26 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Apapun Saya Lakukan untuk Anak dan Istri….

Foto: Pran Hasibuan/Sumut Pos Helmud (kiri) bersama rekannya membentangkan spanduk ingin menjual ginjalnya, kala beraksi di depan Kantor Wali Kota Medan, Jl. Raden Saleh Medan, Selasa (17/5) siang.
Foto: Pran Hasibuan/Sumut Pos
Helmud (kiri) bersama rekannya membentangkan spanduk ingin menjual ginjalnya, kala beraksi di depan Kantor Wali Kota Medan, Jl. Raden Saleh Medan, Selasa (17/5) siang.

Apapun akan dilakukan demi keluarga. Bahkan menjual bagian tubuh seperti ginjal kepada orang yang membutuhkan, siap dilakoni asal bisa menghidupi kelangsungan anak dan istri. Jalan terjal ini harus dilalui seorang tenaga honor atau kontrak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan.

 

———————————–
PRAN HASIBUAN, Medan
———————————–

 

Adalah Helmud OP. Sunggu (42). Perawat honorer di rumah sakit familiar di Medan, dengan mengkampanyekan bagian tubuh terpenting untuk dijual kepada masyarakat, selama dua hari (Senin-Selasa) kemarin di jalanan Kota Medan.

“Aksi ini terselenggara karena tidak adanya tata kelola tenaga kerja yang benar dan manusiawi,” tulis Helmud di spanduk bagian belakang yang ia bawa dan rekannya sesama perawat, kala beraksi di Jalan Raden Saleh Medan, persis di depan Kantor Wali Kota Medan, Selasa (17/5).

Dalam spanduk itu Helmud berani menuliskan “Jual Ginjal Untuk Biaya Hidup”. Bagi penderita ginjal permanen yang membutuhkan donor untuk transplant bisa menghubungi nomor kontaknya: 085262178874. Tertulis pula donor ginjal untuk golongan darah B dan rhesus (+).

Helmud mengaku benar-benar serius melakukan hal ini karena merasa sudah putus asa dengan kondisi ekonominya. “Saya sudah punya anak bang. Jadi saya rela melakukan apa saja untuk keluarga saya. Kemudian lagi ditambah belum dibayarkan gaji kami oleh manajemen Pirngadi pada Bulan April, jadi mau makan apa anak dan istri saya,” terang ayah tiga anak ini.

Aksi Helmud ini tak terlepas dari pejuangan tenaga kontrak RSUD Pirngadi, di mana meminta hak normatif mereka kepada pihak manajemen. Dikatakan Helmud perjuangan menuntut hak ini sudah sejak tiga bulan lalu. Mereka tidak akan main-main dalam memperjuangkan hak tersebut, dan sudah menunjuk kuasa hukum untuk mensomasi RSUD Pirngadi Medan. “Tim kuasa hukum sudah bekerja untuk itu. Meski sudah kita layangkan somasi kepada manajemen, sampai hari ini belum ada itikad baik juga,” kata pria sawo matang tersebut.

Disamping itu kata Helmud, pihaknya sudah banyak melakukan audiensi untuk mengadukan nasib mereka ini. Namun apa yang mereka suarakan belum terwujud sampai hari ini. “Kita bahkan sudah rapat dengar pendapat dengan DPRD Medan, tapi belum ada juga realisasinya. Tetapnya kami hidup begini sebagai tenaga kerja kontrak, meski gaji Bulan April belum keluar,” katanya.

Foto: Pran Hasibuan/Sumut Pos Helmud (kiri) bersama rekannya membentangkan spanduk ingin menjual ginjalnya, kala beraksi di depan Kantor Wali Kota Medan, Jl. Raden Saleh Medan, Selasa (17/5) siang.
Foto: Pran Hasibuan/Sumut Pos
Helmud (kiri) bersama rekannya membentangkan spanduk ingin menjual ginjalnya, kala beraksi di depan Kantor Wali Kota Medan, Jl. Raden Saleh Medan, Selasa (17/5) siang.

Apapun akan dilakukan demi keluarga. Bahkan menjual bagian tubuh seperti ginjal kepada orang yang membutuhkan, siap dilakoni asal bisa menghidupi kelangsungan anak dan istri. Jalan terjal ini harus dilalui seorang tenaga honor atau kontrak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan.

 

———————————–
PRAN HASIBUAN, Medan
———————————–

 

Adalah Helmud OP. Sunggu (42). Perawat honorer di rumah sakit familiar di Medan, dengan mengkampanyekan bagian tubuh terpenting untuk dijual kepada masyarakat, selama dua hari (Senin-Selasa) kemarin di jalanan Kota Medan.

“Aksi ini terselenggara karena tidak adanya tata kelola tenaga kerja yang benar dan manusiawi,” tulis Helmud di spanduk bagian belakang yang ia bawa dan rekannya sesama perawat, kala beraksi di Jalan Raden Saleh Medan, persis di depan Kantor Wali Kota Medan, Selasa (17/5).

Dalam spanduk itu Helmud berani menuliskan “Jual Ginjal Untuk Biaya Hidup”. Bagi penderita ginjal permanen yang membutuhkan donor untuk transplant bisa menghubungi nomor kontaknya: 085262178874. Tertulis pula donor ginjal untuk golongan darah B dan rhesus (+).

Helmud mengaku benar-benar serius melakukan hal ini karena merasa sudah putus asa dengan kondisi ekonominya. “Saya sudah punya anak bang. Jadi saya rela melakukan apa saja untuk keluarga saya. Kemudian lagi ditambah belum dibayarkan gaji kami oleh manajemen Pirngadi pada Bulan April, jadi mau makan apa anak dan istri saya,” terang ayah tiga anak ini.

Aksi Helmud ini tak terlepas dari pejuangan tenaga kontrak RSUD Pirngadi, di mana meminta hak normatif mereka kepada pihak manajemen. Dikatakan Helmud perjuangan menuntut hak ini sudah sejak tiga bulan lalu. Mereka tidak akan main-main dalam memperjuangkan hak tersebut, dan sudah menunjuk kuasa hukum untuk mensomasi RSUD Pirngadi Medan. “Tim kuasa hukum sudah bekerja untuk itu. Meski sudah kita layangkan somasi kepada manajemen, sampai hari ini belum ada itikad baik juga,” kata pria sawo matang tersebut.

Disamping itu kata Helmud, pihaknya sudah banyak melakukan audiensi untuk mengadukan nasib mereka ini. Namun apa yang mereka suarakan belum terwujud sampai hari ini. “Kita bahkan sudah rapat dengar pendapat dengan DPRD Medan, tapi belum ada juga realisasinya. Tetapnya kami hidup begini sebagai tenaga kerja kontrak, meski gaji Bulan April belum keluar,” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/