32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Petugas Medis Harus Paham SOP dan SPM

Peristiwa tertukarnya bayi yang telah meninggal dunia dengan bayi yang masih hidup di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati disebabkan kurangnya pemahaman petugas medis terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Medis (SPM) di sebuah rumah sakit. Hal ini disampaikan praktisi kesehatan Dr Delyuzar Sp PA(K) kepada wartawan Sumut Pos Kesuma Ramadhan, Minggu (17/7). Berikut petikan wawancaranya.

Seperti apa Anda menyikapi kasus tertukarnya bayi di RSU Mitra Sejati?
Saya menilai, kasus ini disebabkan kurangnya pemahaman tim medis terhadap SOP dan SPM di rumah sakit tersebut.

Apakah masih banyak petugas medis seperti perawat dan dokter belum memahamai SOP dan SPM?
Saya rasa petugas medis sudah pasti mengetahui SOP dan SPM, karena hal itu telah didapatnya saat pendidikan. Dalam hal ini, pihak rumah sakit juga memiliki peran untuk terus melakukan sosialisasi dalam penerapan SOP dan SPM kepada para petugas medis.

Kapan saja sosialisasi tersebut bisa dilakukan?
Bisa saja dilakukan saat briefing yang dilakukan secara reguler, untuk menentukan bagaimana penanganan yang baik terhadap seorang pasien. Hal ini juga dilakukan dalam bentuk meminimalisasi bentuk kesalahan yang terjadi dalam penanganan medis, serta langkah penanganan efektif yang akan diambil.

Jadi, apa yang seharusnya dilakukan petugas medis dalam meminimalisasi kesalahan yang bisa beraikibat fatal bagi pasien?
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang petugas medis harus menjalankan sesuai SOP dan SPM sebuah rumah sakit tadi. Jika seorang dokter ataupun perawat telah bekerja sesuai standar yang ditentukan, namun masih terjadi kesalahan, itu tak terlepas dari sifatnya sebagai manusia yang pastinya pernah melakukan kesalahan.
Hanya saja, ada bentuk pertanggungjawaban profesi yang dimiliki seorang dokter sesuai bentuk kesalahan yang telah dilakukannya.(*)

Peristiwa tertukarnya bayi yang telah meninggal dunia dengan bayi yang masih hidup di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati disebabkan kurangnya pemahaman petugas medis terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Medis (SPM) di sebuah rumah sakit. Hal ini disampaikan praktisi kesehatan Dr Delyuzar Sp PA(K) kepada wartawan Sumut Pos Kesuma Ramadhan, Minggu (17/7). Berikut petikan wawancaranya.

Seperti apa Anda menyikapi kasus tertukarnya bayi di RSU Mitra Sejati?
Saya menilai, kasus ini disebabkan kurangnya pemahaman tim medis terhadap SOP dan SPM di rumah sakit tersebut.

Apakah masih banyak petugas medis seperti perawat dan dokter belum memahamai SOP dan SPM?
Saya rasa petugas medis sudah pasti mengetahui SOP dan SPM, karena hal itu telah didapatnya saat pendidikan. Dalam hal ini, pihak rumah sakit juga memiliki peran untuk terus melakukan sosialisasi dalam penerapan SOP dan SPM kepada para petugas medis.

Kapan saja sosialisasi tersebut bisa dilakukan?
Bisa saja dilakukan saat briefing yang dilakukan secara reguler, untuk menentukan bagaimana penanganan yang baik terhadap seorang pasien. Hal ini juga dilakukan dalam bentuk meminimalisasi bentuk kesalahan yang terjadi dalam penanganan medis, serta langkah penanganan efektif yang akan diambil.

Jadi, apa yang seharusnya dilakukan petugas medis dalam meminimalisasi kesalahan yang bisa beraikibat fatal bagi pasien?
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang petugas medis harus menjalankan sesuai SOP dan SPM sebuah rumah sakit tadi. Jika seorang dokter ataupun perawat telah bekerja sesuai standar yang ditentukan, namun masih terjadi kesalahan, itu tak terlepas dari sifatnya sebagai manusia yang pastinya pernah melakukan kesalahan.
Hanya saja, ada bentuk pertanggungjawaban profesi yang dimiliki seorang dokter sesuai bentuk kesalahan yang telah dilakukannya.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/