28.9 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Tim Labfor Olah TKP, Dugaan Sabotase Diselidiki

16-11-fachrul-rozi-kaki-kebakaran-hmc-pelindo-i-1

BELAWAN, SUMUTPOS.CO  -Polisi masih menyelidiki sebab musabab kebakaran yang menghanguskan alat bongkar muat HMC di kade 113 Pelabuhan Ujung Baru Belawan. Tim laboratorium forensik (labfor) saat ini sedang mengumpulkan bukti di TKP guna menelusuri dugaan unsur sabotase, Rabu (16/11) kemarin.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Edi Safari mengatakan, petugas labfor Mabes Polri telah melakukan penyelidikan, dan tengah mencari tahu penyebab terbakaranya Harber Mobile Crane (HMC) milik PT

Pelabuhan Indonesia I.”Tadi pagi (Rabu) petugas labfor sudah turun ke tempat kejadian perkara (TKP). Jadi kasusnya masih dalam penyelidikan,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, petugas masih konsentrasi melakukan olah TKP dan mengecek kondisi alat bongkar muat HMC di pelabuhan Ujung Baru Belawan. Namun, untuk saksi di lokasi kejadian maupun petugas operator HMC belum dimintai keterangan.”Saksi belum ada yang diperiksa. Kami masih selidiki peristiwa kebakarannya, untuk mencari tahu apakah ada unsur sabotase, atau karena sebab lain,” jelas Edi.

Corporate Secretary PT Pelindo I, Muhammad Eriansah Boy dalam keterangan persnya di RM Seafood Belawan mengungkapkan, kalau alat bongkar muat jenis HMC dibeli PT Pelindo I pada tahun 2011 lalu. Alat bongkar muat asal Tiongkok itu dilengkapi alarm yang sensitif terhadap

asap.”HMC yang terbakar dilengkapi alarm yang sensitif terhadap asap. Cuma saat kejadian, alarm tidak menyala (bunyi),” ungkapnya.

Atas peristiwa kebakaran HMC, Eriansah mengaku pihaknya menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada aparat kepolisian guna mengusut penyebab terbakarnya HMC tersebut.”Pelindo I menyerahkan kasusnya pada aparat berwajib untuk menyelidikinya,” kata Eriansah.

Insiden kebakaran HMC sebelumnya terjadi pada Selasa (15/11) malam di kade 113 pelabuhan Ujung Baru Belawan. Alat bongkar muat seharga Rp20 miliar, hangus terbakar dan sempat menimbulkan suara ledakan beberapa

kali. Diduga sumber api berasal dari bagian mesin HMC.

Dari amatan sumut pos, pasca peristiwa kebakaran HMC, polisi bersama petugas Pelindo dan pihak pabrikan yang mendatangkan alat itu, terlihat berada di sekitar bangkai HMC yang telah diberi garis polisi

(police line). Sementara, kapal-kapal di sekitar dermaga tempat alat tersebut terbakar, di pindahkan ke dermaga terminal domestik pelabuhan Belawan.

Terpisah, Humas Kantor Syahbandar Pelabuhan Belawan, Wasfina menyebutkan, meski kebakaran terjadi di sebelah kantornya telah diketahui, tapi pihak syahbandar belum mendapat laporan secara resmi dari PT Pelindo I. “Kebakaran HMC itu di sebelah kantor syahbandar. Namun, laporan tertulis dari pelindo belum ada kita terima,” ucap Wasfina.

Untuk diketahui, alat bongkar muat di Belawan bukan baru kali ini saja terbakar. Dari catatan Sumut Pos, selama kurun waktu 4 tahun terakhir, sebanyak 3 alat bongkar muat di pelabuhan ini terbakar. Peristiwa pertama terjadi di tahun 2012 lalu, alat pemindah petikemas jenis reach steacker asal Tiongkok dibeli seharga Rp4,7 miliar hangus terbakar di pelabuhan BICT.

Kemudian, kejadian serupa terjadi lagi pada tahun 2015 lalu, reach steacker di terminal petikemas domestik Belawan (TPKDB) terbakar hingga mengejutkan sejumlah pekerja di pelabuhan tersebut. Hanya saja, dalam kasus terbakarnya alat bongkar muat yang ditangani polisi hingga kini belum ada penetapan tersangkanya.(ru/ilal)

 

16-11-fachrul-rozi-kaki-kebakaran-hmc-pelindo-i-1

BELAWAN, SUMUTPOS.CO  -Polisi masih menyelidiki sebab musabab kebakaran yang menghanguskan alat bongkar muat HMC di kade 113 Pelabuhan Ujung Baru Belawan. Tim laboratorium forensik (labfor) saat ini sedang mengumpulkan bukti di TKP guna menelusuri dugaan unsur sabotase, Rabu (16/11) kemarin.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Edi Safari mengatakan, petugas labfor Mabes Polri telah melakukan penyelidikan, dan tengah mencari tahu penyebab terbakaranya Harber Mobile Crane (HMC) milik PT

Pelabuhan Indonesia I.”Tadi pagi (Rabu) petugas labfor sudah turun ke tempat kejadian perkara (TKP). Jadi kasusnya masih dalam penyelidikan,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, petugas masih konsentrasi melakukan olah TKP dan mengecek kondisi alat bongkar muat HMC di pelabuhan Ujung Baru Belawan. Namun, untuk saksi di lokasi kejadian maupun petugas operator HMC belum dimintai keterangan.”Saksi belum ada yang diperiksa. Kami masih selidiki peristiwa kebakarannya, untuk mencari tahu apakah ada unsur sabotase, atau karena sebab lain,” jelas Edi.

Corporate Secretary PT Pelindo I, Muhammad Eriansah Boy dalam keterangan persnya di RM Seafood Belawan mengungkapkan, kalau alat bongkar muat jenis HMC dibeli PT Pelindo I pada tahun 2011 lalu. Alat bongkar muat asal Tiongkok itu dilengkapi alarm yang sensitif terhadap

asap.”HMC yang terbakar dilengkapi alarm yang sensitif terhadap asap. Cuma saat kejadian, alarm tidak menyala (bunyi),” ungkapnya.

Atas peristiwa kebakaran HMC, Eriansah mengaku pihaknya menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada aparat kepolisian guna mengusut penyebab terbakarnya HMC tersebut.”Pelindo I menyerahkan kasusnya pada aparat berwajib untuk menyelidikinya,” kata Eriansah.

Insiden kebakaran HMC sebelumnya terjadi pada Selasa (15/11) malam di kade 113 pelabuhan Ujung Baru Belawan. Alat bongkar muat seharga Rp20 miliar, hangus terbakar dan sempat menimbulkan suara ledakan beberapa

kali. Diduga sumber api berasal dari bagian mesin HMC.

Dari amatan sumut pos, pasca peristiwa kebakaran HMC, polisi bersama petugas Pelindo dan pihak pabrikan yang mendatangkan alat itu, terlihat berada di sekitar bangkai HMC yang telah diberi garis polisi

(police line). Sementara, kapal-kapal di sekitar dermaga tempat alat tersebut terbakar, di pindahkan ke dermaga terminal domestik pelabuhan Belawan.

Terpisah, Humas Kantor Syahbandar Pelabuhan Belawan, Wasfina menyebutkan, meski kebakaran terjadi di sebelah kantornya telah diketahui, tapi pihak syahbandar belum mendapat laporan secara resmi dari PT Pelindo I. “Kebakaran HMC itu di sebelah kantor syahbandar. Namun, laporan tertulis dari pelindo belum ada kita terima,” ucap Wasfina.

Untuk diketahui, alat bongkar muat di Belawan bukan baru kali ini saja terbakar. Dari catatan Sumut Pos, selama kurun waktu 4 tahun terakhir, sebanyak 3 alat bongkar muat di pelabuhan ini terbakar. Peristiwa pertama terjadi di tahun 2012 lalu, alat pemindah petikemas jenis reach steacker asal Tiongkok dibeli seharga Rp4,7 miliar hangus terbakar di pelabuhan BICT.

Kemudian, kejadian serupa terjadi lagi pada tahun 2015 lalu, reach steacker di terminal petikemas domestik Belawan (TPKDB) terbakar hingga mengejutkan sejumlah pekerja di pelabuhan tersebut. Hanya saja, dalam kasus terbakarnya alat bongkar muat yang ditangani polisi hingga kini belum ada penetapan tersangkanya.(ru/ilal)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/