30.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Gubernur Pertama Sumut Diusulkan Jadi Nama Jalan di Medan

Gubernur pertama Sumut, Sutan Mohamad (SM) Amin Nasution.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Gubernur pertama Sumut, Sutan Mohamad (SM) Amin Nasution diusulkan sebagai nama jalan di Kota Medan. Pengusulan nama jalan tokoh penting dalam peristiwa Sumpah Pemuda 1928 ini disampaikan Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (Pussis Unimed).

Kepala Pussis Unimed Phil Ichwan Azhari mengungkapkan, pengusulan nama SM Amin Nasution menjadi nama jalan di Medan sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih atas perjuangannya selama hidupnya. Diusulkan, Jalan Sei Batanghari diganti menjadi nama Jalan SM Amin Nasution. Namun, setelah dilakukan diskusi dengan pihak USU maka diusulkan Jalan Gunung Krakatau yang lebih cocok diganti.

“Setelah kita berkoordinasi dengan USU, mengusulkan Jalan Gunung Krakatau menjadi nama Jalan SM Amin Nasution. Oleh karenanya, kami lebih setuju Jalan Gunung Krakatau yang diganti. Sebab jalan itu lebih panjang dibandingkan Jalan Sei Batanghari yang kita usulkan,” jelas Ichwan saat melakukan audiensi ke kantor Wali Kota Medan, kemarin.

Menurut Ichwan, penabalan nama SM Amin Nasution menjadi nama salah satu jalan sangat penting dilakukan. Sehingga, masyarakat terutama generasi muda bisa mengenal tokoh penting sebagai gubernur pertama Sumatera Utara dan tiga kali menjabat. Namun sayang perjuangan yang telah dilakukannya ternyata tidak dikenal dalam memori masyarakat. “Itulah sebabnya kita mengusulkan nama beliau menjadi nama salah satu jalan di kota Medan,” ujarnya.

Diutarakan Ichwan, SM Amin Nasution merupakan tokoh yang melahirkan Sumpah pemuda dari Sumut dan penyelamat Republik Indonesia. Ketika itu, negara ini dikatakan pemerintah kolonial Belanda sudah bubar. Soekarno-Hatta ditangkap dan ibukota negara di Jakarta dan Jogyakarta sudah diduduki Belanda serta perjuangan yang dilakukan Jendral Sudirman dilakukan dari hutan dan gunung ke gunung secara bergerilyawan.

“Kondisi itu membuat Belanda mengumumkan kepada dunia, bahwasannya Indonesia sudah tidak ada. Namun klaim itu dibantah SM Amin, dan mengatakan Indonesia masih ada. Dia bilang, saya gubernurnya dan membentuk anggota DPRD. Itulah perannya sangat heroik,” paparnya.

Ia sangat menyayangkan nama SM Amin tidak ada di Kota Pematang Siantar. Sebab, kota tersebut merupakan tempat lahirnya Provinsi Sumatera Utara tahun 1947 dan begitu juga dengan Kota Medan.

Gubernur pertama Sumut, Sutan Mohamad (SM) Amin Nasution.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Gubernur pertama Sumut, Sutan Mohamad (SM) Amin Nasution diusulkan sebagai nama jalan di Kota Medan. Pengusulan nama jalan tokoh penting dalam peristiwa Sumpah Pemuda 1928 ini disampaikan Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (Pussis Unimed).

Kepala Pussis Unimed Phil Ichwan Azhari mengungkapkan, pengusulan nama SM Amin Nasution menjadi nama jalan di Medan sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih atas perjuangannya selama hidupnya. Diusulkan, Jalan Sei Batanghari diganti menjadi nama Jalan SM Amin Nasution. Namun, setelah dilakukan diskusi dengan pihak USU maka diusulkan Jalan Gunung Krakatau yang lebih cocok diganti.

“Setelah kita berkoordinasi dengan USU, mengusulkan Jalan Gunung Krakatau menjadi nama Jalan SM Amin Nasution. Oleh karenanya, kami lebih setuju Jalan Gunung Krakatau yang diganti. Sebab jalan itu lebih panjang dibandingkan Jalan Sei Batanghari yang kita usulkan,” jelas Ichwan saat melakukan audiensi ke kantor Wali Kota Medan, kemarin.

Menurut Ichwan, penabalan nama SM Amin Nasution menjadi nama salah satu jalan sangat penting dilakukan. Sehingga, masyarakat terutama generasi muda bisa mengenal tokoh penting sebagai gubernur pertama Sumatera Utara dan tiga kali menjabat. Namun sayang perjuangan yang telah dilakukannya ternyata tidak dikenal dalam memori masyarakat. “Itulah sebabnya kita mengusulkan nama beliau menjadi nama salah satu jalan di kota Medan,” ujarnya.

Diutarakan Ichwan, SM Amin Nasution merupakan tokoh yang melahirkan Sumpah pemuda dari Sumut dan penyelamat Republik Indonesia. Ketika itu, negara ini dikatakan pemerintah kolonial Belanda sudah bubar. Soekarno-Hatta ditangkap dan ibukota negara di Jakarta dan Jogyakarta sudah diduduki Belanda serta perjuangan yang dilakukan Jendral Sudirman dilakukan dari hutan dan gunung ke gunung secara bergerilyawan.

“Kondisi itu membuat Belanda mengumumkan kepada dunia, bahwasannya Indonesia sudah tidak ada. Namun klaim itu dibantah SM Amin, dan mengatakan Indonesia masih ada. Dia bilang, saya gubernurnya dan membentuk anggota DPRD. Itulah perannya sangat heroik,” paparnya.

Ia sangat menyayangkan nama SM Amin tidak ada di Kota Pematang Siantar. Sebab, kota tersebut merupakan tempat lahirnya Provinsi Sumatera Utara tahun 1947 dan begitu juga dengan Kota Medan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/