31.7 C
Medan
Friday, June 14, 2024

Pesantren Kilat Ramadan di Pengungsian Rohingya, Diikuti Puluhan Pengungsi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mengisi waktu di Bulan Suci Ramadan 1443 Hijriah, puluhan orang pencari suaka mengikuti kegiatan Pasantren Kilat dan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di camp pengungsian Rohingnya di Jalan Jamin Ginting, Kota Medan.

Pesantren Kilat ini, berlangsung sejak Jumat (15/4) hingga 7 hari kedepan Kegiatan tersebut, digelar oleh Yayasan Geutanyoe bekerja sama dengan International Organization for Migration (IOM).

Koordinator Riset Yayasan Geutanyoe, Affan Ramli mengatakan bahwa kegiatan Pasantren Kilat ini berlangsung selama 7 hari yang diikuti kurang lebih 60 peserta. “Ada 60 peserta di antaranya 40 orang anak pengungsi dari Rohingya, Burma, dan Somalia. Serta 20 orang lainnya warga sekitar,” sebut Affan dalam keterangan tertulis diterima Sumut Pos, Minggu (17/4).

Affan menuturkan kegiatan ini juga dalam rangka memeriahkan Bulan Ramadan dan meningkatkan interaksi sosial pengungsi dan masyarakat lokal, Yayasan Geutanyoe didukung oleh IOM melaksanakan Pesantren Kilat dan MTQ bersama pengungsi dan masyarakat medan di Lingkungan sekitaran titik-titik akomodasi pengungsi.

“Dalam pelaksanaannya, Yayasan Geutanyoe juga dibantu oleh beberapa dosen UIN Sumatera Utara dan Pesantren Darut Tauhid di Kota Medan untuk menyukseskan pesantren kilat dan MTQ tersebut,” tutur Affan.

Affan berharap kegiatan ini nantinya bisa membuat interaksi sosial yang lebih baik antara masyarakat Medan dan pengungsi akan membangun relasi dan solidaritas sosial yang lebih baik ke depannya. “Meningkatkan interaksi yang saling nyaman, lebih kenal satu sama lain, dan lebih humanis,” jelas Affan.(gus/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mengisi waktu di Bulan Suci Ramadan 1443 Hijriah, puluhan orang pencari suaka mengikuti kegiatan Pasantren Kilat dan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di camp pengungsian Rohingnya di Jalan Jamin Ginting, Kota Medan.

Pesantren Kilat ini, berlangsung sejak Jumat (15/4) hingga 7 hari kedepan Kegiatan tersebut, digelar oleh Yayasan Geutanyoe bekerja sama dengan International Organization for Migration (IOM).

Koordinator Riset Yayasan Geutanyoe, Affan Ramli mengatakan bahwa kegiatan Pasantren Kilat ini berlangsung selama 7 hari yang diikuti kurang lebih 60 peserta. “Ada 60 peserta di antaranya 40 orang anak pengungsi dari Rohingya, Burma, dan Somalia. Serta 20 orang lainnya warga sekitar,” sebut Affan dalam keterangan tertulis diterima Sumut Pos, Minggu (17/4).

Affan menuturkan kegiatan ini juga dalam rangka memeriahkan Bulan Ramadan dan meningkatkan interaksi sosial pengungsi dan masyarakat lokal, Yayasan Geutanyoe didukung oleh IOM melaksanakan Pesantren Kilat dan MTQ bersama pengungsi dan masyarakat medan di Lingkungan sekitaran titik-titik akomodasi pengungsi.

“Dalam pelaksanaannya, Yayasan Geutanyoe juga dibantu oleh beberapa dosen UIN Sumatera Utara dan Pesantren Darut Tauhid di Kota Medan untuk menyukseskan pesantren kilat dan MTQ tersebut,” tutur Affan.

Affan berharap kegiatan ini nantinya bisa membuat interaksi sosial yang lebih baik antara masyarakat Medan dan pengungsi akan membangun relasi dan solidaritas sosial yang lebih baik ke depannya. “Meningkatkan interaksi yang saling nyaman, lebih kenal satu sama lain, dan lebih humanis,” jelas Affan.(gus/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/