30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pelabuhan Kuala Tanjung Mampu Tampung 7,2 Juta Teus Peti Kemas

Teks Foto: Humas Provsu
Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, Menteri PU-PR, Basuki Hadimuljono, Gubsu Tengku Erry Nuradi, mendapat penjelasan tentang prospek Pelabuhan Multipurpose Kuala Tanjung, oleh Dirut PT Pelindo 1, Bambang Eka Cahyana, saat meninjau progress pembangunan jalur KA dan pelabuhan Kuala Tanjung, Rabu (17/1).

Adapun pembangunan fasilitas pelabuhan dan area industri, diperkirakan memakan biaya pembangunan Rp37,8 triliun. Biaya itu di luar pengadaan lahan sebesar kurang lebih Rp1 triliun, dengan luas area kurang lebih 3.000 hektar. Rencana pengembangan tahap pertama tahun 2018 akan mampu menampung peti kemas hingga 7,2 juta teus per tahun (bandingkan dengan pelabuhan Singapura 35 juta teus per tahun, Red), CPO 4,3 juta ton, CK dan GC 4 juta ton. Hingga tahun 2040, Pelabuhan Kualatanjung ditarget akan mampu menampung 20 juta teus per tahun.

Selain itu rencana pengembangan dapat menampung kapal curah cair maksimum 50.000 DWT, kapal peti kemas maksimum 60.000 DWT, pompa 250 ton/jam (8 unit), dan storage tank 110.000 ton. Pelabuhan ini juga akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke.

Menkeu, Sri Mulyani mengatakan, pelabuhan Kuala Tanjung diproyeksikan menjadi pelabuhan terbesar, dan menjadi hub internasional di kawasan barat Indonesia. Pelabuhan akan dikembangkan dalam 4 tahap, yaitu tahap I Pengembangan Terminal Multipurpose yang disiapkan dengan kapasitas 500 ribu TEUs. Tahap II Pengembangan Kawasan Industri 3000 Ha (2016-2018), tahap III Pengembangan Dedicated/Hub Port (2017-2019) dan Tahap IV pengembangan kawasan industri terintegrasi (2021-2023). “Nantinya akan memiliki kapasitas hingga mencapai 20 juta TEUs,” paparnya ke Sri Mulyani.

Dirut PT Pelindo 1, Bambang Eka mengatakan, saat ini sudah ada investor dari Taiwan yang berminat menanamkan investasinya di bidang industri karet. “Kita berharap dengan selesainya pelabuhan ini, akan semakin banyak investor yang menanamkan investasinya di pelabuhan Kuala Tanjung,” terang Bambang.

Gubsu Tengku Erry Nuradi mengharapkan Pelabuhan Kuala Tanjung dapat menjadi kebanggaan masyarakat Sumut. Di mana pelabuhan ini memiliki potensi yang besar yang dapat menampung beberapa industry berskala nasional. Selain itu juga ada pengembangan kawasan industry yang bisa menunjang pelabuhan.

“Kalau kita lihat ini tinggal pembenahan sedikit, kita harapkan pelabuhan ini dapat menjadi pusat industry. Apalagi nanti akan dikaitkan ada zona industry seluas 3 ribu hektar, tentunya ini menjadi anugerah bagi Sumut,” ujar Erry.

Selain itu, lanjut Erry jalur KA juga saat ini masih dalam progress dan akan diintegrasikan menuju ke KEK Sei Mangke. Sehingga, hasil produk dari kawasan Sei Mangke dapat langsung dikirim melalui pelabuha Kuala Tanjung.

Teks Foto: Humas Provsu
Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, Menteri PU-PR, Basuki Hadimuljono, Gubsu Tengku Erry Nuradi, mendapat penjelasan tentang prospek Pelabuhan Multipurpose Kuala Tanjung, oleh Dirut PT Pelindo 1, Bambang Eka Cahyana, saat meninjau progress pembangunan jalur KA dan pelabuhan Kuala Tanjung, Rabu (17/1).

Adapun pembangunan fasilitas pelabuhan dan area industri, diperkirakan memakan biaya pembangunan Rp37,8 triliun. Biaya itu di luar pengadaan lahan sebesar kurang lebih Rp1 triliun, dengan luas area kurang lebih 3.000 hektar. Rencana pengembangan tahap pertama tahun 2018 akan mampu menampung peti kemas hingga 7,2 juta teus per tahun (bandingkan dengan pelabuhan Singapura 35 juta teus per tahun, Red), CPO 4,3 juta ton, CK dan GC 4 juta ton. Hingga tahun 2040, Pelabuhan Kualatanjung ditarget akan mampu menampung 20 juta teus per tahun.

Selain itu rencana pengembangan dapat menampung kapal curah cair maksimum 50.000 DWT, kapal peti kemas maksimum 60.000 DWT, pompa 250 ton/jam (8 unit), dan storage tank 110.000 ton. Pelabuhan ini juga akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke.

Menkeu, Sri Mulyani mengatakan, pelabuhan Kuala Tanjung diproyeksikan menjadi pelabuhan terbesar, dan menjadi hub internasional di kawasan barat Indonesia. Pelabuhan akan dikembangkan dalam 4 tahap, yaitu tahap I Pengembangan Terminal Multipurpose yang disiapkan dengan kapasitas 500 ribu TEUs. Tahap II Pengembangan Kawasan Industri 3000 Ha (2016-2018), tahap III Pengembangan Dedicated/Hub Port (2017-2019) dan Tahap IV pengembangan kawasan industri terintegrasi (2021-2023). “Nantinya akan memiliki kapasitas hingga mencapai 20 juta TEUs,” paparnya ke Sri Mulyani.

Dirut PT Pelindo 1, Bambang Eka mengatakan, saat ini sudah ada investor dari Taiwan yang berminat menanamkan investasinya di bidang industri karet. “Kita berharap dengan selesainya pelabuhan ini, akan semakin banyak investor yang menanamkan investasinya di pelabuhan Kuala Tanjung,” terang Bambang.

Gubsu Tengku Erry Nuradi mengharapkan Pelabuhan Kuala Tanjung dapat menjadi kebanggaan masyarakat Sumut. Di mana pelabuhan ini memiliki potensi yang besar yang dapat menampung beberapa industry berskala nasional. Selain itu juga ada pengembangan kawasan industry yang bisa menunjang pelabuhan.

“Kalau kita lihat ini tinggal pembenahan sedikit, kita harapkan pelabuhan ini dapat menjadi pusat industry. Apalagi nanti akan dikaitkan ada zona industry seluas 3 ribu hektar, tentunya ini menjadi anugerah bagi Sumut,” ujar Erry.

Selain itu, lanjut Erry jalur KA juga saat ini masih dalam progress dan akan diintegrasikan menuju ke KEK Sei Mangke. Sehingga, hasil produk dari kawasan Sei Mangke dapat langsung dikirim melalui pelabuha Kuala Tanjung.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/