MEDAN, SUMUTPOS.CO – Usai hujan mengguyur, Senin (15/12) pukul 18.00 Wib, di Jalan Sisingamangaraja dekat jembatan Amplas terjadi kecelakaan maut. Sepasang mahasiswi, Lutfi Azmi Lubis (20) dan Puji Astuti (19) terkapar di jalan bersama sepeda motor yang mereka kendarai setelah ditabrak truk.
Puji yang tercatat tinggal di Jl. Irian, Tj. Morawa tewas di tempat dengan kondisi kepala pecah. Sedangkan Azmi, warga Jl. Tj. Morawa kritis mengalami patah kaki, tangan, dan pinggang.
Keterangan warga sekitar, Azmi melajukan Yamaha Vixion BK 6257 MAI miliknya dari arah berlawanan. Setibanya di lokasi pemutaran, Azmi pun menyeberang.
Namun baru beberapa meter usai menyeberang, truk yang melaju dari arah Medan menuju Tj. Morawa menyerempet kereta hingga Azmi tidak bisa mengendalikan kemudi dan mereka pun jatuh. Naas, saat jatuh, tubuh Puji langsung masuk ke kolong truk dan kepalanya pun digilas hingga tewas. Usai menggilas korban, truk tersebut langsung tancap gas ke arah Tanjung Morawa.
Sementara tubuh Azmi dihantam oleh kendaraan yang melaju di belakang truk yang menyerempet mereka. Hantaman tersebut membuat tangan, kaki, dan pinggang pemuda ini patah.
“Dia mau menyeberang, pas di tengah situ ada truk yang nyambar. Jatuh dia terus kena hantam truk di belakangnya. Yang cowok patah-patah tulangnya. Yang cewek kena lindas kepalanya,” ujar Didi, saksi di lokasi kejadian.
Warga lainnya bernama Dicky menyebutkan kalau dirinya sempat mendengar ada teriakan jambret. Detik berikutnya, kedua korban jatuh. Saat bersamaan, tampak 2 pria naik sepeda motor jenis bebek langsung melaju kencang.
Lanjut pria berkaos hitam ini, tak lama setelah kejadian polisi tiba di lokasi. Mengetahui ada korban hidup, petugas menyetop mobil ambulans yang kebetulan melintas.
“Polisi itu ikut masuk ke ambulans. Polisi itu juga membawa 2 buah tas warna merah dan orange liris bunga milik korban. Tapi ntah kenapa, kereta dan korban tewas dibiarkan polisi itu,” bebernya.
Melihat kejadian tersebut, warga berusaha menghubungi keluarga korban dengan memakai ponsel korban. Namun tak satu pun berhasil. Beruntung, beberapa senior korban (terdaftar di ponsel) berhasil dihubungi.
Pantauan di lokasi, jenazah Puji hanya ditutupi dengan kain bekas. Begitu juga dengan kereta masih tergelatak dekat mayat korban. Akibat keadaan itu, arus lalu lintas di Jalan Sisingamangaraja macet total. Kemacetan terjadi hingga ke Jalan Tritura, Jalan Pertahanan, dan Jalan Panglima Denai.
Bahkan jalur lalulintas di perempatan Jalan Tritura dan Jalan Sisingamangaraja terpaksa dialihkan. Begitu juga di fly over Amplas, tumpukan kenderaan juga terjadi.
Situasi perlahan kondusif setelah mobil ambulans BK 25788-II milik Satlantas Polresta Medan, tiba di lokasi kejadian dan mengevakuasi jenazah ke RSU Pirngadi Medan sekira pukul 19.45 Wib.
“Kalau ambulans yang mengantar korban ini (Azmi), tadi mengaku disuruh Polisi. Ambulans itu mengaku baru pulang dari RSU Pringadi Medan, mengantar pasien rujukan dari Pematang Siantar. Setelah mengantar korban, langsung pergi ambulance itu,” ungkap seorang petugas di ruang UGD RS Estomihi.
Di ruang perawatan, Azmi menjerit kesakitan akibat luka dideritanya. Sementara keluarga korban, belum terlihat. Hanya sejumlah remaja yang mengaku teman kuliah kedua korban, setia menunggu di ruang UGD RS Estomihi. Namun mereka tampak panik sembari mencoba menghubungi keluarga korban.
Faisal (23), salah seorang senior korban di kampus membenarkan kalau kedua korban merupakan junior mereka. Sebelum kejadian, keduanya baru pulang dari kampus. (cr-3/smg/ras)