31 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Lima Kuli Panggul Ngaku Hartanya Dirampas Satpol PP Usai Dikeroyok

Foto: Sumut Pos Kuli panggul Pasar Sutomo yang dipukuli Satpol PP, masih dirawat di RS.
Foto: Sumut Pos
Kuli panggul Pasar Sutomo yang dipukuli Satpol PP, masih dirawat di RS.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lima kuli panggul atau bongkar muat barang Pasar Sutomo yang jadi korban pengeroyokan petugas Satpol-PP masih dirawat di lantai IV RSUD dr Pirngadi Medan. Selain dipukuli hingga babak belur, harta benda mereka juga dirampas.

“Kami tak hanya dipukuli, handphone dan dompetku juga diambil mereka (Satpol-PP). Bahkan uang Rp 500 ribu yang akan kusetor sama toke-ku dirampas dari kantong celanaku,” ungkap Luga Tanjung (31), salah satu korban yang ditemui kru koran ini, Rabu (17/6) sekira pukul 12.00 WIB. Dikatakannya, sebelum disiksa, ia membawa becak motor berisi sayuran dan hendak diantarkan ke lapak bos tempatnya jualan di Jalan Krakatau Pasar III.

“Pas di Simpang Jalan Sutomo/Perintis Kemerdekaan, aku dipepet mereka pakai mobil. Lalu aku disuruh berhenti dan langsung dipukuli sampai babak belur. Terus aku dibawa ke kantor dan dipukuli lagi. Sedangkan becak motorku dibawa mereka entah kemana,” sebut ayah dua anak yang mengalami luka di bagian kepala, wajah dan badannya itu. Setelah dihajar di kantor, lanjut Luga, ia sempat dibawa ke salah satu ruangan untuk disiksa kembali.

“Pas di ruangan lantai satu aku dipukuli lagi. Habis itu dibawa ke bawah (halaman) dan digeletakkan begitu aja. Terus aku dengar mereka teriak-teriak polisi datang, polisi datang dan berlari ke dalam. Lalu kami diserahkan ke polisi. Tapi polisinya nggak mau dan menyuruh Satpol-PP itu mengantarkan kami ke rumah sakit. Tapi syukurlah polisi datang, kalau nggak mungkin kami mati semua,” lirihnya.

Disinggung soal tudingan ia dan rekannya melakukan penyerangan ke kantor Satpol PP, Luga membantah. “Mana ada kami nyerang, nggak benar itu. Kami lagi bawa becak masing-masing dan kemudian diculiknya. Kalau kami nyerang pasti kantornya ada yang rusak atau kaca pecah,” tuturnya. Luga menyebut, ia dan rekannya telah melaporkan penculikan dan penganiayaan yang dilakukan Satpol PP ke Polresta Medan. “Sudah kami lapor polisi dan sedang ditangani. Harapan kami yang ditangkap dan diproses sesuai hukum yang ada terhadap pelakunya,” ucap Luga.

Mengenai biaya perobatan, sambung Luga, ditanggung pemerintah. “Kata dokter yang merawat kami, biaya perobatannya ditanggung pemerintah dan kami pun nggak tahu bisa seperti itu,” tukasnya.

Senada juga dikatakan korban lain bernama Ardi Harefa (21). Harta benda termasuk becak dayung miliknya juga dirampas petugas Satpol PP. “Handphone dan dompetku diambil orang itu, bahkan becak yang kubawa juga dibakar mereka. Nggak tahu lagilah aku mau gimana, kepalaku masih teras pening,” ujar Ardi yang mengalami luka bocor, memar di wajah dan badannya itu.

Terpisah, Kepala Satuan Reskrim Polresta Medan, Kompol Aldi Subartono menyebut, pihaknya masih mendalami laporan pengaduan korban. Pasalnya, dalam kasus ini pihak Satpol PP juga membuat pengaduan. “Laporannya masih kita didalami,” ujarnya singkat.

Sebelumnya, lima kuli panggul pedagang di kawasan Jalan Sutomo diduga diculik dan disiksa petugas Satpol PP Medan di kantor Satpol PP, Jalan Arief Lubis (eks Adinegoro), Selasa (16/6) pagi. Kelimanya dihajar habis-habisan hingga berlumuran darah lantaran balas dendam. Kelimanya adalah Luga Tanjung, Hadafi Lase (20), Yaso Harefa (20), Ardi Harefa (21) dan Jema Lase (31). (win/mag-3/deo)

Foto: Sumut Pos Kuli panggul Pasar Sutomo yang dipukuli Satpol PP, masih dirawat di RS.
Foto: Sumut Pos
Kuli panggul Pasar Sutomo yang dipukuli Satpol PP, masih dirawat di RS.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lima kuli panggul atau bongkar muat barang Pasar Sutomo yang jadi korban pengeroyokan petugas Satpol-PP masih dirawat di lantai IV RSUD dr Pirngadi Medan. Selain dipukuli hingga babak belur, harta benda mereka juga dirampas.

“Kami tak hanya dipukuli, handphone dan dompetku juga diambil mereka (Satpol-PP). Bahkan uang Rp 500 ribu yang akan kusetor sama toke-ku dirampas dari kantong celanaku,” ungkap Luga Tanjung (31), salah satu korban yang ditemui kru koran ini, Rabu (17/6) sekira pukul 12.00 WIB. Dikatakannya, sebelum disiksa, ia membawa becak motor berisi sayuran dan hendak diantarkan ke lapak bos tempatnya jualan di Jalan Krakatau Pasar III.

“Pas di Simpang Jalan Sutomo/Perintis Kemerdekaan, aku dipepet mereka pakai mobil. Lalu aku disuruh berhenti dan langsung dipukuli sampai babak belur. Terus aku dibawa ke kantor dan dipukuli lagi. Sedangkan becak motorku dibawa mereka entah kemana,” sebut ayah dua anak yang mengalami luka di bagian kepala, wajah dan badannya itu. Setelah dihajar di kantor, lanjut Luga, ia sempat dibawa ke salah satu ruangan untuk disiksa kembali.

“Pas di ruangan lantai satu aku dipukuli lagi. Habis itu dibawa ke bawah (halaman) dan digeletakkan begitu aja. Terus aku dengar mereka teriak-teriak polisi datang, polisi datang dan berlari ke dalam. Lalu kami diserahkan ke polisi. Tapi polisinya nggak mau dan menyuruh Satpol-PP itu mengantarkan kami ke rumah sakit. Tapi syukurlah polisi datang, kalau nggak mungkin kami mati semua,” lirihnya.

Disinggung soal tudingan ia dan rekannya melakukan penyerangan ke kantor Satpol PP, Luga membantah. “Mana ada kami nyerang, nggak benar itu. Kami lagi bawa becak masing-masing dan kemudian diculiknya. Kalau kami nyerang pasti kantornya ada yang rusak atau kaca pecah,” tuturnya. Luga menyebut, ia dan rekannya telah melaporkan penculikan dan penganiayaan yang dilakukan Satpol PP ke Polresta Medan. “Sudah kami lapor polisi dan sedang ditangani. Harapan kami yang ditangkap dan diproses sesuai hukum yang ada terhadap pelakunya,” ucap Luga.

Mengenai biaya perobatan, sambung Luga, ditanggung pemerintah. “Kata dokter yang merawat kami, biaya perobatannya ditanggung pemerintah dan kami pun nggak tahu bisa seperti itu,” tukasnya.

Senada juga dikatakan korban lain bernama Ardi Harefa (21). Harta benda termasuk becak dayung miliknya juga dirampas petugas Satpol PP. “Handphone dan dompetku diambil orang itu, bahkan becak yang kubawa juga dibakar mereka. Nggak tahu lagilah aku mau gimana, kepalaku masih teras pening,” ujar Ardi yang mengalami luka bocor, memar di wajah dan badannya itu.

Terpisah, Kepala Satuan Reskrim Polresta Medan, Kompol Aldi Subartono menyebut, pihaknya masih mendalami laporan pengaduan korban. Pasalnya, dalam kasus ini pihak Satpol PP juga membuat pengaduan. “Laporannya masih kita didalami,” ujarnya singkat.

Sebelumnya, lima kuli panggul pedagang di kawasan Jalan Sutomo diduga diculik dan disiksa petugas Satpol PP Medan di kantor Satpol PP, Jalan Arief Lubis (eks Adinegoro), Selasa (16/6) pagi. Kelimanya dihajar habis-habisan hingga berlumuran darah lantaran balas dendam. Kelimanya adalah Luga Tanjung, Hadafi Lase (20), Yaso Harefa (20), Ardi Harefa (21) dan Jema Lase (31). (win/mag-3/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/