25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Anuar Shah: Kembalikan Penataran P4

MEDAN- Tanggal 17 Agustus memiliki makna khusus bagi seluruh bangsa Indonesia. Berbagai kegiatan digelar setiap tahunnya sebagai peringatan hari kemerdekaan sebagai sebuah bangsa. Demikian juga pada peringatan HUT ke-66 tahun ini.

Namun belakangan, peringatan tersebut memperlihatkan kenyataan yang sangat miris. Bahkan, terkesan kehilangan tempat di hati setiap mayarakat, khususnya Kota Medan. Hingga Selasa (16/8), tidak banyak kendaraan bermotor yang terlihat memasang bendera merah-putih.

Begitu juga tiang bendera di halaman rumah warga masih terlihat sepi. Padahal masih berbekas dalam ingatan kita, bagaimana pada tahun-tahun sebelumnya, umbul-umbul dan pernak-pernik kemerdekaan sudah meramaikan setiap kota.

Ketua Umum Majelis Pengurus Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Sumatera Utara, Anuar Shah yang ditemui di Sekretariat MPW PP Sumut, Jalan Thamrin No.95 Medan, menyebutnya sebagai hilangnya nasionalisme di tengah-tengah warga masyarakat.

“Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia saat ini tidak dimaknai oleh warga masyarakat secara keseluruhan melainkan hanya sebatas seremonial,” tegas Anuar Shah kepada Sumut Pos, kemarin.
Dirinya pun menyimbolkan kenyataan itu dari minat anak-anak sebagai penerus yang lebih besar kepada produk eropa daripada produk kebudayaan tradisional. Seperti pecal yang kurang dikenal dibanding dunkin donuts, pizza, atau kentucky. Begitu juga dalam hal lagu-lagu perjuangan yang kurang diingat dibanding lagu-lagu popular. Meskipun lirik yang ada hanya menawarkan mimpi.

“Jadi kalau mau jujur, rasa nasionalisme satu bangsa dan satu tanah air masih lebih baik waktu baru merdeka dulu. Militansi itu masih terasa benar dibanding sekarang ini. Karena jujur saja, secara ekonomi dan budaya kita justru terjajah,” ketusnya.

Hal itu kian diperparah lagi dengan ditiadakannya Penataran P4 (Pedomanan, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila) di sekolah, sebagai lembaga pendidikan yang berperan penting dalam pembentukan karakter masa depan satu bangsa. Dengan kegiatan yang digelar dari pagi hingga sore hari, nilai-nilai Pancasila tadi sedikit banyak terserap dalam diri siswa.

Pria yang akrab disapa Aweng dan mengantongi sertifikat sebagai Penatar P4 pada 1986 lalu ini mengimbau agar sekolah lebih meningkatkan kualitas pendidikan sejarah kepada para siswanya. Dengan demikian generasi yang akan datang dapat menciptakan satu kondisi berbangsa yang lebih baik lagi.

“Bangsa Eropa itu bisa maju karena mereka terus mengevaluasi sejarah bangsa mereka. Evaluasi pun dilakukan untuk melihat kekurangan di masa lalu kemudian ditutupi menjadi lebih baik. Pendiri negara ini Ir Soekarno juga sudah berpesan dalam Jas Merah, (jangan sekali-sekali melupakan sejarah),” papar Answar yang men jadi instruktur upacara Peringatan HUT ke-66 RI di SMA Persit Medan Jalan S Parman Medan, hari ini (17/8).

Selain sekolah, lanjutnya, organisasi kepemudaan juga berperan dalam memupuk semangat nasionalisme ini melalui kaderisasi yang dilakukan. Seperti di jajaran Pengurus Wilayah Pemuda Pancasila Sumut yang menanamkan momen-momen kenegaraan pada setiap kadernya. Selain peringatan HUT Kemerdekaan RI, pada 30 September nanti DPW PP Sumut juga menggelar peringatan Gerakan 30 S/PKI untuk mengenang kader-kader yang menjadi korban pembantaian di Kampung Kolam. (jul)

MEDAN- Tanggal 17 Agustus memiliki makna khusus bagi seluruh bangsa Indonesia. Berbagai kegiatan digelar setiap tahunnya sebagai peringatan hari kemerdekaan sebagai sebuah bangsa. Demikian juga pada peringatan HUT ke-66 tahun ini.

Namun belakangan, peringatan tersebut memperlihatkan kenyataan yang sangat miris. Bahkan, terkesan kehilangan tempat di hati setiap mayarakat, khususnya Kota Medan. Hingga Selasa (16/8), tidak banyak kendaraan bermotor yang terlihat memasang bendera merah-putih.

Begitu juga tiang bendera di halaman rumah warga masih terlihat sepi. Padahal masih berbekas dalam ingatan kita, bagaimana pada tahun-tahun sebelumnya, umbul-umbul dan pernak-pernik kemerdekaan sudah meramaikan setiap kota.

Ketua Umum Majelis Pengurus Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Sumatera Utara, Anuar Shah yang ditemui di Sekretariat MPW PP Sumut, Jalan Thamrin No.95 Medan, menyebutnya sebagai hilangnya nasionalisme di tengah-tengah warga masyarakat.

“Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia saat ini tidak dimaknai oleh warga masyarakat secara keseluruhan melainkan hanya sebatas seremonial,” tegas Anuar Shah kepada Sumut Pos, kemarin.
Dirinya pun menyimbolkan kenyataan itu dari minat anak-anak sebagai penerus yang lebih besar kepada produk eropa daripada produk kebudayaan tradisional. Seperti pecal yang kurang dikenal dibanding dunkin donuts, pizza, atau kentucky. Begitu juga dalam hal lagu-lagu perjuangan yang kurang diingat dibanding lagu-lagu popular. Meskipun lirik yang ada hanya menawarkan mimpi.

“Jadi kalau mau jujur, rasa nasionalisme satu bangsa dan satu tanah air masih lebih baik waktu baru merdeka dulu. Militansi itu masih terasa benar dibanding sekarang ini. Karena jujur saja, secara ekonomi dan budaya kita justru terjajah,” ketusnya.

Hal itu kian diperparah lagi dengan ditiadakannya Penataran P4 (Pedomanan, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila) di sekolah, sebagai lembaga pendidikan yang berperan penting dalam pembentukan karakter masa depan satu bangsa. Dengan kegiatan yang digelar dari pagi hingga sore hari, nilai-nilai Pancasila tadi sedikit banyak terserap dalam diri siswa.

Pria yang akrab disapa Aweng dan mengantongi sertifikat sebagai Penatar P4 pada 1986 lalu ini mengimbau agar sekolah lebih meningkatkan kualitas pendidikan sejarah kepada para siswanya. Dengan demikian generasi yang akan datang dapat menciptakan satu kondisi berbangsa yang lebih baik lagi.

“Bangsa Eropa itu bisa maju karena mereka terus mengevaluasi sejarah bangsa mereka. Evaluasi pun dilakukan untuk melihat kekurangan di masa lalu kemudian ditutupi menjadi lebih baik. Pendiri negara ini Ir Soekarno juga sudah berpesan dalam Jas Merah, (jangan sekali-sekali melupakan sejarah),” papar Answar yang men jadi instruktur upacara Peringatan HUT ke-66 RI di SMA Persit Medan Jalan S Parman Medan, hari ini (17/8).

Selain sekolah, lanjutnya, organisasi kepemudaan juga berperan dalam memupuk semangat nasionalisme ini melalui kaderisasi yang dilakukan. Seperti di jajaran Pengurus Wilayah Pemuda Pancasila Sumut yang menanamkan momen-momen kenegaraan pada setiap kadernya. Selain peringatan HUT Kemerdekaan RI, pada 30 September nanti DPW PP Sumut juga menggelar peringatan Gerakan 30 S/PKI untuk mengenang kader-kader yang menjadi korban pembantaian di Kampung Kolam. (jul)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/