Film Nagabonar Reborn akan tayang di bioskop pada 21 November mendatang. Film yang dibintangi Gading Marten, Citra Kirana, Delano Daniel, Rifky Alhabsy dan lainnya ini, tidak sama atau berbeda dari film sebelumnya.
Bahkan, di film ini melibatkan pemain lainnya, Puan Maharani yang kini menjadi Ketua DPR RI serta Wali Kota Medan nonaktif, Dzulmi Eldin.
Sutradara Film, Dedi Setiadi mengatakan, banyak perubahan dalam film ini. Salah satunya, Nagabonar dalam film sebelumnya mencopet tetapi dalam film ini tidak mencopet atau tidak mencuri.
“Banyak hal yang berbeda dalam film ini, kita tidak melanjutkan film sebelumnya maka dari itu namanya Nagabonar Reborn bukan Nagabonar III. Selain itu, film ini menyesuaikan zamannya sehingga diyakini dapat disukai masyarakat dan laku ditonton,” ungkap Dedi dalam saat keterangan pers di Alam Hotel Jalan AR Hakim, Medan, Minggu (17/11).
Tak hanya itu, lanjutnya, perbedaan lainnya dalam film inin
ada bapak Nagabonar yang diperankan oleh Roy Marten. Bapaknya memiliki karakter yang jujur, berani dan apa adanya. “Dalam film, Bapak Nagabonar sempat disogok oleh Belanda tetapi menolak,” ujarnya.
Menurut Dedi, latar belakang Nagabonar Reborn memang bernuansa perjuangan. Akan tetapi, film ini ditujukan kepada kaum milenial atau anak muda. “Banyak rintangan dalam pembuatan film ini, salah satunya faktor cuaca dimana saat syuting di Humbahas terjadi hujan deras hampir seharian. Karenanya, mau tidak mau menunggu hujan reda. Selain itu, karena film kolosal, sehingga agak lama waktu pembuatannya,” tuturnya.
Produser Film, Gusti Randa menyebutkan, film tersebut cukup komplit dibanding dengan film sebelumnya. Alasannya, dari Nagabonar kecil hingga dewasa diceritakan. “Skenario film ini ditulis ulang. Nilai atau pesan yang disampaikan ada drama percintaan, persahabatan, nasionalisme dan lainnya. Film ini juga telah lulus lembaga sensor dan bahkan bisa ditonton usia 13 tahun ke atas,” paparnya.
Diutarakan Gusti, tak hanya artis, dalam film itu melibatkan juga pemerintah daerah setempat. Terlebih, Puan Maharani yang kini menjadi Ketua DPR RI ikut terlibat serta Wali Kota Medan nonaktif Dzulmi Eldin. “Harapannya tentu Nagabonar Reborn bisa memberi sesuatu atau pesan moral yang berkesan terutama kepada orang Sumut, karena mengangkat cerita budaya daerah,” ujar Gusti.
Gusti memaparkan, film ini mengambil latar cerita perang kemerdekaan era kolonial Belanda di daerah Sumut. “Kenapa era kolonial, lewat film ini kita juga ingin menyampaikan bahwa Naga Bonar, tokoh yang diperankan oleh Gading Martin itu merupakan kaum milenial yang memiliki jiwa heroik, sosial dan cinta tanah air,” terangnya.
Berbeda dengan Nagabonar sebelumnya, kata Gusti, Nagabonar Reborn menceritakan kisah tokoh Nagabonar sejak kecil, remaja hingga menjadi jenderal. “Jadi di sini, kita ingin meluruskan bahwa Nagabonar itu bukan pencopet yang menjadi jenderal. Tetapi jenderal yang bisa mencopet,” katanya.
Sementara, Produser Eksekutif Film, Trimedya Panjaitan mengharapkan, Nagabonar Reborn minimal menembus 1 juta hingga 1,5 juta penonton. “Di Sumut, syuting filmnya dilakukan di Humbahas dan Simalungun. Sedangkan diluar Sumut, dilakukan di Sukabumi,” harapnya. (ris/ila)