27 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Nasib Murgap Diputuskan Senin

MEDAN – Nasib Sekretaris Dinas Pendidikan Medan, akan ditentukan pekan depan terkait dugaan tindakan kekerasan yang telah dilakukannya terhadap salah seorang wartawan harian Medan, Suwandi Anwar. Hal ini terungkap ketika puluhan wartwan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Utara melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Wali Kota, Jumat (15/11).

Sempat terjadi ketegangan ketika aksi pengunjuk rasa hanya diterima oleh Asisten Pemerintahan (Aspem) Musaddad. Wartawan yang terdiri dari berbagai macam media baik cetak maupun elektronik meminta agar kehadiran mereka diterima oleh Syaiful Bahri yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Medan.

Tak lama berselang, Syaiful Bahri pun langsung menemui para pengunjuk rasa. Dia mengaku akan membicarakan terlebih dahulu persoalan ini kepada pimpinannya yakni Plt Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin. “ Saya mengerti tuntutan saudara, tapi masalah ini harus menunggu keputusan pimpinan terlebih dahulu,” katanya.

Mendengar penjelasan tersebut Kordinator Aksi Razman Arif merasa tidak puas dan memberikan tenggat waktu kepada Syaiful Bahri untuk mencopot jabatan Murgap paling lambat dalam satu pekan kedepan. “ Kalau dia (Murgap) tidak dicopot dari jabatannya, kami akan datang dengan masa yang lebih besar. Apa yang dilakukannya telah mencoreng kebebasan Pers di Indonesia,” tegasnya.

Mendengar itu Syaiful  sejenak terdiam, dan mengatakan akan membahasnya hari itu juga ( kemarin,Red) juga. “ Paling lambat hari Senin (18/11) mendatang sudah ada keputusan tentang nasib Murgap,” timpal Syaiful yang disambut tepuk tangan para pengunjuk rasa.

Turut hadir dalam kesempatan ini Suwandi selaku korban penganiayaan. Dia mengaku kekerasan yang dialaminya terjadi pada selasa malam, (12/10), saat itu dirinya sedang minum disebuah kedai kopi jalan Arif Rahman Hakim, tiba-tiba datang seseorang yang diyakininya orang suruhan Murgap lalu mengajaknya ke kediaman Murgap di jalan kawasan jalan Perjuangan kecamatan Medan Denai.

Begitu sampai di kediaman Murgap, dirinya langsung disiksa dan dipukuli oleh orang suruhannya di hadapan Murgap, istri dan anaknya.  Setelah mendapat penganiayaan dirinya disuruh lari, namun tidak berapa jauh dirinya dikejar lagi dengan menggunakan pisau. Beruntung kondisi pada saat itu gelap dirinya langsung ngumpet di dalam parit hingga pelaku kehilangan jejak .

“Akibat penganiayaan itu, badan saya mengalami memar-memar dan kejadian ini sudah saya laporkan ke Polsek Medan Area.” Ujarnya.

Dia meminta kepada Plt.Walikota Dzulmi Eldin untuk segera mencopot Murgap Harahap sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Medan. “ Saya mau Murgap di copot,” akunya.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan Medan, Murgap Harahap membantah seluruh tudingan yang dialamatkan kepadanya. Pasalnya ketika malam itu, dirinya dan keluarganya sudah tidur. “ Malam itu saya sudah tidur, tiba-tiba ada suara ribut didepan rumah. Saya langsung bangun,”katanya melalui sambungan telepon.

Melihat ada orang yang berkelahi, dirinya langsung mengusir kedua orang yang sudah mengusik jam istirahatnya. “ Seandainya saya pelakunya, saya tidak akan mungkin menyuruh orang untuk melakukan perbuatan tersebut di depan rumah saya,” urainya.

Pria berkacamata ini meyakini ada pihak yang tidak senang dengan dirinya dan berusaha menjatuhkannya dengan cara apapun. Mengenai kemungkinan dirinya di non aktifkan dari jabatannya saat ini, Murgap mengaku menyerahkan semua keputusan kepada pimpinan.

“ Saya sekarang hanya menjalankan tugas negara, kalau pimpinan tidak menginginkan lagi saya lagi, maka saya akan menerima semua keputusan dengan ikhlas,” tukasnya. (dik)

MEDAN – Nasib Sekretaris Dinas Pendidikan Medan, akan ditentukan pekan depan terkait dugaan tindakan kekerasan yang telah dilakukannya terhadap salah seorang wartawan harian Medan, Suwandi Anwar. Hal ini terungkap ketika puluhan wartwan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Utara melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Wali Kota, Jumat (15/11).

Sempat terjadi ketegangan ketika aksi pengunjuk rasa hanya diterima oleh Asisten Pemerintahan (Aspem) Musaddad. Wartawan yang terdiri dari berbagai macam media baik cetak maupun elektronik meminta agar kehadiran mereka diterima oleh Syaiful Bahri yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Medan.

Tak lama berselang, Syaiful Bahri pun langsung menemui para pengunjuk rasa. Dia mengaku akan membicarakan terlebih dahulu persoalan ini kepada pimpinannya yakni Plt Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin. “ Saya mengerti tuntutan saudara, tapi masalah ini harus menunggu keputusan pimpinan terlebih dahulu,” katanya.

Mendengar penjelasan tersebut Kordinator Aksi Razman Arif merasa tidak puas dan memberikan tenggat waktu kepada Syaiful Bahri untuk mencopot jabatan Murgap paling lambat dalam satu pekan kedepan. “ Kalau dia (Murgap) tidak dicopot dari jabatannya, kami akan datang dengan masa yang lebih besar. Apa yang dilakukannya telah mencoreng kebebasan Pers di Indonesia,” tegasnya.

Mendengar itu Syaiful  sejenak terdiam, dan mengatakan akan membahasnya hari itu juga ( kemarin,Red) juga. “ Paling lambat hari Senin (18/11) mendatang sudah ada keputusan tentang nasib Murgap,” timpal Syaiful yang disambut tepuk tangan para pengunjuk rasa.

Turut hadir dalam kesempatan ini Suwandi selaku korban penganiayaan. Dia mengaku kekerasan yang dialaminya terjadi pada selasa malam, (12/10), saat itu dirinya sedang minum disebuah kedai kopi jalan Arif Rahman Hakim, tiba-tiba datang seseorang yang diyakininya orang suruhan Murgap lalu mengajaknya ke kediaman Murgap di jalan kawasan jalan Perjuangan kecamatan Medan Denai.

Begitu sampai di kediaman Murgap, dirinya langsung disiksa dan dipukuli oleh orang suruhannya di hadapan Murgap, istri dan anaknya.  Setelah mendapat penganiayaan dirinya disuruh lari, namun tidak berapa jauh dirinya dikejar lagi dengan menggunakan pisau. Beruntung kondisi pada saat itu gelap dirinya langsung ngumpet di dalam parit hingga pelaku kehilangan jejak .

“Akibat penganiayaan itu, badan saya mengalami memar-memar dan kejadian ini sudah saya laporkan ke Polsek Medan Area.” Ujarnya.

Dia meminta kepada Plt.Walikota Dzulmi Eldin untuk segera mencopot Murgap Harahap sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Medan. “ Saya mau Murgap di copot,” akunya.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan Medan, Murgap Harahap membantah seluruh tudingan yang dialamatkan kepadanya. Pasalnya ketika malam itu, dirinya dan keluarganya sudah tidur. “ Malam itu saya sudah tidur, tiba-tiba ada suara ribut didepan rumah. Saya langsung bangun,”katanya melalui sambungan telepon.

Melihat ada orang yang berkelahi, dirinya langsung mengusir kedua orang yang sudah mengusik jam istirahatnya. “ Seandainya saya pelakunya, saya tidak akan mungkin menyuruh orang untuk melakukan perbuatan tersebut di depan rumah saya,” urainya.

Pria berkacamata ini meyakini ada pihak yang tidak senang dengan dirinya dan berusaha menjatuhkannya dengan cara apapun. Mengenai kemungkinan dirinya di non aktifkan dari jabatannya saat ini, Murgap mengaku menyerahkan semua keputusan kepada pimpinan.

“ Saya sekarang hanya menjalankan tugas negara, kalau pimpinan tidak menginginkan lagi saya lagi, maka saya akan menerima semua keputusan dengan ikhlas,” tukasnya. (dik)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/