SUMUTPOS.CO – Tetangga Amnah dan Warda, Boru Siregar, mengaku sudah mendapat firasat buruk sebelum kebakaran terjadi. Pada Sabtu (15/3) siang, korban yang berusia 75 tahun itu tiba-tiba datang ke rumahnya untuk memfoto copy berkas. Keanehan itu dia rasakan lantaran korban juga membuka usaha yang sama.
“Tidak pernah ibu (korban) itu datang ke tempat kami sebelumnya. Tapi entah mengapa tiba-tiba datang memfotocopy. Dia bilang di tempat mereka agak susah mesinnya. Makanya saat di tempat kami, dia yang langsung mengerjakannya. Itu rupanya pertandanya,” tuturnya dengan raut wajah sedih.
Begitu juga cucunya Warda boru Lubis (14), juga menunjukkan keanehan. Warda ngomongnya melantur. Kepada sahabat sekelasnya korban menuturkan jika meninggal minta dikremasi. Sementara Warda merupakan umat Muslim.
Hal itu diucapkan teman sekelasnya, Dara (14) saat bertemu wartawan di rumah duka di Jalan Brigjen Katamso, Kel. Kampung Baru, Kec. Medan Maimun, Senin (17/6) siang.
Dara mengatakan, saat bertemu terakhir kali di rumah korban, Korban bersama Dara dan temannya bernama Pria (14), warga keturunan India tiba-tiba bercerita tentang kematian.
Menurut Pria, kebiasaan dari kepercayaan mereka, bila ada orang yang meninggal maka jenazahnya akan dikremasi. Saat mendengar pebincangan itulah korban langsung menyahut perbincangan teman-temannya.
“Kami cerita-cerita di tempat dia sama Pria. Cerita kami tentang kematian, kata si Pria kalau kepercayaan mereka, kalau yang meninggal pasti dikremasi. Mendengar itu dia (korban) langsung menyahut dan mengatakan kalau kelak dia meninggal memilih dikremasi,” terang Dara, menirukan ucapan korban.(tun/bud)
SUMUTPOS.CO – Tetangga Amnah dan Warda, Boru Siregar, mengaku sudah mendapat firasat buruk sebelum kebakaran terjadi. Pada Sabtu (15/3) siang, korban yang berusia 75 tahun itu tiba-tiba datang ke rumahnya untuk memfoto copy berkas. Keanehan itu dia rasakan lantaran korban juga membuka usaha yang sama.
“Tidak pernah ibu (korban) itu datang ke tempat kami sebelumnya. Tapi entah mengapa tiba-tiba datang memfotocopy. Dia bilang di tempat mereka agak susah mesinnya. Makanya saat di tempat kami, dia yang langsung mengerjakannya. Itu rupanya pertandanya,” tuturnya dengan raut wajah sedih.
Begitu juga cucunya Warda boru Lubis (14), juga menunjukkan keanehan. Warda ngomongnya melantur. Kepada sahabat sekelasnya korban menuturkan jika meninggal minta dikremasi. Sementara Warda merupakan umat Muslim.
Hal itu diucapkan teman sekelasnya, Dara (14) saat bertemu wartawan di rumah duka di Jalan Brigjen Katamso, Kel. Kampung Baru, Kec. Medan Maimun, Senin (17/6) siang.
Dara mengatakan, saat bertemu terakhir kali di rumah korban, Korban bersama Dara dan temannya bernama Pria (14), warga keturunan India tiba-tiba bercerita tentang kematian.
Menurut Pria, kebiasaan dari kepercayaan mereka, bila ada orang yang meninggal maka jenazahnya akan dikremasi. Saat mendengar pebincangan itulah korban langsung menyahut perbincangan teman-temannya.
“Kami cerita-cerita di tempat dia sama Pria. Cerita kami tentang kematian, kata si Pria kalau kepercayaan mereka, kalau yang meninggal pasti dikremasi. Mendengar itu dia (korban) langsung menyahut dan mengatakan kalau kelak dia meninggal memilih dikremasi,” terang Dara, menirukan ucapan korban.(tun/bud)