BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Cuaca buruk yang sering terjadi di tengah laut, membuat nelayan di Belawan, tak melaut. Sebab, mereka tidak berani melakukan aktivitas penangkapan ikan karena sering terjadi badai yang sangat membahayakan keselamatan nelayan, Minggu (16/10).
Amatan Sumut Pos di Belawan, kapal-kapal ikan nelayan terlihat tambat di sejumlah tangkahan. Para nelayan ini mengaku enggan berangkat melaut, karena badai yang terjadi di laut bisa menyebabkan kapal mereka terbalik.
Kamaluddin (43), nelayan asal Gabion Belawan menuturkan, cuaca buruk belakangan ini sering terjadi di perairan. Apalagi, cuaca buruk terutama badai bisa datang sewaktu-waktu dan tidak bisa diprediksi.”Itu yang membuat kami takut karena badai terkadang datangnya secara tiba-tiba,” ujarnya.
Dia mengaku, para nelayan umumnya sudah hampir satu minggu tidak menangkap ikan di laut. Hal inipun membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. ”Dipaksakan kali melaut berbahaya. Mau tak mau, cari pinjaman uang buat kebutuhan rumah tangga,” kata Kamaluddin.
Libur melaut para nelayan ini berdampak pada kelangkaan ikan laut di pasaran. Kalaupun ada, harga ikan melambung. Seperti di Pasar Tradisional Marelan, untuk harga ikan selayang per kilogramnya (kg) Rp33 ribu dari sebelumnya Rp27 ribu. Ikan tongkol Rp34 ribu per kg dari Rp30 ribu per kg.
Sedangkan, ikan gembung semula harganya Rp32 ribu per kg naik jadi Rp36 ribu per kg. Dan, ikan gulama dari Rp 31 ribu per kg menjadi Rp35 per kg. Menurut pedagang, saat ini ikan susah didapat karena banyak nelayan tak melaut akibat cuaca buruk.
“Cuaca buruk berdampak pada pasokan langkanya ikan laut. Karena nelayan yang melaut sedikit,” ungkap Dadang (40) seorang pedagang.(rul/ila)
Keterangan Poto
Tambat : Sejumlah kapal penangkap ikan terlihat tambat di Pelabuhan Perikanan Gabion Belawan. Musim badai membuat sebagian besar nelayan memilih untuk libur melaut, Minggu (16/10) kemarin.(Poto fachrul rozi/sumut pos)