28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Lagi, Tim Poldasu Datangi Keluarga Korban Pesawat MAS

MEDAN-Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumut kembali mendatangi kediaman salah seorang korban penumpang pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH 370, Surti Dahlia Simanjuntak (50), Jalan Cangkir No. 44 Medan, Senin (17/3) pagi. Kedatangan tim DVI tersebut untuk meminta data antemortem keluarga korban guna menambah kelengkapan file DNA.

RUMAH KORBAN: TIm Poldasu saat meyambangi rumah keluarga korban pesawat MAS, Surti Dahlia Simanjuntak, kemarin.//aminoer rasyid/sumut pos
RUMAH KORBAN: TIm Poldasu saat meyambangi rumah keluarga korban pesawat MAS, Surti Dahlia Simanjuntak, kemarin.//aminoer rasyid/sumut pos

Kepala Bidang Dokter dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Poldasu, Kombes Pol Priyo Kuncoro yang memimpin langsung tim DVI membenarkan pengambilan data tersebut.

“Kita hanya membantu saja mencari data antemortem, karena kebetulan keluarganya ada di Medan. Data itu untuk pendukung memudahkan pencarian identifikasi korban jika sudah ditemukan,” ujar Priyo, Senin (17/3) siang.

Ia menyebutkan, data antemortem yang diambil di antaranya sampel darah, rambut serta gigi dari Masnur Simanjuntak (kakak) dan Robinhot Simanjuntak (abang), yang merupakan dua anggota keluarga kandung Surti. “Kemudian, properti pakaian yang melekat di badan korban pada saat menjelang berangkat dan juga data mengenai persiapan profiling DNA keluarga Surti,” ungkap Priyo.

Lebih lanjut ia mengatakan, data antemortem keluarga Surti yang telah dikumpulkan, kemudian dibawa ke Jakarta untuk proses lebih lanjut. “Sebenarnya kita sudah mau ke rumahnya awal pekan lalu. Akan tetapi, karena keluarga Surti sedang berada di Malaysia, makanya baru kemarin (17/3) kita datang,” tukasnya.

Disinggung apakah pihaknya akan mengambil data antemortem keluarga korban lainnya, Priyo menuturkan kemungkinan saat ini sudah cukup. Sebelumnya Priyo mengatakan, pihaknya sudah melengkapi pemeriksaan data pembanding keluarga Firman Chandra Siregar, Vinny Cyntya dan Sugianto Lo, Senin (10/3) pekan lalu.

Menurutnya, data pembanding ini disiapkan untuk kepentingan antisipasi ke depan ketika keadaan membutuhkan. “Ini kita sebut data antemortem, yaitu data mengenai rekam medis atau keadaan korban semasa hidup. Tujuannya membantu identifikasi manakala mereka ditemukan,” ujarnya lagi.

Pemeriksaan meliputi ciri-ciri fisik, misalnya bentuk gigi, mata, rambut dan lain-lain. Juga memakai baju apa saat berangkat, sepatu, dompet dan sebagainya. Priyo juga mengatakan, data ini juga berguna untuk mengenali korban yang sudah busuk. Jika, sulit diidentifikasi baru menggunakan tes DNA.

“Itu sebabnya kita mencari sample DNA keluarga korban atau orang yang paling dekat, seperti orang tua dan anaknya. Jadi, setelah data ini selesai kemudian dijadikan file DNA untuk mengidentifikasi para korban WNI. Dengan ciri-ciri tersebut, setidaknya memudahkan untuk mengenali korban jika ditemukan,” jelasnya.

Sementara itu, belum kunjung ditemukannya Malaysia Airlines MH370 ternyata memunculkan banyak berita palsu di dunia maya. Berita palsu itu sebagian besar dibuat untuk kepentingan pribadi para pengunggahnya. Salah satu berita palsu itu beredar di situs jejaring sosial Facebook dan media sosial lainnya. Berita itu berbunyi, “Pesawat Malaysia (MH370) Ditemukan di Segi Tiga Bermuda. BBC News: Video Terbaru!”

Berita yang tak kalah heboh misalnya “Video Mengejutkan: Malaysia Airlines MH370 Ditemukan di Laut” atau “Malaysia Airlines MH370 Sudah Ditemukan, CNN Merilis Video Hari Ini”.

Dalam beberapa kasus, artikel menghebohkan seperti itu akan terkait dengan sejumlah survei atau mendorong pengguna internet untuk membuka sejumlah halaman iklan, yang bisa menguntungkan si pengunggah.

“Kami harus memperingatkan Anda bahwa para scammers berusaha untuk mencari uang lewat jejaring berita dengan menggunggah berita terkait menghilangnya penerbangan MH370,” kata seorang analis internet, Chrstopher Boyd.

“Berita seperti itu biasanya terkait ke situs berita atau video palsu yang mencoba mendorong pengunjungnya untuk membagi link situs itu lewat media sosial untuk kepentingan survei atau iklan,” ujar dia.

Hal serupa juga terjadi saat gempa bumi dan tsunami menghantam Jepang tiga tahun lalu dan gempa Filipina tahun lalu. (mag-8/rbb)

MEDAN-Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumut kembali mendatangi kediaman salah seorang korban penumpang pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH 370, Surti Dahlia Simanjuntak (50), Jalan Cangkir No. 44 Medan, Senin (17/3) pagi. Kedatangan tim DVI tersebut untuk meminta data antemortem keluarga korban guna menambah kelengkapan file DNA.

RUMAH KORBAN: TIm Poldasu saat meyambangi rumah keluarga korban pesawat MAS, Surti Dahlia Simanjuntak, kemarin.//aminoer rasyid/sumut pos
RUMAH KORBAN: TIm Poldasu saat meyambangi rumah keluarga korban pesawat MAS, Surti Dahlia Simanjuntak, kemarin.//aminoer rasyid/sumut pos

Kepala Bidang Dokter dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Poldasu, Kombes Pol Priyo Kuncoro yang memimpin langsung tim DVI membenarkan pengambilan data tersebut.

“Kita hanya membantu saja mencari data antemortem, karena kebetulan keluarganya ada di Medan. Data itu untuk pendukung memudahkan pencarian identifikasi korban jika sudah ditemukan,” ujar Priyo, Senin (17/3) siang.

Ia menyebutkan, data antemortem yang diambil di antaranya sampel darah, rambut serta gigi dari Masnur Simanjuntak (kakak) dan Robinhot Simanjuntak (abang), yang merupakan dua anggota keluarga kandung Surti. “Kemudian, properti pakaian yang melekat di badan korban pada saat menjelang berangkat dan juga data mengenai persiapan profiling DNA keluarga Surti,” ungkap Priyo.

Lebih lanjut ia mengatakan, data antemortem keluarga Surti yang telah dikumpulkan, kemudian dibawa ke Jakarta untuk proses lebih lanjut. “Sebenarnya kita sudah mau ke rumahnya awal pekan lalu. Akan tetapi, karena keluarga Surti sedang berada di Malaysia, makanya baru kemarin (17/3) kita datang,” tukasnya.

Disinggung apakah pihaknya akan mengambil data antemortem keluarga korban lainnya, Priyo menuturkan kemungkinan saat ini sudah cukup. Sebelumnya Priyo mengatakan, pihaknya sudah melengkapi pemeriksaan data pembanding keluarga Firman Chandra Siregar, Vinny Cyntya dan Sugianto Lo, Senin (10/3) pekan lalu.

Menurutnya, data pembanding ini disiapkan untuk kepentingan antisipasi ke depan ketika keadaan membutuhkan. “Ini kita sebut data antemortem, yaitu data mengenai rekam medis atau keadaan korban semasa hidup. Tujuannya membantu identifikasi manakala mereka ditemukan,” ujarnya lagi.

Pemeriksaan meliputi ciri-ciri fisik, misalnya bentuk gigi, mata, rambut dan lain-lain. Juga memakai baju apa saat berangkat, sepatu, dompet dan sebagainya. Priyo juga mengatakan, data ini juga berguna untuk mengenali korban yang sudah busuk. Jika, sulit diidentifikasi baru menggunakan tes DNA.

“Itu sebabnya kita mencari sample DNA keluarga korban atau orang yang paling dekat, seperti orang tua dan anaknya. Jadi, setelah data ini selesai kemudian dijadikan file DNA untuk mengidentifikasi para korban WNI. Dengan ciri-ciri tersebut, setidaknya memudahkan untuk mengenali korban jika ditemukan,” jelasnya.

Sementara itu, belum kunjung ditemukannya Malaysia Airlines MH370 ternyata memunculkan banyak berita palsu di dunia maya. Berita palsu itu sebagian besar dibuat untuk kepentingan pribadi para pengunggahnya. Salah satu berita palsu itu beredar di situs jejaring sosial Facebook dan media sosial lainnya. Berita itu berbunyi, “Pesawat Malaysia (MH370) Ditemukan di Segi Tiga Bermuda. BBC News: Video Terbaru!”

Berita yang tak kalah heboh misalnya “Video Mengejutkan: Malaysia Airlines MH370 Ditemukan di Laut” atau “Malaysia Airlines MH370 Sudah Ditemukan, CNN Merilis Video Hari Ini”.

Dalam beberapa kasus, artikel menghebohkan seperti itu akan terkait dengan sejumlah survei atau mendorong pengguna internet untuk membuka sejumlah halaman iklan, yang bisa menguntungkan si pengunggah.

“Kami harus memperingatkan Anda bahwa para scammers berusaha untuk mencari uang lewat jejaring berita dengan menggunggah berita terkait menghilangnya penerbangan MH370,” kata seorang analis internet, Chrstopher Boyd.

“Berita seperti itu biasanya terkait ke situs berita atau video palsu yang mencoba mendorong pengunjungnya untuk membagi link situs itu lewat media sosial untuk kepentingan survei atau iklan,” ujar dia.

Hal serupa juga terjadi saat gempa bumi dan tsunami menghantam Jepang tiga tahun lalu dan gempa Filipina tahun lalu. (mag-8/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/