25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Penderita Tumor 30 Kg Berhasil Dioperasi, Biaya Ditanggung BPJS Kesehatan

TUMOR: Kondisi Andriadi Putra yang menderita tumor seberat 30 Kg sebelum diopersi.
TUMOR: Kondisi Andriadi Putra yang menderita tumor seberat 30 Kg sebelum diopersi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Andriadi Putra (34), penderita neurofibroma atau tumor dengan bobot sekitar 30 kilogram (kg) yang tumbuh pada bagian dada kanan, kini merasa sedikit lega.

Sebab, tumor pada bagian dada kanannya berhasil diangkat setelah dioperasi tim medis Rumah Sakit Khusus (RSK) Bedah Accuplast Medan, Rabu (10/6).

Terlebih, biaya operasi dan perawatan pasien yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah ini ditanggung pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Hal itu karena pemuda yang tinggal di Jalan Pancing Gang Karya Bakti, Kecamatan Medan Tembung ini merupakan peserta BPJS Kesehatan.

Direktur Utama RSK Bedah Accuplast, dr Retno Sari Dewi mengungkapkan, pasien tersebut menjalani operasi sekira 2 jam setengah mulai pukul 09.00 hingga pukul 10.30 WIB. Saat ini, kondisinya sedang dalam tahap pemulihan. “Alhamdulillah operasinya berjalan lancar dan tumor pada bagian dada sudah berhasil diangkat. Kita doakan insya Allah kondisinya cepat pulih,” ungkap Retno saat diwawancarai.

Dikatakannya, dalam proses operasi ini pasien mengeluarkan cukup banyak darah sehingga membutuhkan transfusi. Oleh itu, lantaran tumor yang dideritanya terbilang berat, sehingga proses operasi untuk mengangkat seluruh tumor yang tumbuh di tubuhnya membutuhkan proses. “Tidak bisa hanya satu kali mengangkat tumornya pada bagian dada dan wajah, harus bertahap. Maka dari itu, perlu beberapa kali dilakukan operasi mengangkat tumornya dan dokter ahlinya yang lebih mengetahui,” kata Retno.

Diutarakan dia, tumor ini juga tumbuh di badan pasien. Akan tetapi, bobotnya tidak sebesar yang tumbuh pada bagian dada dan wajah. “Penyebabnya belum bisa diketahui pasti karena harus melalui pengujian lebih lanjut. Namun, kebanyakan faktornya dari genetik,” ujarnya.

Retno menambahkan, pada operasi tersebut melibatkan sekitar 8 tenaga medis termasuk dokter spesialis bedah plastik, anastesi, dan lainnya. “Harapan kita, paling tidak seminggu kondisinya bisa normal kembali. Namun, dengan catatan kebutuhan darahnya tercukupi,” tukasnya.

Sementara, Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Sumut-Aceh, Mariamah mengatakan, pasien tumor berbobot 30 kg ini merupakan peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau mandiri Kelas III. Oleh karena itu, biaya perawatannya ditanggung BPJS Kesehatan sesuai dengan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). “Seluruh peserta sepanjang pelayanannya sesuai indikasi medis dan kemudian juga sesuai dengan kelas rawatan hak pasien, maka tidak akan ada biaya apapun yang dikeluarkan,” kata Mariamah.

Ia menyatakan, pihaknya berharap kepada rumah sakit tersebut dapat melayani pasien itu dengan sebaik-baiknya. Apalagi, setelah ini akan ada operasi lagi dan kontrol ulang kondisi kesehatannya. Selain itu, harapan kepada pasien agar taat untuk kontrol atau check up, sehingga dengan begitu kondisi kesehatannya benar-benar pulih.

“Pasien ini nantinya akan diusulkan bukan lagi peserta mandiri, melainkan peserta segmen PB-Pemda (Penerima Bantuan Pemerintah Daerah). Artinya, dapat didaftarkan menjadi peserta PB-Pemda, sehingga iurannya ditanggung Pemprovsu dan tidak lagi dibayar secara mandiri,” imbuhnya.

Terpisah, Herida Sri Andriyani (51) selaku ibu Andriadi Putra mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak rumah sakit dan juga BPJS Kesehatan. Karena, tanpa bantuan mereka tentunya tidak ada arti apa-apa. “Anak saya menjadi peserta mandiri BPJS Kesehatan sejak 2014 sampai sekarang. Makanya, sangat bersyukur sekali menjadi peserta karena biaya operasi dan perawatan dapat ditanggung. Kalau tidak, kemungkinan sulit untuk dioperasi mengingat kemampuan ekonomi,” ujar Herida.

Menurut Herida, tumor di tubuh anaknya tumbuh membesar hingga berbobot 30 kg sejak dua tahun terakhir. Bahkan, tumbuh pula pada bagian badan dan tangannya tetapi beratnya lebih ringan. “Sebelumnya hanya terdapat benjolan kecil saja sejak lahir. Namun, seiring pertumbuhan badannya tumor tersebut mulai membesar pada usia SMP,” tuturnya.

Herida mengaku, dua tahun sebelumnya anak keduanya dari lima bersaudara ini sempat bekerja menjadi pegawai showroom motor bekas. Akan tetapi, lantaran tumornya semakin membesar maka tidak lagi bekerja. “Sempat saya ajak untuk berobat ke rumah sakit sewaktu tumornya belum membesar. Tapi, anak saya enggak mau alasannya karena kondisinya masih sehat-sehat saja tidak ada keluhan dan juga kondisi ekonomi keluarganya,” kata ibu lima anak ini.

Dia menuturkan, anaknya dirawat dan dioperasi di RSK Bedah Accuplast berkat bantuan dari dr Wahyono karena viral di media sosial. “Dokter Wahyono langsung datang ke rumah kami, lalu menyampaikan dan menjelaskan banyak hal hingga kemudian membawa anak saya ke rumah sakit tersebut,” tukasnya. (ris/azw)

TUMOR: Kondisi Andriadi Putra yang menderita tumor seberat 30 Kg sebelum diopersi.
TUMOR: Kondisi Andriadi Putra yang menderita tumor seberat 30 Kg sebelum diopersi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Andriadi Putra (34), penderita neurofibroma atau tumor dengan bobot sekitar 30 kilogram (kg) yang tumbuh pada bagian dada kanan, kini merasa sedikit lega.

Sebab, tumor pada bagian dada kanannya berhasil diangkat setelah dioperasi tim medis Rumah Sakit Khusus (RSK) Bedah Accuplast Medan, Rabu (10/6).

Terlebih, biaya operasi dan perawatan pasien yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah ini ditanggung pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Hal itu karena pemuda yang tinggal di Jalan Pancing Gang Karya Bakti, Kecamatan Medan Tembung ini merupakan peserta BPJS Kesehatan.

Direktur Utama RSK Bedah Accuplast, dr Retno Sari Dewi mengungkapkan, pasien tersebut menjalani operasi sekira 2 jam setengah mulai pukul 09.00 hingga pukul 10.30 WIB. Saat ini, kondisinya sedang dalam tahap pemulihan. “Alhamdulillah operasinya berjalan lancar dan tumor pada bagian dada sudah berhasil diangkat. Kita doakan insya Allah kondisinya cepat pulih,” ungkap Retno saat diwawancarai.

Dikatakannya, dalam proses operasi ini pasien mengeluarkan cukup banyak darah sehingga membutuhkan transfusi. Oleh itu, lantaran tumor yang dideritanya terbilang berat, sehingga proses operasi untuk mengangkat seluruh tumor yang tumbuh di tubuhnya membutuhkan proses. “Tidak bisa hanya satu kali mengangkat tumornya pada bagian dada dan wajah, harus bertahap. Maka dari itu, perlu beberapa kali dilakukan operasi mengangkat tumornya dan dokter ahlinya yang lebih mengetahui,” kata Retno.

Diutarakan dia, tumor ini juga tumbuh di badan pasien. Akan tetapi, bobotnya tidak sebesar yang tumbuh pada bagian dada dan wajah. “Penyebabnya belum bisa diketahui pasti karena harus melalui pengujian lebih lanjut. Namun, kebanyakan faktornya dari genetik,” ujarnya.

Retno menambahkan, pada operasi tersebut melibatkan sekitar 8 tenaga medis termasuk dokter spesialis bedah plastik, anastesi, dan lainnya. “Harapan kita, paling tidak seminggu kondisinya bisa normal kembali. Namun, dengan catatan kebutuhan darahnya tercukupi,” tukasnya.

Sementara, Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Sumut-Aceh, Mariamah mengatakan, pasien tumor berbobot 30 kg ini merupakan peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau mandiri Kelas III. Oleh karena itu, biaya perawatannya ditanggung BPJS Kesehatan sesuai dengan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). “Seluruh peserta sepanjang pelayanannya sesuai indikasi medis dan kemudian juga sesuai dengan kelas rawatan hak pasien, maka tidak akan ada biaya apapun yang dikeluarkan,” kata Mariamah.

Ia menyatakan, pihaknya berharap kepada rumah sakit tersebut dapat melayani pasien itu dengan sebaik-baiknya. Apalagi, setelah ini akan ada operasi lagi dan kontrol ulang kondisi kesehatannya. Selain itu, harapan kepada pasien agar taat untuk kontrol atau check up, sehingga dengan begitu kondisi kesehatannya benar-benar pulih.

“Pasien ini nantinya akan diusulkan bukan lagi peserta mandiri, melainkan peserta segmen PB-Pemda (Penerima Bantuan Pemerintah Daerah). Artinya, dapat didaftarkan menjadi peserta PB-Pemda, sehingga iurannya ditanggung Pemprovsu dan tidak lagi dibayar secara mandiri,” imbuhnya.

Terpisah, Herida Sri Andriyani (51) selaku ibu Andriadi Putra mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak rumah sakit dan juga BPJS Kesehatan. Karena, tanpa bantuan mereka tentunya tidak ada arti apa-apa. “Anak saya menjadi peserta mandiri BPJS Kesehatan sejak 2014 sampai sekarang. Makanya, sangat bersyukur sekali menjadi peserta karena biaya operasi dan perawatan dapat ditanggung. Kalau tidak, kemungkinan sulit untuk dioperasi mengingat kemampuan ekonomi,” ujar Herida.

Menurut Herida, tumor di tubuh anaknya tumbuh membesar hingga berbobot 30 kg sejak dua tahun terakhir. Bahkan, tumbuh pula pada bagian badan dan tangannya tetapi beratnya lebih ringan. “Sebelumnya hanya terdapat benjolan kecil saja sejak lahir. Namun, seiring pertumbuhan badannya tumor tersebut mulai membesar pada usia SMP,” tuturnya.

Herida mengaku, dua tahun sebelumnya anak keduanya dari lima bersaudara ini sempat bekerja menjadi pegawai showroom motor bekas. Akan tetapi, lantaran tumornya semakin membesar maka tidak lagi bekerja. “Sempat saya ajak untuk berobat ke rumah sakit sewaktu tumornya belum membesar. Tapi, anak saya enggak mau alasannya karena kondisinya masih sehat-sehat saja tidak ada keluhan dan juga kondisi ekonomi keluarganya,” kata ibu lima anak ini.

Dia menuturkan, anaknya dirawat dan dioperasi di RSK Bedah Accuplast berkat bantuan dari dr Wahyono karena viral di media sosial. “Dokter Wahyono langsung datang ke rumah kami, lalu menyampaikan dan menjelaskan banyak hal hingga kemudian membawa anak saya ke rumah sakit tersebut,” tukasnya. (ris/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/