25 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Soekirman Tawarkan Teori Bika Ambon

Mengurai persoalan pendidikan bukanlah persoalan anggaran, namun bagaimana semua pihak bisa terlibat dan berkontribusi dalam mencari jalan keluarnya. Teori bika Ambon bisa dipakai untuk menjawab persoalan tersebut.

“Seperti memasak bika ambon, api di atas dan di bawah harus sama panasnya, sehingga bika ambon bisa masak dengan baik. Begitu juga soal pendidikan. Pemerintah daerah harus rajin lobi ke pusat. Dan di bawah, forum-forum guru dan tenaga pendidik juga menstimulus pemerintah daerah untuk bekerja cepat,” papar Wagubsu nomor urut 1, Soekirman, saat memberi kata sambutan pada pembukaan Malam Ibadah Angkatan III Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Tanjung Sari Medan, di Asrama Haji Medan, Sabtu (15/12).

Dalam kata sambutannya, pendamping calon Gubsu, Gus Irawan Pasaribu ini, mengaku kalau perjalanannya satu harian seperti keajaiban bagi dirinya. “Kegiatan saya dari pagi sampai sore ini semuanya berurusan dengan masalah pendidikan dan anak. Ini pertanda kalau persoalan pertama yang harus dituntaskan di Sumut adalah persoalan pendidikan dan masa depan anak di Sumut,” ujar Soekirman.

Dalam kesempatan tersebut, Soekirman juga memberi motivasi kepada ratusan pelajar yang akan mengikuti malam ibadah. Mantan dosen Universitas Sumatera Utara ini menceritakan bagaimana perjuangannya menggapai cita-cita. “Pada umur 4 tahun ayah saya meninggal dunia. Kemudian karena ekonomi sulit, saya dibesarkan Uak (kakak Ibu). Saat kecil saya sudah mengembalakan kambing dan mencari rumput. Kemudian menginjak remaja saya juga sempat menjadi tukang pedati,” kenang Soekirman.

Kata Soekirman, tidak ada yang mudah untuk menggapai cita-cita, semuanya butuh perjuangan. Bahkan untuk bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dia harus kerja bangunan untuk membiayai kuliah, bahkan menumpang di rumah-rumah tukang yang saat itu sedang membangun jembatan Jalan Mongonsidi Medan.

“Begitulah perjuangan untuk menggapai cita-cita. Tidak ada kata-kata menyerah dan lelah. Kunci hidup saya adalah bagaimana menjalani semua hal dengan syukur dan ikhlas. Allah tidak akan meninggalkan hambanya yang sabar dan bersyukur,” ujarnya.
Menurutnya, sekalipun madrasah ada di bawah naungan Departemen Agama dan merupakan instansi vertikal, bukan berarti gubernur dan wakil gubernur hanya tinggal diam menunggu program dari pusat.
“Gubernur dan wakil gubernur harus aktif melakukan lobi. Tidak bisa hanya menunggu. Harus jemput bola sehingga provinsi ini bisa bergerak lebih cepat lagi,” kata Soekirman.
Ratusan murid dan guru MIN Tanjung Sari Medan mendoakan Soekirman agar cita-citanya mewujudkan Sumut Sejahtera mendapat ridha Allah SWT. “Latar belakang pendidikan di 10 negara menunjukkan kalau ilmu pengetahuan Pak Soekirman sudah sangat cukup untuk membangun Sumut yang lebih baik. Ditambah dengan pengalaman dan prestasi beliau selama menjadi Wakil Bupati Sergai,” ujar H. Nazaruddin Hasibuan selaku Pembina Malam Ibadah.
Sebelumnya, Soekirman juga menghadiri Rapat Akhir Tahun CU Ertunas Baru, di Desa Rambung Baru, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang. CU Ertunas Baru merupakan lembaga CU yang dirintis Soekirman beberapa tahun yang lalu bersama Yayasan Bitra Indonesia.

Kehadiran Soekirman di tempat ini disambut meriah dengan upacara adat masyarakat Karo. Keakraban yang terjalin antara Soekirman dan warga terlihat saat warga memeluk sosok pria yang lama berkecimpung di gerakan sosial kemasyarakatan ini.

“Saya sudah begitu rindu datang kemari. Apa yang dulu kita ragukan sekarang sudah menjadi kenyataan. Alhamdulillah, program kita sudah berhasil, bahkan melampaui apa yang kita impikan,” ujarnya. (rel/adv)

Mengurai persoalan pendidikan bukanlah persoalan anggaran, namun bagaimana semua pihak bisa terlibat dan berkontribusi dalam mencari jalan keluarnya. Teori bika Ambon bisa dipakai untuk menjawab persoalan tersebut.

“Seperti memasak bika ambon, api di atas dan di bawah harus sama panasnya, sehingga bika ambon bisa masak dengan baik. Begitu juga soal pendidikan. Pemerintah daerah harus rajin lobi ke pusat. Dan di bawah, forum-forum guru dan tenaga pendidik juga menstimulus pemerintah daerah untuk bekerja cepat,” papar Wagubsu nomor urut 1, Soekirman, saat memberi kata sambutan pada pembukaan Malam Ibadah Angkatan III Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Tanjung Sari Medan, di Asrama Haji Medan, Sabtu (15/12).

Dalam kata sambutannya, pendamping calon Gubsu, Gus Irawan Pasaribu ini, mengaku kalau perjalanannya satu harian seperti keajaiban bagi dirinya. “Kegiatan saya dari pagi sampai sore ini semuanya berurusan dengan masalah pendidikan dan anak. Ini pertanda kalau persoalan pertama yang harus dituntaskan di Sumut adalah persoalan pendidikan dan masa depan anak di Sumut,” ujar Soekirman.

Dalam kesempatan tersebut, Soekirman juga memberi motivasi kepada ratusan pelajar yang akan mengikuti malam ibadah. Mantan dosen Universitas Sumatera Utara ini menceritakan bagaimana perjuangannya menggapai cita-cita. “Pada umur 4 tahun ayah saya meninggal dunia. Kemudian karena ekonomi sulit, saya dibesarkan Uak (kakak Ibu). Saat kecil saya sudah mengembalakan kambing dan mencari rumput. Kemudian menginjak remaja saya juga sempat menjadi tukang pedati,” kenang Soekirman.

Kata Soekirman, tidak ada yang mudah untuk menggapai cita-cita, semuanya butuh perjuangan. Bahkan untuk bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dia harus kerja bangunan untuk membiayai kuliah, bahkan menumpang di rumah-rumah tukang yang saat itu sedang membangun jembatan Jalan Mongonsidi Medan.

“Begitulah perjuangan untuk menggapai cita-cita. Tidak ada kata-kata menyerah dan lelah. Kunci hidup saya adalah bagaimana menjalani semua hal dengan syukur dan ikhlas. Allah tidak akan meninggalkan hambanya yang sabar dan bersyukur,” ujarnya.
Menurutnya, sekalipun madrasah ada di bawah naungan Departemen Agama dan merupakan instansi vertikal, bukan berarti gubernur dan wakil gubernur hanya tinggal diam menunggu program dari pusat.
“Gubernur dan wakil gubernur harus aktif melakukan lobi. Tidak bisa hanya menunggu. Harus jemput bola sehingga provinsi ini bisa bergerak lebih cepat lagi,” kata Soekirman.
Ratusan murid dan guru MIN Tanjung Sari Medan mendoakan Soekirman agar cita-citanya mewujudkan Sumut Sejahtera mendapat ridha Allah SWT. “Latar belakang pendidikan di 10 negara menunjukkan kalau ilmu pengetahuan Pak Soekirman sudah sangat cukup untuk membangun Sumut yang lebih baik. Ditambah dengan pengalaman dan prestasi beliau selama menjadi Wakil Bupati Sergai,” ujar H. Nazaruddin Hasibuan selaku Pembina Malam Ibadah.
Sebelumnya, Soekirman juga menghadiri Rapat Akhir Tahun CU Ertunas Baru, di Desa Rambung Baru, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang. CU Ertunas Baru merupakan lembaga CU yang dirintis Soekirman beberapa tahun yang lalu bersama Yayasan Bitra Indonesia.

Kehadiran Soekirman di tempat ini disambut meriah dengan upacara adat masyarakat Karo. Keakraban yang terjalin antara Soekirman dan warga terlihat saat warga memeluk sosok pria yang lama berkecimpung di gerakan sosial kemasyarakatan ini.

“Saya sudah begitu rindu datang kemari. Apa yang dulu kita ragukan sekarang sudah menjadi kenyataan. Alhamdulillah, program kita sudah berhasil, bahkan melampaui apa yang kita impikan,” ujarnya. (rel/adv)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/