) lalu sekira pukul, 14.00 WIB Febriani meminta suaminya untuk bekerja layaknya suami orang lain.
“Karena dia (Miswan) selalu di rumah aku minta supaya mencari kerja,” kata Febriani.
Namun, katanya, suaminya malah marah-marah dan kemudian memukulinya pakai sapu.
Febriani mengatakan, perbuatan Miswan bukan kali pertama diterimanya sudah ada enam kali. Sebelum mereka tinggal di Purwosari, Kec. Dolok Batu Nanggar, mereka tinggal di Medan. Saat itu, Miswan juga pernah memukulinya sampai mengalami pendarahan.
Tak tahan tinggal di Medan, Febriani meminta supaya pindah ke Purwosari agar dekat dengan rumah oarangtuanya. Febriani mengira kalau tinggal di kampung kelakukan suaminya bisa berubah.
Ternyata, harapan Febriani tak menjadi kenyataan. Sekalipun tinggal di dekat rumah orangtuanya, kelakukuan Miswan tetap tidak berubah. Setiap ada masalah kecil ataupun besar, Miswan sering kali memukilinya. Febriani mengatakan, meskipun sudah lima kali dihajar suami, dia masih mencoba bertahan dan berharap kelakukan suaminya bisa berubah.
“Selama ini aku sering dipukuli suamiku dihadapan saudara-saudaraku, tapi aku masih bertahan menunggu kelakuannya bisa berubah,” aku Febriani.
Puncaknya, Sabtu kemarin, di harapan orangtuanya, Miswan nekat menghajarnya pakai gagang sapu. Akibatnya, Febriani mengajak orangtuanya mendatangi Mapolsek Serbelawan untuk mengadukan Miswan. Febriani sudah bertekad untuk memenjarakan suaminya sekaligus akan menggugat cerai suami yang sudah empat tahun bersamanya dan belum belum memiliki keturunan itu.
“Bagaimanalah aku bisa hamil, baru nikah saja sudah dipukuli sama suamiku,” kata Febriani meneteskan air mata. (end/smg)