LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kematian Risnawati (54) akhirnya terungkap. Pelaku dapat dipastikan Royanto (30), pria yang ditemukan bunuh diri di perkebunan sawit tak jauh dari rumah korban.
Itu diungkap KBO Polres Langkat Iptu M Panggabean didampingi Kanit Pidum Iptu Bram Candra dalam temu pers di Aula Wira Satya Mapolres Langkat, Jumat (14/6) siang.
Kuat dugaan, pelaku sakit hati kepada korban karena sempat dimarahi.
“Karena pelaku sempat dimarahi oleh korban sekitar dua bulan lalu. Hal ini berdasarkan keterangan dari saksi dan anak korban yang sempat melihat pelaku dan korban cekcok,” katanya.
Iptu M Panggabean mengatakan, pihaknya sedang mendalami soal dugaan hubungan asmara pelaku dan korban. Sebab berdasarkan keterangan saksi-saksi, ada kemungkinan keduanya menjalin hubungan asmara.
Pelaku saat itu tengah membantu seorang wanita berinisial N, yang sempat menyewa rumah korban.
“Saat itu N yang sempat menyewa rumah koban hendak pindah. Ketika itu, pelaku membantu mengangkati barang milik wanita berinisial N,” tutur Iptu M Panggabean.
“Saat itulah, korban meneriaki dan memanggil pelaku. Disitu, korban yang berprofesi sebagai tukang kusuk memarahi pelaku. Hal ini disaksikan tetangga korban yang juga sebagai saksi penemuan mayat korban dalam sumur,” sambungnya.
Dijelaskan Iptu M Panggabean, ada dua mayat. Pertama, ibu rumah tangga, Risnawati ditemukan Kamis (12/6) tengah malam. Sedangkan mayat Royanto ditemukan tergantung di pelepah sawit, Kamis (13/6) pagi hari.
“Ada dua laporan temuan mayat di Desa Baru Hinai, pertama Laporan Model B temuan mayat Risnawati, kedua Laporan Model A mayat Royanto alias Aceng. Hasil penyelidikan dan fakta-fakta ada kaitan laporan pertama dan kedua. Kaitannya yakni, temuan mayat Risnawati di dalam sumur akibat tindakan pelaku Royanto,” jelasnya.
Terungkap fakta, Royanto sebagai pelaku pembunuhan Risnawati. Itu terungkap dari sejumlah saksi, termasuk anak korban, Titin Agustina.
Sebelum temuan mayat ibunya, Titin melihat Royanto di dalam rumah mereka. Titin sudah dua kali bertemu Royanto. Pertama, dua bulan lalu. Kedua saat kejadian.
“Titin dipesankan oleh ibunya yang mau pergi undangan, saat itu Titin sedang menyusui. Mamaknya berpesan kunci rumah kalau sudah terdengar suara sepeda motor,” jelas Iptu M Panggabean.
“Namun sepeda motor tidak juga terdengar. Saat hendak mengecek ke arah dapur, Titin melihat pelaku Royanto sudah di depan kamar mengatakan Risnawati sudah pergi undangan dan menyuruh Titin masuk kamar sambil mengeluarkan pisau dari pingganggnya,” paparnya.
Karena terancam, Titin ketakutan dan kembali ke kamarnya sekaligus untuk mendiamkan anaknya yang tiba-tiba menangis.
Titin pun menggendong anaknya keluar kamar, dan melihat Royanto sedang mengintip ke arah luar rumah lewat jendela ruang tamu sambil merokok.
Titin berupaya kabur menyelamatkan diri, dengan meminta pelaku membuka baju karena berkeringat. Namun semua pintu sudah terkunci. Titin bisa kabur saat Royanto lengah memantau ke luar rumah.
“Titin berhasil kabur bersama anaknya lewat pintu samping. Tapi ketahuan sama pelaku sehingga Titin sempat dicekik dan ditarik dari arah belakang hingga terjatuh ke tanah. Titin berteriak minta tolong sehingga terdengar tetangga, pelaku pun langsung kabur,” kata Iptu M Panggabean.
“Hasil olah TKP ditemukan baju pelaku yang tertinggal di lokasi Titin dicekik. Polres pun melakukan penyelidikan. Keesokan harinya saksi Salikin mendengar suara saksi Wagiman minta tolong karena melihat mayat Royanto telah gantung diri dengan tali nilon di pohon sawit,” pungkasnya.
Dalam kasus ini, polisi menemukan barang bukti berupa satu batu segenggam tangan orang dewasa di samping sumur, baju warna pelaku corak hitam, putih, dan cokelat, serta seutas tali nilon dua meter yang terjerat di leher Royanto masih terikat di pelepah pohon sawit.(bam/ala)