MEDAN- Keberhasilan dalam tumbuh kembang anak dipengaruhi faktor kesejahteraan keluarga. Sehingga perkembangan anak yang memiliki kualitas kesejahteraan dari sisi keluarga akan menciptakan lingkungan aman, nyaman dan sehat untuk perkembangannya.
Hal ini disampaikan Wali Kota Medan Rahudman Harahap, melalaui Sekretaris Daerah Syaiful Bahri dalam sambutannnya pada seminar sehari bertajuk Anakku Mutiaraku, di Garuda Plaza Hotel, Sabtu (16/7).
“Kita sangat memberikan apresiasi yang cukup tinggi dalam acara kegiatan seminar yang diadakan oleh Blessing Community ini. Mengingat kegiatan ini sangat mendukung Kota Medan, sebagai kota metropolis dalam mewujudkan lingkungan yang ramah terhadap anak. Hal ini juga sejalan dengan Kota Medan yang telah mendapatkan pengakuan sebagai kota layak anak,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dr Seto Mulyadi Psi MPsi yang akrab disapa Kak Seto, dalam materinya menyampaikan, pendidikan karakter sejak dini dianggap sebagai langkah efektif dalam menciptakan seorang anak yang tidak hanya pintar namun juga memiliki berbagai potensi yang ada di dalam dirinya sehingga berguna bagi nusa dan bangsa sesuai harapan orang tua.
Namun, untuk memulai pendidikan karakter itu sendiri menurutnya, harus dimulai dari dalam lingkungan terkecil yakni rumah tangga melalui peranan orang tua, dan selanjutnya lembaga pendidikan melalui peran guru.
“Anak-anak sebagai generasi yang unggul tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Anak membutuhkan lingkungan subur yang sengaja diciptakan yang memungkinkan karakter anak bisa berkembang dengan baik dan lebih optimal, dan semuanya ini bisa dimulai sejak bayi,” ungkap Kak Seto.
Disi lain keberhasilan suatu pendidikan lanjut Kak Seto, sering dikaitkan dengan kemampuan orangtua dan guru dalam hal memahami anak sebagai individu yang unik. Dimana setiap anak memiliki potensi yang saling berbeda satu sama lain, namun saling melengkapi dan berharga.
Selain itu menurut Kak Seto, orangtua juga harus perhatikan dalam kaitan memahami anak, yakni anak bukanlah sebagai orang dewasa mini. “Anak adalah tetap anak-anak, bukan orang dewasa berukuran mini. Anak memiliki keterbatasan bila harus dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu, mereka juga memiliki dunia sendiri yang khas dan harus dilihat dengan kaca mata anak-anak,” ungkapnya.(uma)