MEDAN- Beberapa toilet umum yang ada di gedung utama, delapan lantai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi tampak ditutup atau tidak digunakan. Toilet tersebut tepat berada di antara lift untuk umum.
Kabag Hukum & Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin, Senin (17/6), membenarkan hal tersebut. Dikatakannya, toilet tersebut ditutup dengan beberapa alasan dan masalah toilet ini ternyata sudah dibicarakan dalam rapat kerja (raker) yang dilakukan oleh pihak RSUD dr Pirngadi Medan dengan Komisi B DPRD Kota Medan.
“Kita sudah pernah membahas mengenai toilet umum yang terbengkalai ini dan rencananya kita akan mengaktifkannya kembali. Tapi, sebelumnya akan kita lakukan renovasi terlebih dahulu,” ujar Edison saat ditemui di ruang kerjanya.
Lanjutnya, toilet di rumah sakit berplat merah yang tak terpakai itu ada sebanyak 8 unit yang berada di lantai satu sampai delapan. Rencananya setelah renovasi dilakukan RSUD dr Pirngadi akan menempatkan petugas untuk mengelolanya.
“Dalam minggu ini akan kita lakukan renovasi, tapi belum tahu kapan akan selesainya. Nanti kita akan menempatkan petugas untuk menjaga. Kalau gak dijaga susah nanti. Makanya perlu persiapan yang benar-benar untuk ini,” ujarnya.
Saat disinggung mengenai alasan penutupan toilet umum tersebut, Edison mengatakan toilet yang terbengkalai itu hanya tidak dimanfaatkan karena beberapa alasan untuk efisiensi.
Sementara itu, pengamat kesehatan Kota Medan Destanul Aulia, Mkes mengatakan terbengkalainya toilet umum di RSUD dr Pirngadi Medan sangat disayangkan. Hal itu dikarenakan keberadaan toilet umum harus disesuaikan dengan fungsi dan luas disetiap lantainya.
Tambahnya, meskipun toilet sudah ada diruangan pasien, toilet untuk umum juga harus tetap ada. Karena jumlah pasien yang banyak ditambah lagi dengan keluarganya belum tentu kapasitasnya dapat menampung.
“Hal inikan masalah manajemen, kan sejak awal dibangun sudah ada perencanaan/blue print sesuai dengan fungsinya. Jadi jika sampai terbengkalai mungkin mereka untuk melakukan penghematan karena tidak adanya anggaran untuk perawatan atau memang adanya manipulasi,” ujarnya. (mag-13)
Alasan Efisiensi Banyak Toilet Umum Ditutup di RS Pirngadi
MEDAN- Beberapa toilet umum yang ada di gedung utama, delapan lantai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi tampak ditutup atau tidak digunakan. Toilet tersebut tepat berada di antara lift untuk umum.
Kabag Hukum & Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin, Senin (17/6), membenarkan hal tersebut. Dikatakannya, toilet tersebut ditutup dengan beberapa alasan dan masalah toilet ini ternyata sudah dibicarakan dalam rapat kerja (raker) yang dilakukan oleh pihak RSUD dr Pirngadi Medan dengan Komisi B DPRD Kota Medan.
“Kita sudah pernah membahas mengenai toilet umum yang terbengkalai ini dan rencananya kita akan mengaktifkannya kembali. Tapi, sebelumnya akan kita lakukan renovasi terlebih dahulu,” ujar Edison saat ditemui di ruang kerjanya.
Lanjutnya, toilet di rumah sakit berplat merah yang tak terpakai itu ada sebanyak 8 unit yang berada di lantai satu sampai delapan. Rencananya setelah renovasi dilakukan RSUD dr Pirngadi akan menempatkan petugas untuk mengelolanya.
“Dalam minggu ini akan kita lakukan renovasi, tapi belum tahu kapan akan selesainya. Nanti kita akan menempatkan petugas untuk menjaga. Kalau gak dijaga susah nanti. Makanya perlu persiapan yang benar-benar untuk ini,” ujarnya.
Saat disinggung mengenai alasan penutupan toilet umum tersebut, Edison mengatakan toilet yang terbengkalai itu hanya tidak dimanfaatkan karena beberapa alasan untuk efisiensi.
Sementara itu, pengamat kesehatan Kota Medan Destanul Aulia, Mkes mengatakan terbengkalainya toilet umum di RSUD dr Pirngadi Medan sangat disayangkan. Hal itu dikarenakan keberadaan toilet umum harus disesuaikan dengan fungsi dan luas disetiap lantainya.
Tambahnya, meskipun toilet sudah ada diruangan pasien, toilet untuk umum juga harus tetap ada. Karena jumlah pasien yang banyak ditambah lagi dengan keluarganya belum tentu kapasitasnya dapat menampung.
“Hal inikan masalah manajemen, kan sejak awal dibangun sudah ada perencanaan/blue print sesuai dengan fungsinya. Jadi jika sampai terbengkalai mungkin mereka untuk melakukan penghematan karena tidak adanya anggaran untuk perawatan atau memang adanya manipulasi,” ujarnya. (mag-13)