25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Sebulan Bus BTS Beroperasi, Penumpang Angkot Menurun, Organda Minta Angkot Disubsidi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah sebelun Bus Trans Metro Deli yang merupakan bus dengan sistem pembelian pelayanan oleh pemerintah kepada pihak operator angkutan umum atau Buy The Service (BTS), berimbas menurunnya jumlah penumpang angkutan kota (Angkot) menurun. Hal ini membuat Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan meradang.

Bus BTS: Buas BTS saat berhenti di halte depan Kantor Pos Besar Kota Medan, Selasa (17/11). Sejak Senin (16/11), sebanyak 35 Bus BTS sudah beroperasi di Kota Medan.
Bus BTS: Buas BTS saat berhenti di halte depan Kantor Pos Besar Kota Medan, Selasa (17/11).

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan, Mont Gomery Munthe mengatakan, beroperasinya Bus BTS di 3 koridor di Kota Medan membuat volume penumpang angkutan kota (angkot) di Kota Medan menjadi jauh menurun, khususnya untuk trayek-trayek angkot yang beroperasi pada jalur-jalur yang dilalui Bus BTS.

“Kalau menurun jelas lah menurun omset sopir angkot karena Bus BTS ini, apalagi untuk yang trayeknya itu menuju Amplas, Tembung dan Tuntungan, jelas sekali menurunnya,” kata Gomery.

Karenanya, Organda Medan meminta kepada Kemenhub agar angkot di Kota Medan dapat diberikan subsidi dalam beroperasi seperti halnya Bus BTS. Dengan demikian, angkot dapat beroperasi dengan tarif yang jauh lebih murah bahkan gratis, khususnya untuk angkot yang juga beroperasi pada jalur yang dilalui Bus BTS.

Saat ini, kata Gomery, tarif angkot Rp4.000 per estafet. Kalau di subsidi, tarif itu bisa menjadi Rp1.000 per estafet bahkan gratis.

“Kalau sudah gratis, tentu target pemerintah untuk mengurangi volume kendaraan pribadi di jalanan akan berhasil, karena masyarakat akan naik bus atau angkot. Tapi kalau begini yang ada penumpang angkot pindah ke Bus BTS, pengguna kendaraan pribadi ya tetap saja. Lalu kalau sudah begitu, maka angkot yang tidak beroperasi di jalur Bus BTS bisa menjadi feeder (pengumpan) sesuatu rencana awal,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Operasional Bus Trans Metro, Jimmy Petrus Tamba mengatakan, jika respon masyarakat Kota Medan sangat baik terhadap kehadiran Bus BTS di Kota Medan pada bulan pertamanya. Sebab, baru satu bulan beroperasi pada 3 koridor di Kota Medan, Bus BTS telah berhasil mengangkut lebih dari 47 ribu penumpang.

“Total dari 16 November hingga 16 Desember kemarin, total penumpang Bus Trans Metro Deli sejumlah 47.390. Respon masyarakat sangat baik, kita harapkan masyarakat Kota Medan dapat lebih memanfaatkan Bus Trans Metro Deli ini,” kata Jimmy Petrus.

Berdasarkan data yang diterima Sumut Pos, jumlah penumpang Bus BTS paling sedikit ada pada dua hari pertama Bus tersebut beroperasi, yakni 379 penumpang di hari pertama dan 402 penumpang di hari kedua. Di hari ketiga, penumpang Bus BTS melonjak hingga 2.602 penumpang. Bahkan pada 22 November yang lalu, jumlah penumpang Bus BTS pernah mencapai 5.523 orang.

Diakui Jimmy, jumlah penumpang Bus Trans Metro Deli pernah menurun setelah itu, tapi tidak pernah di bawah 2.000 ribu penumpang per harinya. Hal itu dikarenakan Bus BTS telah menetapkan aturan secara ketat, bahwa penumpang Bus BTS yang bisa menikmati moda transportasi dengan tarif Rp0 tersebut harus memiliki e-money. “Untuk penambahan 2 koridor lainnya, yaitu koridor Lapangan Merdeka – Belawan dan Lapangan Merdeka – Pinangbaris akan kita usahakan di bulan 12 (Desember) ini,” ungkapnya.

Seperti diketahui, Bus BTS telah beroperasi di tiga koridor dari lima koridor yang direncanakan. Ketiga koridor tersebut yakni koridor Lapangan Merdeka – Amplas, Lapangan Merdeka – Tuntungan, serta Lapangan Merdeka – Tembung.

Saat ini total 39 Bus BTS tersebut telah berjalan di Kota Medan dengan total 35 unit Bus yang beroperasi dan 4 bus sebagai cadangan. Rinciannya, 10 unit diantaranya untuk koridor Lapangan Merdeka – Amplas dengan cadangan 1 unit, 16 unit untuk koridor Lapangan Merdeka -Tuntungan dengan cadangan 2 unit dan 9 unit sisanya untuk koridor Lapangan Merdeka-Tembung dengan cadangan 1 unit.

Bus BTS sendiri terdiri dari 2 ukuran, yakni bus dengan ukuran besar dengan kapasitas 40 hingga 50 orang dan bus dengan ukuran sedang dengan kapasitas 25 orang. Bus berukuran besar baru beroperasi di koridor Lapangan Merdeka – Amplas, sedangkan bus berukuran sedang beroperasi di dua koridor lainnya. Untuk dua koridor lainnya, yakni Lapangan Merdeka – Pinangbaris dan Lapangan Merdeka – Belawan, direncanakan beroperasi pada bulan Desember mendatang. (map/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah sebelun Bus Trans Metro Deli yang merupakan bus dengan sistem pembelian pelayanan oleh pemerintah kepada pihak operator angkutan umum atau Buy The Service (BTS), berimbas menurunnya jumlah penumpang angkutan kota (Angkot) menurun. Hal ini membuat Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan meradang.

Bus BTS: Buas BTS saat berhenti di halte depan Kantor Pos Besar Kota Medan, Selasa (17/11). Sejak Senin (16/11), sebanyak 35 Bus BTS sudah beroperasi di Kota Medan.
Bus BTS: Buas BTS saat berhenti di halte depan Kantor Pos Besar Kota Medan, Selasa (17/11).

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan, Mont Gomery Munthe mengatakan, beroperasinya Bus BTS di 3 koridor di Kota Medan membuat volume penumpang angkutan kota (angkot) di Kota Medan menjadi jauh menurun, khususnya untuk trayek-trayek angkot yang beroperasi pada jalur-jalur yang dilalui Bus BTS.

“Kalau menurun jelas lah menurun omset sopir angkot karena Bus BTS ini, apalagi untuk yang trayeknya itu menuju Amplas, Tembung dan Tuntungan, jelas sekali menurunnya,” kata Gomery.

Karenanya, Organda Medan meminta kepada Kemenhub agar angkot di Kota Medan dapat diberikan subsidi dalam beroperasi seperti halnya Bus BTS. Dengan demikian, angkot dapat beroperasi dengan tarif yang jauh lebih murah bahkan gratis, khususnya untuk angkot yang juga beroperasi pada jalur yang dilalui Bus BTS.

Saat ini, kata Gomery, tarif angkot Rp4.000 per estafet. Kalau di subsidi, tarif itu bisa menjadi Rp1.000 per estafet bahkan gratis.

“Kalau sudah gratis, tentu target pemerintah untuk mengurangi volume kendaraan pribadi di jalanan akan berhasil, karena masyarakat akan naik bus atau angkot. Tapi kalau begini yang ada penumpang angkot pindah ke Bus BTS, pengguna kendaraan pribadi ya tetap saja. Lalu kalau sudah begitu, maka angkot yang tidak beroperasi di jalur Bus BTS bisa menjadi feeder (pengumpan) sesuatu rencana awal,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Operasional Bus Trans Metro, Jimmy Petrus Tamba mengatakan, jika respon masyarakat Kota Medan sangat baik terhadap kehadiran Bus BTS di Kota Medan pada bulan pertamanya. Sebab, baru satu bulan beroperasi pada 3 koridor di Kota Medan, Bus BTS telah berhasil mengangkut lebih dari 47 ribu penumpang.

“Total dari 16 November hingga 16 Desember kemarin, total penumpang Bus Trans Metro Deli sejumlah 47.390. Respon masyarakat sangat baik, kita harapkan masyarakat Kota Medan dapat lebih memanfaatkan Bus Trans Metro Deli ini,” kata Jimmy Petrus.

Berdasarkan data yang diterima Sumut Pos, jumlah penumpang Bus BTS paling sedikit ada pada dua hari pertama Bus tersebut beroperasi, yakni 379 penumpang di hari pertama dan 402 penumpang di hari kedua. Di hari ketiga, penumpang Bus BTS melonjak hingga 2.602 penumpang. Bahkan pada 22 November yang lalu, jumlah penumpang Bus BTS pernah mencapai 5.523 orang.

Diakui Jimmy, jumlah penumpang Bus Trans Metro Deli pernah menurun setelah itu, tapi tidak pernah di bawah 2.000 ribu penumpang per harinya. Hal itu dikarenakan Bus BTS telah menetapkan aturan secara ketat, bahwa penumpang Bus BTS yang bisa menikmati moda transportasi dengan tarif Rp0 tersebut harus memiliki e-money. “Untuk penambahan 2 koridor lainnya, yaitu koridor Lapangan Merdeka – Belawan dan Lapangan Merdeka – Pinangbaris akan kita usahakan di bulan 12 (Desember) ini,” ungkapnya.

Seperti diketahui, Bus BTS telah beroperasi di tiga koridor dari lima koridor yang direncanakan. Ketiga koridor tersebut yakni koridor Lapangan Merdeka – Amplas, Lapangan Merdeka – Tuntungan, serta Lapangan Merdeka – Tembung.

Saat ini total 39 Bus BTS tersebut telah berjalan di Kota Medan dengan total 35 unit Bus yang beroperasi dan 4 bus sebagai cadangan. Rinciannya, 10 unit diantaranya untuk koridor Lapangan Merdeka – Amplas dengan cadangan 1 unit, 16 unit untuk koridor Lapangan Merdeka -Tuntungan dengan cadangan 2 unit dan 9 unit sisanya untuk koridor Lapangan Merdeka-Tembung dengan cadangan 1 unit.

Bus BTS sendiri terdiri dari 2 ukuran, yakni bus dengan ukuran besar dengan kapasitas 40 hingga 50 orang dan bus dengan ukuran sedang dengan kapasitas 25 orang. Bus berukuran besar baru beroperasi di koridor Lapangan Merdeka – Amplas, sedangkan bus berukuran sedang beroperasi di dua koridor lainnya. Untuk dua koridor lainnya, yakni Lapangan Merdeka – Pinangbaris dan Lapangan Merdeka – Belawan, direncanakan beroperasi pada bulan Desember mendatang. (map/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/