29 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Kasek Malah Salahkan Pembantu Kepala Sekolah

MEDAN- Kepala Sekolah (Kasek) SMKN 1 Medan, Asli Sembiring, tampaknya tak mau disalahkan sendiri akibat membawa para guru di sekolahnya ke Bali dengan alasan studi banding. Ia pun menyalahkan Pembantu Kepala Sekolah II, Syarif Jinto Simamora yang dinilainya sudah lalai menjalankan tugas.
Menurutnya, Syarif sudah diberikan delegasi tugas dan tanggung jawab untuk mengurusi siswa kelas X yang berjumlah 453, serta meninggalkan sekitar 33 guru untuk membantunya mengurusi sekolah.

“Seharusnya dia (Syarif Jinto,Red) mengkoordinir dan mengatur siswa agar kondisi belajar mengajar tetap berlangsung lancar. Pada kenyataanya PKS II telah lalai menjalankan tugasnya,”  ujarnya menyalahkan.

Padahal,  menurut sumber koran ini, yang merupakan guru SMKN 1 Medan dan  namanya enggan dikorankan, mengatakan, hampir separuh jumlah guru yang berangkat ke Bali membuat tenaga pengajar berkurang. Kata dia, seharusnya, jangan terlalu banyak memboyong guru ke Bali. n
berangkat dibatasi sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan lancar.

“Hanya ada 14 pegawai dan guru yang hadir. Di antaranya,  ada 8 guru tenaga honor dan 6 berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Jumlah guru yang ditinggalkan tidak mampu mengatur siswa secara keseluruhan yang mencapai 453. Biar pun Pak Syarif diberi tanggungjawab, tapi kalau tak ada guru yang mengajar, ya gak mungkin Pak Syarif harus kocar-kacir mengajar siswa. Harusnya guru yang berangkat jangan banyak-banyak,” ujar sumber kepada wartawan koran ini.

Studi banding ini memang terkesan sekaligus jalan-jalan. Pasalnya, 22 guru yang berangkat ke Bali itu juga membawa serta keluarga mereka masing-masing sehingga total yang berangkat ada 63 orang. “Masing-masing guru bawa keluarganya,” kata Asli Sembiring, kemarin.

Tujuan kepergian mereka ke Bali, Asli Sembiring mengatakan, dalam rangka untuk meningkatkan kualiatas sumber daya manusia (SDM) di sekolah yang di pimpinnya. “Saya tidak mau melihat anak didik menjadi kuli di negeri sendiri,” ujarnya.

Asli mengelak kalau kepergiannya ke Bali bukan untuk pelesiran, tapi untuk studi banding. Selain itu dirinya melakukan penjajakan ke sejumlah tempat pariwisata, dimana siswa kelas XI jurusan pariwisata pada tahun ajaran mendatang akan mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di sana.
“Maka dari itu, Bali dipilih sebagai tempat studi banding,” terang Asli.

Sedangkan soal surat yang dikirimkan kepada Kepala Dinas, lanjutnya, sifatnya hanya pemberitahuan dan bukan surta izin. “Saya menghormati beliau (Kadisdik Medan), sehingga saya memberikan surat pemberitahuan. Dalam surat tersebut juga dijelaskan bahwa kepergiannya beserta guru-guru untuk melakukan studi banding,” lanjutnya.

Kata dia, rombongan yang melakukan studi banding ke Bali tiba sore ini (kemarin,Red) di Medan sekitar pukul 17.00 WIB. Selanjutnya, hasil dari studi banding dan dokumentasi selama di Bali akan dipaparkan di depan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan. “Saya siap mempertanggung jawabkan semua ini di depan Kepala Dinas pada Senin (20/5) ini. Saya akan menemui Kadisdik Medan untuk memberikan penjelasan terkait kepergiannya ke Bali untuk studi banding,” katanya.

Sementara itu, PKS II Syarif Jinto Simamora enggan disalahkan karena dinilai lalai menjalankan tugas dan tanggung jawab. Sebab, dirinya sealu mengupayakan agar situasi sekolah tetap kondusif dan siswa dapat belajar. “Ketika Kepala Sekolah pergi, ia tidak memberikan jadwal guru siapa saja yang akan menggantikan guru yang mengikuti studi banding. Saya mencoba menjalankan tugas sebagaimana mestinya, guru yang ditinggalkan di sekolah jumlahnya tidak mencapai 22,” kata dia.
Syarif juga siap bila ikut serta dipanggil Kepala Dinas untuk dikonfrontirkan dengan Kepala Sekolah untuk menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik)  Kota Medan Drs Parluhutan Hasibuan berjanji akan memberikan peringatan keras kepada Kasek SMKN 1 Medan, bahkan sanksi copot. “Kasek akan kitra panggil Senin untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegasnya. (mag-8)

MEDAN- Kepala Sekolah (Kasek) SMKN 1 Medan, Asli Sembiring, tampaknya tak mau disalahkan sendiri akibat membawa para guru di sekolahnya ke Bali dengan alasan studi banding. Ia pun menyalahkan Pembantu Kepala Sekolah II, Syarif Jinto Simamora yang dinilainya sudah lalai menjalankan tugas.
Menurutnya, Syarif sudah diberikan delegasi tugas dan tanggung jawab untuk mengurusi siswa kelas X yang berjumlah 453, serta meninggalkan sekitar 33 guru untuk membantunya mengurusi sekolah.

“Seharusnya dia (Syarif Jinto,Red) mengkoordinir dan mengatur siswa agar kondisi belajar mengajar tetap berlangsung lancar. Pada kenyataanya PKS II telah lalai menjalankan tugasnya,”  ujarnya menyalahkan.

Padahal,  menurut sumber koran ini, yang merupakan guru SMKN 1 Medan dan  namanya enggan dikorankan, mengatakan, hampir separuh jumlah guru yang berangkat ke Bali membuat tenaga pengajar berkurang. Kata dia, seharusnya, jangan terlalu banyak memboyong guru ke Bali. n
berangkat dibatasi sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan lancar.

“Hanya ada 14 pegawai dan guru yang hadir. Di antaranya,  ada 8 guru tenaga honor dan 6 berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Jumlah guru yang ditinggalkan tidak mampu mengatur siswa secara keseluruhan yang mencapai 453. Biar pun Pak Syarif diberi tanggungjawab, tapi kalau tak ada guru yang mengajar, ya gak mungkin Pak Syarif harus kocar-kacir mengajar siswa. Harusnya guru yang berangkat jangan banyak-banyak,” ujar sumber kepada wartawan koran ini.

Studi banding ini memang terkesan sekaligus jalan-jalan. Pasalnya, 22 guru yang berangkat ke Bali itu juga membawa serta keluarga mereka masing-masing sehingga total yang berangkat ada 63 orang. “Masing-masing guru bawa keluarganya,” kata Asli Sembiring, kemarin.

Tujuan kepergian mereka ke Bali, Asli Sembiring mengatakan, dalam rangka untuk meningkatkan kualiatas sumber daya manusia (SDM) di sekolah yang di pimpinnya. “Saya tidak mau melihat anak didik menjadi kuli di negeri sendiri,” ujarnya.

Asli mengelak kalau kepergiannya ke Bali bukan untuk pelesiran, tapi untuk studi banding. Selain itu dirinya melakukan penjajakan ke sejumlah tempat pariwisata, dimana siswa kelas XI jurusan pariwisata pada tahun ajaran mendatang akan mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di sana.
“Maka dari itu, Bali dipilih sebagai tempat studi banding,” terang Asli.

Sedangkan soal surat yang dikirimkan kepada Kepala Dinas, lanjutnya, sifatnya hanya pemberitahuan dan bukan surta izin. “Saya menghormati beliau (Kadisdik Medan), sehingga saya memberikan surat pemberitahuan. Dalam surat tersebut juga dijelaskan bahwa kepergiannya beserta guru-guru untuk melakukan studi banding,” lanjutnya.

Kata dia, rombongan yang melakukan studi banding ke Bali tiba sore ini (kemarin,Red) di Medan sekitar pukul 17.00 WIB. Selanjutnya, hasil dari studi banding dan dokumentasi selama di Bali akan dipaparkan di depan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan. “Saya siap mempertanggung jawabkan semua ini di depan Kepala Dinas pada Senin (20/5) ini. Saya akan menemui Kadisdik Medan untuk memberikan penjelasan terkait kepergiannya ke Bali untuk studi banding,” katanya.

Sementara itu, PKS II Syarif Jinto Simamora enggan disalahkan karena dinilai lalai menjalankan tugas dan tanggung jawab. Sebab, dirinya sealu mengupayakan agar situasi sekolah tetap kondusif dan siswa dapat belajar. “Ketika Kepala Sekolah pergi, ia tidak memberikan jadwal guru siapa saja yang akan menggantikan guru yang mengikuti studi banding. Saya mencoba menjalankan tugas sebagaimana mestinya, guru yang ditinggalkan di sekolah jumlahnya tidak mencapai 22,” kata dia.
Syarif juga siap bila ikut serta dipanggil Kepala Dinas untuk dikonfrontirkan dengan Kepala Sekolah untuk menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik)  Kota Medan Drs Parluhutan Hasibuan berjanji akan memberikan peringatan keras kepada Kasek SMKN 1 Medan, bahkan sanksi copot. “Kasek akan kitra panggil Senin untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegasnya. (mag-8)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/