30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pesta Rakyat Sumut Dipenuhi Batu Akik

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS DIMINATI: Lelang batu akik di Pesta Rakyat Sumut di Lapangan Merdeka diminati masyarakat.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
DIMINATI: Lelang batu akik di Pesta Rakyat Sumut di Lapangan Merdeka diminati masyarakat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Pesta Rakyat Sumut Bangkit dalam rangka memeriahkan hari jadi ke-67 Provinsi Sumatera Utara menjadi ajang pameran batu-batuan.

Padahal, pesta rakyat tersebut harusnya menjadi pencanagan tahun 2015 sebagai tahun songket Sumut oleh Gubernur Sumut serta menjadikan mars Sumut Bangkit menjadi nada sambung pribadi (NSP).

Lenny Yun Manalu, seorang pengunjung dari Jalan Gaharu 3, Kecamatan Medan Barat, mengaku bingung karena pesta rakyat itu malah menjadi ajang pameran batu akik. “Padahal saya ke sini bersama teman-teman mau beli songket. Saya berpikir di stand-stand dipamerkan songket. Ternyata penuh batu akik. Apa yang dipublish kok beda dengan pelaksanaannya,” ungkapnya.

Pengunjung lainnya, Andre, warga Jalan Bromo, Medan Denai, juga merasa heran dengan pagelaran malam puncak HUT Pemprovsu itu. Dia yang datang bersama keempat temannya, bermaksud membeli kain songket khas Sumut. Namun saat tiba di lokasi, mereka tidak menemui stan-stan songket tenunan asli Sumut.

Terpisah, Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho yang dikonfirmasi soal ini mengatakan, terdapatnya dominasi batu akik pada pesta rakyat itu merupakan urusan panitia.

“Silahkan tanya ke panitia, namun sejatinya pesta rakyat tadi malam adalah pencanangan songket dan mars. Soal batu akik itu hanya euforia,” ujarnya, Rabu (15/4).

Dikonfirmasi terpisah, Kadis Pariwisata Provsu, Elisa Marbun mengatakan, difasilitasinya para pelaku usaha di acara puncak HUT ke-67 Pemprovsu tahun ini, dengan harapan membangkitkan ekonomi kreatif masyarakat, disamping menonjolkan sisi budaya. Ditanya bahwa pamor acara pagelaran kain songket itu kalah dibandingkan pameran batu akik, Elisa hanya tertawa.

“Oh itu tidak benar. Inikan pesta rakyat, makanya kita ingin semua sisi itu dapat. Baik budayanya maupun UMKM-nya.” ujar Elisa.

Amatan wartawan saat di lokasi acara, antusiasme pengunjung yang datang ke sana, lebih banyak terfokus pada pameran batu akik, dibanding pagelaran seni dan fashion songket. Di mana terdapat puluhan stand batu akik, dengan menampilkan varian batu dari berbagai daerah.

Selain itu, di stand tersebut juga melayani asah dan gosok batu dengan harga terjangkau. Sementara untuk stand kain songket, tidak satu pu ada terlihat. Sebahagian lagi hanya terdapat stand jajanan serta aneka makanan dan minuman.(prn/adz)

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS DIMINATI: Lelang batu akik di Pesta Rakyat Sumut di Lapangan Merdeka diminati masyarakat.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
DIMINATI: Lelang batu akik di Pesta Rakyat Sumut di Lapangan Merdeka diminati masyarakat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Pesta Rakyat Sumut Bangkit dalam rangka memeriahkan hari jadi ke-67 Provinsi Sumatera Utara menjadi ajang pameran batu-batuan.

Padahal, pesta rakyat tersebut harusnya menjadi pencanagan tahun 2015 sebagai tahun songket Sumut oleh Gubernur Sumut serta menjadikan mars Sumut Bangkit menjadi nada sambung pribadi (NSP).

Lenny Yun Manalu, seorang pengunjung dari Jalan Gaharu 3, Kecamatan Medan Barat, mengaku bingung karena pesta rakyat itu malah menjadi ajang pameran batu akik. “Padahal saya ke sini bersama teman-teman mau beli songket. Saya berpikir di stand-stand dipamerkan songket. Ternyata penuh batu akik. Apa yang dipublish kok beda dengan pelaksanaannya,” ungkapnya.

Pengunjung lainnya, Andre, warga Jalan Bromo, Medan Denai, juga merasa heran dengan pagelaran malam puncak HUT Pemprovsu itu. Dia yang datang bersama keempat temannya, bermaksud membeli kain songket khas Sumut. Namun saat tiba di lokasi, mereka tidak menemui stan-stan songket tenunan asli Sumut.

Terpisah, Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho yang dikonfirmasi soal ini mengatakan, terdapatnya dominasi batu akik pada pesta rakyat itu merupakan urusan panitia.

“Silahkan tanya ke panitia, namun sejatinya pesta rakyat tadi malam adalah pencanangan songket dan mars. Soal batu akik itu hanya euforia,” ujarnya, Rabu (15/4).

Dikonfirmasi terpisah, Kadis Pariwisata Provsu, Elisa Marbun mengatakan, difasilitasinya para pelaku usaha di acara puncak HUT ke-67 Pemprovsu tahun ini, dengan harapan membangkitkan ekonomi kreatif masyarakat, disamping menonjolkan sisi budaya. Ditanya bahwa pamor acara pagelaran kain songket itu kalah dibandingkan pameran batu akik, Elisa hanya tertawa.

“Oh itu tidak benar. Inikan pesta rakyat, makanya kita ingin semua sisi itu dapat. Baik budayanya maupun UMKM-nya.” ujar Elisa.

Amatan wartawan saat di lokasi acara, antusiasme pengunjung yang datang ke sana, lebih banyak terfokus pada pameran batu akik, dibanding pagelaran seni dan fashion songket. Di mana terdapat puluhan stand batu akik, dengan menampilkan varian batu dari berbagai daerah.

Selain itu, di stand tersebut juga melayani asah dan gosok batu dengan harga terjangkau. Sementara untuk stand kain songket, tidak satu pu ada terlihat. Sebahagian lagi hanya terdapat stand jajanan serta aneka makanan dan minuman.(prn/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/