25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Tuan MH Manullang Diusul jadi Pahlawan Nasional

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tuan Mangihut Mangaradja Hezekiel Manullang atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tuan MH Manullang, diusulkan untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional. Pengusulan tersebut digagas oleh  Universitas Negeri Medan (Unimed).

UNIMED: Ketua Koordinator Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Humaniora, LPPM Unimed, Ichwan Azhari.

“Saat ini sedang dalam tahap pemberkasan. Direncanakan pada April mendatang semua berkasnya akan dikirim ke Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat untuk diusulkan menjadi pahlawan nasional tahun 2021,” kata Ketua Koordinator Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Humaniora, LPPM Unimed, Ichwan Azhari, Rabu (17/3). 

Sebelumnya Unimed juga telah berhasil mengusulkan Gubernur Sumatera Utara pertama SM Amin menjadi pahlawan nasional pada 2020 yang ditetapkan Presiden Joko Widodo. 

 Lebih lanjut, sejarawan ini menegaskan betapa Tuan MH Manullang sangat pantas diangkat menjadi pahlawan nasional karena kegigihannya melawan ekspansi agraria di Tanah Batak oleh kolonial.

“Beliau adalah pejuang yang sejak tahun 1906 konsisten menentang kolonialisme di Tanah Batak, baik melalui media (pers) yang didirikannya (Sinondang Batak dan Soara Batak) maupun lewat organisasi Huria Kristen Batak (HKB) tahun 1917. Dia juga seorang tokoh pendidikan di Tanah Batak. Karena ketokohannya yang kuat menentang penjajahan. Tidak heran dari sisi perjuangannya, ada yang menyebutnya sebagai the next  Sisingamangaraja XII,” papar Ichwan. 

Disebutnya, pada 1906 saat Tuan MH Manullang berusia 19 tahun dia sudah mendirikan koran “Binsar Sinondang Batak”. Melalui koran ini dia menyebarkan benih kebangsaan, sebelum Boedi Oetomo berdiri 1908. Tuan MH Manullang juga bergaul dengan tokoh Sjarikat Islam seperti HOS Tjokroaminoto, Agus Salim dan Abdul Muis.  

Unimed sendiri, sambung dia, telah menggelar seminar nasional sebanyak dua kali secara daring untuk membahas sosok Tuan MH Manullang. Yakni 27 Februari 2021 dengan mengangkat tema Perlawanan Tuan MH Manullang Menentang Ekspansi Agraria Belanda ke Tanah Batak. 

  Pembicaranya adalah Dr Edy Ikhsan (ahli Sejarah Agraria Fakultas Hukum USU), Dimpos Manalu (akademisi dan aktivis agraria Universitas HKBP Nommensen), Wanafri Safri (Sejarawan Pers, Universitas Andalas, Padang), dan Hermawan Sulistyo (LIPI Jakarta). 

Sedangkan seminar kedua berlangsung 13 Maret 2021 dengan tema Tuan MH Manullang dari Pahlawan Kemerdekaan Menuju Pahlawan Nasional. Pembicaranya adalah tokoh pendidikan Syawal Gultom. Asvi Warman Adam (sejarawan LIPI Jakarta), Dorodjatun Kuntjoro Jakti (Menteri Koordinator Perekonomian pada Kabinet Gotong Royong/sejarawan ekonomi, Jakarta), Joko Irianto (Direktur Kepahlawanan, Keperintisan dan Restorasi Sosial Kementerian Sosial RI Jakarta), dan Rosmaida Sinaga (Sejarawan Unimed).

“Dari dua kali seminar itu, pembicara maupun peserta sepakat menilai ketokohan Tuan MH Manullang dalam menentang kolonialisme, sudah cukup menjadi modal beliau untuk diangkat menjadi pahlawan nasional yang pengangkatannya biasa dilakukan pemerintah setiap awal November per tahunnya,” kata Ichwan. 

Tuan MH Manullang lahir di Tarutung, 20 Desember 1887 dan meninggal di Jakarta pada 20 April 1979. Tahun 1907-1909 ia belajar di Senior Cambridge Singapura. Setelahnya ia menjadi guru di berbagai daerah di Tanah Air.

 Tak lama kemudian, ia kembali ke tanah kelahiran dan mendirikan sekolah bahasa Inggris di Balige dan Tarutung. Pada 1919 ia mendirikan korannya yang kedua bernama “Soara Batak”. Di koran ini ia mengkritik Belanda yang hendak menguasai Tanah Batak. Hal itu membuat ia bolak balik dipenjarakan Belanda. (prn/ila) 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tuan Mangihut Mangaradja Hezekiel Manullang atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tuan MH Manullang, diusulkan untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional. Pengusulan tersebut digagas oleh  Universitas Negeri Medan (Unimed).

UNIMED: Ketua Koordinator Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Humaniora, LPPM Unimed, Ichwan Azhari.

“Saat ini sedang dalam tahap pemberkasan. Direncanakan pada April mendatang semua berkasnya akan dikirim ke Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat untuk diusulkan menjadi pahlawan nasional tahun 2021,” kata Ketua Koordinator Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Humaniora, LPPM Unimed, Ichwan Azhari, Rabu (17/3). 

Sebelumnya Unimed juga telah berhasil mengusulkan Gubernur Sumatera Utara pertama SM Amin menjadi pahlawan nasional pada 2020 yang ditetapkan Presiden Joko Widodo. 

 Lebih lanjut, sejarawan ini menegaskan betapa Tuan MH Manullang sangat pantas diangkat menjadi pahlawan nasional karena kegigihannya melawan ekspansi agraria di Tanah Batak oleh kolonial.

“Beliau adalah pejuang yang sejak tahun 1906 konsisten menentang kolonialisme di Tanah Batak, baik melalui media (pers) yang didirikannya (Sinondang Batak dan Soara Batak) maupun lewat organisasi Huria Kristen Batak (HKB) tahun 1917. Dia juga seorang tokoh pendidikan di Tanah Batak. Karena ketokohannya yang kuat menentang penjajahan. Tidak heran dari sisi perjuangannya, ada yang menyebutnya sebagai the next  Sisingamangaraja XII,” papar Ichwan. 

Disebutnya, pada 1906 saat Tuan MH Manullang berusia 19 tahun dia sudah mendirikan koran “Binsar Sinondang Batak”. Melalui koran ini dia menyebarkan benih kebangsaan, sebelum Boedi Oetomo berdiri 1908. Tuan MH Manullang juga bergaul dengan tokoh Sjarikat Islam seperti HOS Tjokroaminoto, Agus Salim dan Abdul Muis.  

Unimed sendiri, sambung dia, telah menggelar seminar nasional sebanyak dua kali secara daring untuk membahas sosok Tuan MH Manullang. Yakni 27 Februari 2021 dengan mengangkat tema Perlawanan Tuan MH Manullang Menentang Ekspansi Agraria Belanda ke Tanah Batak. 

  Pembicaranya adalah Dr Edy Ikhsan (ahli Sejarah Agraria Fakultas Hukum USU), Dimpos Manalu (akademisi dan aktivis agraria Universitas HKBP Nommensen), Wanafri Safri (Sejarawan Pers, Universitas Andalas, Padang), dan Hermawan Sulistyo (LIPI Jakarta). 

Sedangkan seminar kedua berlangsung 13 Maret 2021 dengan tema Tuan MH Manullang dari Pahlawan Kemerdekaan Menuju Pahlawan Nasional. Pembicaranya adalah tokoh pendidikan Syawal Gultom. Asvi Warman Adam (sejarawan LIPI Jakarta), Dorodjatun Kuntjoro Jakti (Menteri Koordinator Perekonomian pada Kabinet Gotong Royong/sejarawan ekonomi, Jakarta), Joko Irianto (Direktur Kepahlawanan, Keperintisan dan Restorasi Sosial Kementerian Sosial RI Jakarta), dan Rosmaida Sinaga (Sejarawan Unimed).

“Dari dua kali seminar itu, pembicara maupun peserta sepakat menilai ketokohan Tuan MH Manullang dalam menentang kolonialisme, sudah cukup menjadi modal beliau untuk diangkat menjadi pahlawan nasional yang pengangkatannya biasa dilakukan pemerintah setiap awal November per tahunnya,” kata Ichwan. 

Tuan MH Manullang lahir di Tarutung, 20 Desember 1887 dan meninggal di Jakarta pada 20 April 1979. Tahun 1907-1909 ia belajar di Senior Cambridge Singapura. Setelahnya ia menjadi guru di berbagai daerah di Tanah Air.

 Tak lama kemudian, ia kembali ke tanah kelahiran dan mendirikan sekolah bahasa Inggris di Balige dan Tarutung. Pada 1919 ia mendirikan korannya yang kedua bernama “Soara Batak”. Di koran ini ia mengkritik Belanda yang hendak menguasai Tanah Batak. Hal itu membuat ia bolak balik dipenjarakan Belanda. (prn/ila) 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/