31.7 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Bocah 7 Tahun Tewas Disambar Petir

Petir-Ilustrasi
Petir-Ilustrasi

KISARAN, SUMUTPOS.CO – Keluarga besar Surya (30) dan Heni kembali dirundung duka. Orangtua mereka meninggal belum genap seminggu. Lalu Sabtu (15/10) sore, pasangan suami istri ini kehilangan buah hatinya Febri Kurniawan Sandy (7 tahun).

Kisah duka ini terjadi saat seluruh keluarga masih berkumpul di rumah orangtua mereka di Lingkungan III, Kelurahan Bunut Barat, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan. Mereka berkumpul karena pada malam harinya akan digelar acara takziah malam ketiga atas meninggalnya kakek korban. Seluruh keluarga sibuk mempersiapkan keperluan untuk acara itu sejak siang. Termasuk memasak untuk dihidangkan di acara tersebut.

Lalu pada sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB, cuaca di Kota Kisaran mulai mendung. Langit Kisaran hampir seluruhnya tertutup awan gelap. Lalu disusul gerimis.

Sementara korban Febri Kurniawan Sandy, asyik duduk seorang diri di bawah pohon mangga. Pohon tertinggi di antara tanaman yang ada di sekitar rumah kakeknya itu.

Febri yang saat itu sedang menikmati santapan pulut sama sekali tidak menyadari jika jiwanya telah terancam. Tak berapa lama terdengar suara petir dua kali. Dan, pada waktu bersamaan terdengar suara jeritan kuat seorang anak-anak. Begitu dilihat ternyata Febri Kurniawan Sandy, sudah terkulai lemas.

Warga yang sedang ikut membantu memasak dan keluarga langsung berhamburan ke arah korban. Sementara Febri Kurniawan Sandy ketika diajak berbicara hanya bisa mengerang dengan suara pelan. Bahkan suaranya nyaris tidak kedengaran.

Lalu, salahseorang kerabat membuka bajunya dan melihat hampir seluruh punggung bocah murid kelas satu Madrasah Ibtidaiyah Mambaul Hidayah ini menghitam.

Mereka kemudian langsung bergegas mengevakuasi korban ke RSUD H Abdul Manan Simatupang (HAMS) Kisaran untuk mendapat pertolongan medis.

Tapi nahas dialami korban. Dalam perjalanan menuju rumah sakit tepatnya di Taman Makam Pahlawan, Kisaran, korban menghembuskan nafas terakhir. Tapi keluarga tidak langsung menyerah. Mereka terus saja membawa korban ke rumah sakit dengan harapan bisa menyelamatkan nyawa korban.

Sesampainya di rumah sakit, petugas medis yang menanganinya menyebutkan bahwa korban Febri Kurniawan Sandy telah meninggal dunia.

“Ternyata jeritan di bawah pohon mangga itu adalah jeritan yang terakhir kalinya Febri,” sebut paman korban bernama Imam (33), ketika ditemui di rumah duka, Minggu (16/10).

Masih dari Imam, setelah kejadian itu mereka juga melihat ada keanehan pada pohon mangga. Ketika diamati, kulit pohon mangga itu juga ikut mengelupas yang diduga kuat akibat tersambar petir.

“Inilah yang mungkin mengenai korban sehingga punggungnya menghitam,” ujar Imam sembari menunjuk ke arah pohon mangga tersebut. (mar/dro)

Petir-Ilustrasi
Petir-Ilustrasi

KISARAN, SUMUTPOS.CO – Keluarga besar Surya (30) dan Heni kembali dirundung duka. Orangtua mereka meninggal belum genap seminggu. Lalu Sabtu (15/10) sore, pasangan suami istri ini kehilangan buah hatinya Febri Kurniawan Sandy (7 tahun).

Kisah duka ini terjadi saat seluruh keluarga masih berkumpul di rumah orangtua mereka di Lingkungan III, Kelurahan Bunut Barat, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan. Mereka berkumpul karena pada malam harinya akan digelar acara takziah malam ketiga atas meninggalnya kakek korban. Seluruh keluarga sibuk mempersiapkan keperluan untuk acara itu sejak siang. Termasuk memasak untuk dihidangkan di acara tersebut.

Lalu pada sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB, cuaca di Kota Kisaran mulai mendung. Langit Kisaran hampir seluruhnya tertutup awan gelap. Lalu disusul gerimis.

Sementara korban Febri Kurniawan Sandy, asyik duduk seorang diri di bawah pohon mangga. Pohon tertinggi di antara tanaman yang ada di sekitar rumah kakeknya itu.

Febri yang saat itu sedang menikmati santapan pulut sama sekali tidak menyadari jika jiwanya telah terancam. Tak berapa lama terdengar suara petir dua kali. Dan, pada waktu bersamaan terdengar suara jeritan kuat seorang anak-anak. Begitu dilihat ternyata Febri Kurniawan Sandy, sudah terkulai lemas.

Warga yang sedang ikut membantu memasak dan keluarga langsung berhamburan ke arah korban. Sementara Febri Kurniawan Sandy ketika diajak berbicara hanya bisa mengerang dengan suara pelan. Bahkan suaranya nyaris tidak kedengaran.

Lalu, salahseorang kerabat membuka bajunya dan melihat hampir seluruh punggung bocah murid kelas satu Madrasah Ibtidaiyah Mambaul Hidayah ini menghitam.

Mereka kemudian langsung bergegas mengevakuasi korban ke RSUD H Abdul Manan Simatupang (HAMS) Kisaran untuk mendapat pertolongan medis.

Tapi nahas dialami korban. Dalam perjalanan menuju rumah sakit tepatnya di Taman Makam Pahlawan, Kisaran, korban menghembuskan nafas terakhir. Tapi keluarga tidak langsung menyerah. Mereka terus saja membawa korban ke rumah sakit dengan harapan bisa menyelamatkan nyawa korban.

Sesampainya di rumah sakit, petugas medis yang menanganinya menyebutkan bahwa korban Febri Kurniawan Sandy telah meninggal dunia.

“Ternyata jeritan di bawah pohon mangga itu adalah jeritan yang terakhir kalinya Febri,” sebut paman korban bernama Imam (33), ketika ditemui di rumah duka, Minggu (16/10).

Masih dari Imam, setelah kejadian itu mereka juga melihat ada keanehan pada pohon mangga. Ketika diamati, kulit pohon mangga itu juga ikut mengelupas yang diduga kuat akibat tersambar petir.

“Inilah yang mungkin mengenai korban sehingga punggungnya menghitam,” ujar Imam sembari menunjuk ke arah pohon mangga tersebut. (mar/dro)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/