26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Boru Purba Bersiap Mengadu ke Polisi

Foto: Prasetyo/PM Natanael br Purba, menuntut pengakuan anggota DPRD Sumut, Sutrisno, atas anaknya.
Foto: Prasetyo/PM
Natanael br Purba, menuntut pengakuan anggota DPRD Sumut, Sutrisno, atas anaknya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bantahan anggota DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan, lewat temu pers beberapa waktu lalu, membuat Nata boru Purba, makin gigih. Dia bertekad memperjuangkan hak-hak RC (3), anaknya yang diakui Nata sebagai anak Sutrisno.

“Kita tetap lanjut, bang. Saya pun lagi mempersiapkan kekurangan laporan saya,” ucapnya, saat ditemui kemarin (16/11).

Diterangkannya, dalam laporannya ke BKD DPRD Sumut, pihaknya hanya tinggal menyiapkan mengenai laporan polisi. Pasalnya, hingga saat ini pihaknya masih belum membuat laporan, karena pihaknya masih menunggu itikad baik Sutrisno untuk mengakui RC sebagai anaknya.

“Kita tinggal melengkapi mengenai laporan polisi. Soalnya, sampai saat ini saya belum mempersoalkan hal itu ke Polisi. Karena saya masih berharap dia mau mengakuinya,” ungkap Nata. Namun, belum adanya kepastian dari Sutrisno hingga kini membuat Nata pun patah arang. Dirinya pun mengaku akan melakukan tindakan hukum sesuai dengan prosedur BKD DPRD Sumut.

“Karena sampai saat ini belum ada kepastian. Sata akan melakukan upaya hukum sesuai dengan prosedur dewan kehormatan,” tandasnya. Sekadar mengingatkan, Nata sempat menghebohkan DPRD Sumut dengan membuat pengakuan, memiliki anak hasil hubungannya Sutrisno, sewaktu belum jadi anggota dewan.

Sutrisno Pangaribuan
Sutrisno Pangaribuan

Sutrisno sendiri berdalih, tuduhan yang disampaikan Nata tidak berdasar. Sutrisno yang juga anggota Komisi A itu juga menilai hal itu sebagai peristiwa politik biasa sehingga terlalu kecil untuk dibawa ke ranah hukum. Sutrisno juga menuding, kedatangan Nata ke BKD Sumut tersebut atas unsur politis.

Tak segan-segan, dirinya menyebutkan kalau kedatangan Nata tersebut dimotori kader PDI Perjuangan yang satu Dapil dengan berinisial JP. “Dia itu dituntun sama JP kemari. Jadi, ini ada unsur politisi. Mungkin saja dia (JP) menginginkan kedudukan saya,” cetusnya.

Penyataan Sutrisno sendiri dianggap J. Purba sebagai suatu bentuk kebingungan. Pasalnya, hingga kini Sutrisno masih mengelak bertemu dengan Nata. “Apa kepentingan aku di situ. Sementara aku tidak kenal sama dia (Nata). Lain halnya jika aku kenal sama dia, ya pasti ada kepentinganku. Tapi, aku sama sekali tidak kenal dia,” ucapnya pada Selasa (11/11) malam lalu.

Lebih lanjut, J Purba mengaku, sekira 2 bulan lalu dirinya memang sempat menghubungi Sutrisno. Kala itu, J Purba menanyakan kepada Sutrisno ada masalah apa Sutrisno dengan Nata. “Karena Nata semarga denganku, ya otomatis dia itu adikku. Makanya 2 bulan lalu aku telepon dan tanyakan ke Sutrisno ada masalah apa dengan itoku (adikku). Tapi dia bilang sudah selesai. Gak ada masalah apa-apa. Disitu pun aku tidak ada bilang ke dia kalau aku anggota partai,” bebernya. Tapi bagaimanapun ceritanya, lanjut J Purba, persoalan tersebut bisa diselesaikan dengan cara mudah. “Ya pertemukan saja mereka (Sutrisno dan Nata). Itu ajalah sudah. Biar cepat selesai. Tapi kenapa Sutrisno tidak berani? Ada apa ini,” celetuknya.

Karena itu, J Purba menilai, seandainya Fraksi PDI Perjuangan mempertemukan Nata dengan Sutrisno, dampak yang akan ditimbulkan sangatlah besar. Tak segan-segan, dirinya menyebutkan kalau Sutrisno bakalan selesai. “Selesailah dia jika jadi dipertemukan mereka. Makanya dia tidak mau. Bahkan, kemarin sempat mau dipertemukan mereka. Tapi itu gak jadi. Itupun bukan seperti yang dibilangnya ada 3 kali pertemuan. Terserah dia ajalah itu. Yang penting aku gak ada kepentingan apa-apa. Aku disini hanya menunjuk apa yang ditanyakan itoku. Dia tanya kantor DPD mana, aku antar dia ke sana. Sudah itu aja,” pungkasnya.

Terpisah, Nata juga menegaskan J Purba tidak ada kaitan atas kedatangannya. Dirinya, hanya meminta supaya J Purba memberitahu tempat yang ditujunya. “Itu semarga sama aku. Karena aku waktu itu ke Medan ga tau Medan. Gak tau kantor PDI-P dimana aku cari saudara satu marga. Ito itu cuma nunjukin aja dan aku jalan sendiri. Jadi bohong itu semua yang dibilangnya,” ucapnya singkat.(ind/trg)

Foto: Prasetyo/PM Natanael br Purba, menuntut pengakuan anggota DPRD Sumut, Sutrisno, atas anaknya.
Foto: Prasetyo/PM
Natanael br Purba, menuntut pengakuan anggota DPRD Sumut, Sutrisno, atas anaknya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bantahan anggota DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan, lewat temu pers beberapa waktu lalu, membuat Nata boru Purba, makin gigih. Dia bertekad memperjuangkan hak-hak RC (3), anaknya yang diakui Nata sebagai anak Sutrisno.

“Kita tetap lanjut, bang. Saya pun lagi mempersiapkan kekurangan laporan saya,” ucapnya, saat ditemui kemarin (16/11).

Diterangkannya, dalam laporannya ke BKD DPRD Sumut, pihaknya hanya tinggal menyiapkan mengenai laporan polisi. Pasalnya, hingga saat ini pihaknya masih belum membuat laporan, karena pihaknya masih menunggu itikad baik Sutrisno untuk mengakui RC sebagai anaknya.

“Kita tinggal melengkapi mengenai laporan polisi. Soalnya, sampai saat ini saya belum mempersoalkan hal itu ke Polisi. Karena saya masih berharap dia mau mengakuinya,” ungkap Nata. Namun, belum adanya kepastian dari Sutrisno hingga kini membuat Nata pun patah arang. Dirinya pun mengaku akan melakukan tindakan hukum sesuai dengan prosedur BKD DPRD Sumut.

“Karena sampai saat ini belum ada kepastian. Sata akan melakukan upaya hukum sesuai dengan prosedur dewan kehormatan,” tandasnya. Sekadar mengingatkan, Nata sempat menghebohkan DPRD Sumut dengan membuat pengakuan, memiliki anak hasil hubungannya Sutrisno, sewaktu belum jadi anggota dewan.

Sutrisno Pangaribuan
Sutrisno Pangaribuan

Sutrisno sendiri berdalih, tuduhan yang disampaikan Nata tidak berdasar. Sutrisno yang juga anggota Komisi A itu juga menilai hal itu sebagai peristiwa politik biasa sehingga terlalu kecil untuk dibawa ke ranah hukum. Sutrisno juga menuding, kedatangan Nata ke BKD Sumut tersebut atas unsur politis.

Tak segan-segan, dirinya menyebutkan kalau kedatangan Nata tersebut dimotori kader PDI Perjuangan yang satu Dapil dengan berinisial JP. “Dia itu dituntun sama JP kemari. Jadi, ini ada unsur politisi. Mungkin saja dia (JP) menginginkan kedudukan saya,” cetusnya.

Penyataan Sutrisno sendiri dianggap J. Purba sebagai suatu bentuk kebingungan. Pasalnya, hingga kini Sutrisno masih mengelak bertemu dengan Nata. “Apa kepentingan aku di situ. Sementara aku tidak kenal sama dia (Nata). Lain halnya jika aku kenal sama dia, ya pasti ada kepentinganku. Tapi, aku sama sekali tidak kenal dia,” ucapnya pada Selasa (11/11) malam lalu.

Lebih lanjut, J Purba mengaku, sekira 2 bulan lalu dirinya memang sempat menghubungi Sutrisno. Kala itu, J Purba menanyakan kepada Sutrisno ada masalah apa Sutrisno dengan Nata. “Karena Nata semarga denganku, ya otomatis dia itu adikku. Makanya 2 bulan lalu aku telepon dan tanyakan ke Sutrisno ada masalah apa dengan itoku (adikku). Tapi dia bilang sudah selesai. Gak ada masalah apa-apa. Disitu pun aku tidak ada bilang ke dia kalau aku anggota partai,” bebernya. Tapi bagaimanapun ceritanya, lanjut J Purba, persoalan tersebut bisa diselesaikan dengan cara mudah. “Ya pertemukan saja mereka (Sutrisno dan Nata). Itu ajalah sudah. Biar cepat selesai. Tapi kenapa Sutrisno tidak berani? Ada apa ini,” celetuknya.

Karena itu, J Purba menilai, seandainya Fraksi PDI Perjuangan mempertemukan Nata dengan Sutrisno, dampak yang akan ditimbulkan sangatlah besar. Tak segan-segan, dirinya menyebutkan kalau Sutrisno bakalan selesai. “Selesailah dia jika jadi dipertemukan mereka. Makanya dia tidak mau. Bahkan, kemarin sempat mau dipertemukan mereka. Tapi itu gak jadi. Itupun bukan seperti yang dibilangnya ada 3 kali pertemuan. Terserah dia ajalah itu. Yang penting aku gak ada kepentingan apa-apa. Aku disini hanya menunjuk apa yang ditanyakan itoku. Dia tanya kantor DPD mana, aku antar dia ke sana. Sudah itu aja,” pungkasnya.

Terpisah, Nata juga menegaskan J Purba tidak ada kaitan atas kedatangannya. Dirinya, hanya meminta supaya J Purba memberitahu tempat yang ditujunya. “Itu semarga sama aku. Karena aku waktu itu ke Medan ga tau Medan. Gak tau kantor PDI-P dimana aku cari saudara satu marga. Ito itu cuma nunjukin aja dan aku jalan sendiri. Jadi bohong itu semua yang dibilangnya,” ucapnya singkat.(ind/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/