LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Edi Juhari (40) histeris. Bahkan, sembari menangis, warga Desa Pantai Gemi, Kec. Stabat itu memeluk jasad istrinya, Masuwipah br Limbong (40) dan membelai wajahnya. Kesedihannya menjadi saat melihat anak bungsunya, Ayunda (2), sekarat usai sepeda motor mereka disenggol bus Sentosa Transport (Sentra) di jalinsum depan Cadika Lubukpakam, Minggu (17/5).
Siang itu, sekira pukul 12.20, Edi Juhari melintasi lokasi kejadian mengendarai Supra X 125 BK 4405 PAP. Berangkat dari Dusun III B Cambahan, dia membonceng anak istrinya. Tujuannya ke Tanjungbalai. Tiba di lokasi kejadian, Edi mengambil jalur kiri. Namun dari arah yang sama, bus Sentosa Transport BK 7719 LC berupaya melewati Edi.
Namun saat mengambil jalur kanan malah bus menyenggol sepeda motor Edi. Tak sanggup menahan, Edi terjatuh bersama sepeda motor. Nahas, anak bungsunya dari 3 bersaudara dan istrinya, terpental ke kanan jalan dan langsung digilas ban bus. Masuwipah tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan. Paha sebelah kiri hancur dan usus wanita beranak tiga ini terburai.
Sedangkan Ayunda sekarat dengan luka robek di daerah paha. Lazimnya kecelakaan bus, sopir yang belum diketahui identitasnya itu tetap melajukan bus. Warga sekitar yang melihat kejadian itu, menolong kedua korban dengan mengangkatnya ke tepi jalan.
Sebagian warga yang ramai dilokasi kejadian mengejar bus. Pengejaran warga pun berhasil, bus tersebut ditemukan dipinggir jalinsum, lewat terminal Lubukpakam yang berjarak sekira 1,5 km dari lokasi kejadian. Sat Lantas Polres Deliserdang yang tiba tak lama setelah kejadian, langsung melarikan kedua korban ke RSUD Deliserdang.
Ayunda mendapat perawatan intensif di ruang IGD. Tim medis menjahit paha korban yang luka parah. Terlihat di rumah sakit itu, Edi berulangkali pingsan. Dia juga sempat meraung sejadi-jadinya saat mengetahui jika isterinya tewas. “Istriku..istriku…,” teriak Edi sambil jatuh pingsan. Warga ikut mengantar korban dan pengunjung di sana, berupaya menyadarkan Edi dan menghiburnya agar sabar. Tapi, begitu sadar, Edi tetap menangis dan ingin melihat isterinya untuk terakhir kali itu.