32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Nenek Jutawan Tewas karena Warisan

MARELAN-Nasib malang menimpa, nenek 12 cucu, Halimah warga Pasar II Barat Lingkungan 2 Gang Melinjo Kelurahan Terjun, Medan Marelan. Nenek berusia 80 tahun itu ditemukan meregang nyawa di ruang makan rumahnya. Tragisnya, istri dari pensiunan anggota TNI ini tewas dalam kondisi mulut dan hidung ditutup lakban, tangan dan kaki terikat serta wajahnya ditutup pakai kain hitam.

Kejadian ini diduga dipicu persoalan warisan, Minggu (17/2) kemarin. Tewasnya wanita lanjut usia (lansia) ini diketahui sekira pukul 10.30 WIB. Saat itu, anak bungsu korban, Halim, merupakan orang pertama mengetahui ibu kandungnya tergeletak tak bernyawa di lantai ruang makan dalam kondisi wajah ditutup kain.

Mengetahui kejadian itu ia pun memberitahukan kepada Kepala Lingkungan (Kepling) setempat. Setelah menyadari korban tidak bernyawa lagi Kepling lalu menghubungi aparat berwajib. Petugas dari Polsekta Medan Labuhan selanjutnya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Dari olah TKP, diduga korban tewas akibat tidak dapat bernapas karena mulut maupun hidungnya ditutup lakban oleh pelaku. Kondisi rumah korban saat itu sudah dalam keadaan acak-acakan, bahkan uang milik korban senilai Rp70 juta yang disimpan di dalam lemari kamar tidurnya raib dibawa kabur.
Tidak hanya itu, guna menghilangkan jejak pelaku berupaya mengelabui petugas dengan sengaja meninggalkan sebilah pisau dan obeng di dalam pas bunga serta dua anak kunci diletakan di sekitar bagian belakang rumah Halimah. Sementara pintu rumah istri dari purnawirawan TNI yang telah ditinggal mati suaminya itu tidak mengalami kerusakan.

Peristiwa tewasnya nenek, Halimah sontak membuat geger warga dan keluarga korban. Puluhan warga setempat secara bergantian memadati kediaman korban. Sekira pukul 17.10 WIB, jenazah korban dievakuasi petugas ke RSU Pirngadi Medan guna keperluan penyidikan.
Sri, putri kandung Halimah, sempat menjerit histeris begitu melihat ibunya tewas dalam kondisi tak wajar. Bahkan ia sempat berulang kali berteriak sambil mengecam atas kejadian yang menewaskan ibu kandungnya. “Inilah yang kalian mau, ambil sama kalian harta itu. Biar mamak sama aku,” teriak Sri.

Beberapa warga setempat mengakui kalau selama ini, Halimah tinggal seorang diri di rumahnya. Bahkan antar putra dan putri korban tidak ada kecocokan, diduga hal itu dipicu oleh soal harta warisan. “Anak nenek itu tujuh orang, dua perempuan dan lima laki-laki di antaranya ada juga yang tinggal di Pasar 2 Marelan ini. Cuma anak-anaknya tak cocok kabarnya sering ribut soal harta warisan, karena harta nenek itu banyak,” sebut warga setempat minta namanya untuk tidak ditulis.

Menurut warga, baru-baru ini nenek Halimah diketahui baru menjual sebidang tanah di Marelan seharga Rp700 juta. Uang hasil penjualan tanah dibagi-bagikan pada anaknya, lalu dibelikannya emas dan sisanya disimpan untuk keperluan korban.

“Kalau tak salah, nenek Imah baru seminggu ini jual tanah, dan uang itu disimpan buat biaya hidupnya,” ujarnya.
Dari ketujuh anak Halimah, diketahui, Halim yang sering memperhatikan kondisi ibunya, bahkan untuk mengetahui kesehatan orangtuanya, putra bungsu dari tujuh bersaudara ini hampir setiap pagi mengunjungi orangtuanya.

“Tadi pagi pun dia datang dan disitulah baru diketahui kejadian ini,” tutur warga.
Informasi dari keluarganya, nenek yang memiliki banyak emas dan menyimpan uang ratusan juta serta memiliki beberapa bidang tanah di Kota Medan itu diduga dianiaya hingga tewas oleh orang yang masih keluarganya.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsekta Medan Labuhan, AKP Pahala Manurung yang berada di lokasi kejadian belum bisa menyimpulkan motif yang menyebabkan tewasnya nenek berusia 80 tahun ini. “Motif tewasnya korban masih diselidiki, sedang pisau, obeng dan kunci yang ditemukan di TKP sudah diamankan sebagai barang bukti,” kata Manurung. (rul)

MARELAN-Nasib malang menimpa, nenek 12 cucu, Halimah warga Pasar II Barat Lingkungan 2 Gang Melinjo Kelurahan Terjun, Medan Marelan. Nenek berusia 80 tahun itu ditemukan meregang nyawa di ruang makan rumahnya. Tragisnya, istri dari pensiunan anggota TNI ini tewas dalam kondisi mulut dan hidung ditutup lakban, tangan dan kaki terikat serta wajahnya ditutup pakai kain hitam.

Kejadian ini diduga dipicu persoalan warisan, Minggu (17/2) kemarin. Tewasnya wanita lanjut usia (lansia) ini diketahui sekira pukul 10.30 WIB. Saat itu, anak bungsu korban, Halim, merupakan orang pertama mengetahui ibu kandungnya tergeletak tak bernyawa di lantai ruang makan dalam kondisi wajah ditutup kain.

Mengetahui kejadian itu ia pun memberitahukan kepada Kepala Lingkungan (Kepling) setempat. Setelah menyadari korban tidak bernyawa lagi Kepling lalu menghubungi aparat berwajib. Petugas dari Polsekta Medan Labuhan selanjutnya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Dari olah TKP, diduga korban tewas akibat tidak dapat bernapas karena mulut maupun hidungnya ditutup lakban oleh pelaku. Kondisi rumah korban saat itu sudah dalam keadaan acak-acakan, bahkan uang milik korban senilai Rp70 juta yang disimpan di dalam lemari kamar tidurnya raib dibawa kabur.
Tidak hanya itu, guna menghilangkan jejak pelaku berupaya mengelabui petugas dengan sengaja meninggalkan sebilah pisau dan obeng di dalam pas bunga serta dua anak kunci diletakan di sekitar bagian belakang rumah Halimah. Sementara pintu rumah istri dari purnawirawan TNI yang telah ditinggal mati suaminya itu tidak mengalami kerusakan.

Peristiwa tewasnya nenek, Halimah sontak membuat geger warga dan keluarga korban. Puluhan warga setempat secara bergantian memadati kediaman korban. Sekira pukul 17.10 WIB, jenazah korban dievakuasi petugas ke RSU Pirngadi Medan guna keperluan penyidikan.
Sri, putri kandung Halimah, sempat menjerit histeris begitu melihat ibunya tewas dalam kondisi tak wajar. Bahkan ia sempat berulang kali berteriak sambil mengecam atas kejadian yang menewaskan ibu kandungnya. “Inilah yang kalian mau, ambil sama kalian harta itu. Biar mamak sama aku,” teriak Sri.

Beberapa warga setempat mengakui kalau selama ini, Halimah tinggal seorang diri di rumahnya. Bahkan antar putra dan putri korban tidak ada kecocokan, diduga hal itu dipicu oleh soal harta warisan. “Anak nenek itu tujuh orang, dua perempuan dan lima laki-laki di antaranya ada juga yang tinggal di Pasar 2 Marelan ini. Cuma anak-anaknya tak cocok kabarnya sering ribut soal harta warisan, karena harta nenek itu banyak,” sebut warga setempat minta namanya untuk tidak ditulis.

Menurut warga, baru-baru ini nenek Halimah diketahui baru menjual sebidang tanah di Marelan seharga Rp700 juta. Uang hasil penjualan tanah dibagi-bagikan pada anaknya, lalu dibelikannya emas dan sisanya disimpan untuk keperluan korban.

“Kalau tak salah, nenek Imah baru seminggu ini jual tanah, dan uang itu disimpan buat biaya hidupnya,” ujarnya.
Dari ketujuh anak Halimah, diketahui, Halim yang sering memperhatikan kondisi ibunya, bahkan untuk mengetahui kesehatan orangtuanya, putra bungsu dari tujuh bersaudara ini hampir setiap pagi mengunjungi orangtuanya.

“Tadi pagi pun dia datang dan disitulah baru diketahui kejadian ini,” tutur warga.
Informasi dari keluarganya, nenek yang memiliki banyak emas dan menyimpan uang ratusan juta serta memiliki beberapa bidang tanah di Kota Medan itu diduga dianiaya hingga tewas oleh orang yang masih keluarganya.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsekta Medan Labuhan, AKP Pahala Manurung yang berada di lokasi kejadian belum bisa menyimpulkan motif yang menyebabkan tewasnya nenek berusia 80 tahun ini. “Motif tewasnya korban masih diselidiki, sedang pisau, obeng dan kunci yang ditemukan di TKP sudah diamankan sebagai barang bukti,” kata Manurung. (rul)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/