25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kucing Hilang, Sebar Selebaran hingga Pasang Iklan di Koran

Tidak perlu ada yang ditakutkan dari seekor kucing. Kucing bisa menjadi sahabat manusia, menghibur di saat kita susah, sedih dan teman berbagi kala senang. Namun kini Simba telah hilang, aktivitas di rumah terasa berbeda, sepi seperti kehilangan seorang teman akrab.

Puput Julianti Damanik, Medan

Pasangan suami-istri, Roslina (36) dan Romy Manurung (32) duduk terdiam di rumah tokonya di Komplek Bromo Permai Jalan Bromo Ujung No. 216-A, Medan, Senin (18/2)  pagi.

Iklan kehilangan kucing di koran.

Keduanya tampak saling berbagi cerita, yang mereka bicarakan juga tak lepas dari masalah Simba, kucing peliharaannya yang telah hilang sejak Jumat malam, (8/2) lalu. Meskipun hanya seekor kucing Simba memiliki arti besar bagi kehidupan Roslina dan Romy.

Berbagai upaya dilakukan oleh pasangan suami-istri ini untuk mendapatkan kembali Simba. Iklan di koran, selembaran serta keliling Kota Medan telah dilakukan, bahkan bagi siapa yang dapat menemukannya akan mendapat imbalan sebesar Rp500 ribu, tak jarang usahanya ini ditertawakan orang, sebagian orang menganggapnya keterlaluan, namun hal tersebut tidak menyurutkan niat Roslina dan Romy untuk terus mencari kucing kesayangannya.
Tidak ada yang menarik dari Simba, hanya saja ia telah menjadi penghibur serta bagian dari keluarga Romy. Pasca hilangnya Simba mereka seperti kehilangan orang yang mereka sayang. “Simba hilang Jumat lalu, istri saya membawanya ke belakang karena ia mau buang air, setelah itu ditinggal karena biasanya dia juga balik lagi, saya juga sedang sibuk mau Jumatan (salat Jumat), istri melayani pelanggan. Saat itu Simba tak nampak lagi sampai sekarang,” katanya.

Tidak ada yang spesial, lanjutnya, Simba sama dengan kucing lainnya. Hanya saja Simba telah menjadi teman dan penghibur di saat lelah. Dan, pada kenyataannya, manusia memperoleh dampak yang cukup baik dari seekor kucing. Tidak dapat dipungkiri, kucing bisa menjadi pendengar yang baik saat kita ingin mencurahkan isi hati kita. Kucing bisa menjadi teman saat kita sendirian.

“Khususnya Simba, ia mengerti saat saya sedih, waktu itu saya pernah punya masalah dan menangis, dia datang ke pangkuan saya, seperti mau menenangkan saya. Saat saya pulang dari mana saja, dengar sepeda motor atau dengar suara saya, meskipun ia sedang tidur, ia bangun dan menyamperi. Makanya, saya sampai segini kehilangannya. Sepertinya Simba telah menyatu dengan saya dan istri,” katanya.

Meskipun usahanya sering dianggap sepele oleh masyarakat, niat laki-laki bertubuh besar ini tidak susut untuk mencari kucing kesayangannya tersebut. Berbagai SMS serta telepon dari orang masuk ke selularnya. Ada yang hanya ingin sekadar promosi rukonya yang menjual herbal karena membuat alamat ruko di iklan. Ada yang mengaku menemukan, bahkan ada yang nelpon hanya ingin menanyakan tentang keseriusan imbalan yang Romy janjikan.
“Banyak sekali orang iseng, bahkan bahyak yang SMS dengan kata-kata yang tidak wajar, malah hanya ingin mengejek, katanya, ‘mau promosi tokonya kok pake iklan kehilangan kucing’ yang mungkin kedengarannya lebai, tapi memang hati ini, yah karena sudah sayang sama dia,” ujar istri Romy.

Romi ikut menyayangi kucing sejak bersama istrinya, Roslina. Roslina mengaku telah menyukai kucing sejak SMA, dia suka melihat kucing adalah hewan yang lucu, tulus tanpa pamrih. “Kucing itu sahabat yang tulus, berteman tanpa pamrih, dia ngerti kalau kita sedih dia datang dekati kita, ngelus-ngelus kaki, makan sama-sama, tingkahnya itu lucu,” katanya sambil mengenang.

Sesekali ia buka foto-foto Simba di blackberry, sambil tersenyum ia melihat ulah Simba yang mungkin sudah terluka dipukul orang atau sudah memiliki majikan baru atau kelaparan di jalanan. “Sekarang Simba sedang apa, dia makan ‘gak disana, jangan-jangan dia kelaparan atau luka karena dipukul orang,” ujarnya.

Kekwatirannya terhadap Simba karena ia sering melihat banyak masyarakat yang masih tidak peduli dan tidak menyayangi hewan khususnya kepada seekor kucing. “Kita tahu lah, masyarakat masih sangat tidak peduli sama hewan, apalagi kucing, padahal kucing itu memiliki peran dalam kehidupan kita, heran lihat orang yang tega dengan kucing bahkan gara-gara seekor ikan, ia sanggup lembar kucing pake batu, kayu bahkan ada yang kakinya dipotong, “ katanya.

Tambahnya, banyak orang yang tidak suka terhadap kucing karena mereka mengangkap kucing dapat menimbulkan berbagai penyakit. “Berbagai cerita tentang penyakit atau efek lainnya yang ditimbulkan karena memelihara kucing tidak pernah ada kalau kita benar-benar bersih dan merawatnya dengan baik,” ujarnya.

Kehilangan Simba, memang telah membuat pasangan suami istri ini berlalu dalam sepi, merawat Simba bahkan sudah seperti merawat anaknya sendiri, bahkan Simba juga rutin dibawa ke dokter hewan saat ia sakit dan rencananya bulan depan akan diberi vaksin. “Kita udah punya rencana mau kasi vaksin ke Simba, tapi karena Simba sudah gak ada lagi, yah gak jadi,” ujarnya.

Harapannya hanya satu saat ini, dia hanya ingin Simba kembali, ia tidak mau kejadian sama terjadi lagi. “Udah tiga kali ini saya kehilangan kucing, yang pertama namanya Ipin kedua namanya Hero, kemarin juga kami berjanji untuk memberikan upah sebesar Rp300 ribu buat yang nemukan Hero, nah sekarang kita janji mau kasih Rp500 ribu ke orang yang menemukan Simba, bahkan kalau ada yang memang sengaja mencurinya kami gak akan menuntut,” katanya.

Simba yang saat ini diperkirakan berusia 7 bulan dirawat oleh Romy dan istrinya saat ditemukan di jalan dalam keadaan yang memprihatikan. Namun saat ini Simba menjadi kucing yang manis dan pintar. “Simba itu kami temukan di jalan, saat ini kami hanya butuh simba, bukan kucing yang lain, karena banyak juga yang menawarkan kucing ke kami,” katanya.

Seandainya ada sekelompok orang yang peduli dengan hewan peliharaan sama seperti organisasi yang ada di luar negeri sana, pasti ada solusi untuk mencarinya. “Harusnya ada badan asosiasi yang mengurusi hewan peliharaan di Indonesia pasti kami tidak khawatir dengan keadaan Simba, di luar negeri itu kalau kita ngaduh kehilangan kucing pasti langsung ditanggapi,” katanya.

Empati dari masyarakat yang saat ini juga mereka harapkan, kucing bukan hewan yang biasa, kucing juga menjadi sahabat Nabi bahkan kucing dapat difungsikan untuk terapi kepada anank-anak yang memang perlu teman. “Setidaknya kami mengharapkan empati dari masyarakat, lihat saja efeknya terhadap orang,” ujarnya.

Usaha tetap mereka lakukan dengan memberi selembaran kepada para pengunjung tokonya. Simba memiliki ciri-ciri di kepalanya ada kena tinta warna biru. “Kemarin pas beneri print dia kena tinta birunya,” katanya mengenang.(*)

Tidak perlu ada yang ditakutkan dari seekor kucing. Kucing bisa menjadi sahabat manusia, menghibur di saat kita susah, sedih dan teman berbagi kala senang. Namun kini Simba telah hilang, aktivitas di rumah terasa berbeda, sepi seperti kehilangan seorang teman akrab.

Puput Julianti Damanik, Medan

Pasangan suami-istri, Roslina (36) dan Romy Manurung (32) duduk terdiam di rumah tokonya di Komplek Bromo Permai Jalan Bromo Ujung No. 216-A, Medan, Senin (18/2)  pagi.

Iklan kehilangan kucing di koran.

Keduanya tampak saling berbagi cerita, yang mereka bicarakan juga tak lepas dari masalah Simba, kucing peliharaannya yang telah hilang sejak Jumat malam, (8/2) lalu. Meskipun hanya seekor kucing Simba memiliki arti besar bagi kehidupan Roslina dan Romy.

Berbagai upaya dilakukan oleh pasangan suami-istri ini untuk mendapatkan kembali Simba. Iklan di koran, selembaran serta keliling Kota Medan telah dilakukan, bahkan bagi siapa yang dapat menemukannya akan mendapat imbalan sebesar Rp500 ribu, tak jarang usahanya ini ditertawakan orang, sebagian orang menganggapnya keterlaluan, namun hal tersebut tidak menyurutkan niat Roslina dan Romy untuk terus mencari kucing kesayangannya.
Tidak ada yang menarik dari Simba, hanya saja ia telah menjadi penghibur serta bagian dari keluarga Romy. Pasca hilangnya Simba mereka seperti kehilangan orang yang mereka sayang. “Simba hilang Jumat lalu, istri saya membawanya ke belakang karena ia mau buang air, setelah itu ditinggal karena biasanya dia juga balik lagi, saya juga sedang sibuk mau Jumatan (salat Jumat), istri melayani pelanggan. Saat itu Simba tak nampak lagi sampai sekarang,” katanya.

Tidak ada yang spesial, lanjutnya, Simba sama dengan kucing lainnya. Hanya saja Simba telah menjadi teman dan penghibur di saat lelah. Dan, pada kenyataannya, manusia memperoleh dampak yang cukup baik dari seekor kucing. Tidak dapat dipungkiri, kucing bisa menjadi pendengar yang baik saat kita ingin mencurahkan isi hati kita. Kucing bisa menjadi teman saat kita sendirian.

“Khususnya Simba, ia mengerti saat saya sedih, waktu itu saya pernah punya masalah dan menangis, dia datang ke pangkuan saya, seperti mau menenangkan saya. Saat saya pulang dari mana saja, dengar sepeda motor atau dengar suara saya, meskipun ia sedang tidur, ia bangun dan menyamperi. Makanya, saya sampai segini kehilangannya. Sepertinya Simba telah menyatu dengan saya dan istri,” katanya.

Meskipun usahanya sering dianggap sepele oleh masyarakat, niat laki-laki bertubuh besar ini tidak susut untuk mencari kucing kesayangannya tersebut. Berbagai SMS serta telepon dari orang masuk ke selularnya. Ada yang hanya ingin sekadar promosi rukonya yang menjual herbal karena membuat alamat ruko di iklan. Ada yang mengaku menemukan, bahkan ada yang nelpon hanya ingin menanyakan tentang keseriusan imbalan yang Romy janjikan.
“Banyak sekali orang iseng, bahkan bahyak yang SMS dengan kata-kata yang tidak wajar, malah hanya ingin mengejek, katanya, ‘mau promosi tokonya kok pake iklan kehilangan kucing’ yang mungkin kedengarannya lebai, tapi memang hati ini, yah karena sudah sayang sama dia,” ujar istri Romy.

Romi ikut menyayangi kucing sejak bersama istrinya, Roslina. Roslina mengaku telah menyukai kucing sejak SMA, dia suka melihat kucing adalah hewan yang lucu, tulus tanpa pamrih. “Kucing itu sahabat yang tulus, berteman tanpa pamrih, dia ngerti kalau kita sedih dia datang dekati kita, ngelus-ngelus kaki, makan sama-sama, tingkahnya itu lucu,” katanya sambil mengenang.

Sesekali ia buka foto-foto Simba di blackberry, sambil tersenyum ia melihat ulah Simba yang mungkin sudah terluka dipukul orang atau sudah memiliki majikan baru atau kelaparan di jalanan. “Sekarang Simba sedang apa, dia makan ‘gak disana, jangan-jangan dia kelaparan atau luka karena dipukul orang,” ujarnya.

Kekwatirannya terhadap Simba karena ia sering melihat banyak masyarakat yang masih tidak peduli dan tidak menyayangi hewan khususnya kepada seekor kucing. “Kita tahu lah, masyarakat masih sangat tidak peduli sama hewan, apalagi kucing, padahal kucing itu memiliki peran dalam kehidupan kita, heran lihat orang yang tega dengan kucing bahkan gara-gara seekor ikan, ia sanggup lembar kucing pake batu, kayu bahkan ada yang kakinya dipotong, “ katanya.

Tambahnya, banyak orang yang tidak suka terhadap kucing karena mereka mengangkap kucing dapat menimbulkan berbagai penyakit. “Berbagai cerita tentang penyakit atau efek lainnya yang ditimbulkan karena memelihara kucing tidak pernah ada kalau kita benar-benar bersih dan merawatnya dengan baik,” ujarnya.

Kehilangan Simba, memang telah membuat pasangan suami istri ini berlalu dalam sepi, merawat Simba bahkan sudah seperti merawat anaknya sendiri, bahkan Simba juga rutin dibawa ke dokter hewan saat ia sakit dan rencananya bulan depan akan diberi vaksin. “Kita udah punya rencana mau kasi vaksin ke Simba, tapi karena Simba sudah gak ada lagi, yah gak jadi,” ujarnya.

Harapannya hanya satu saat ini, dia hanya ingin Simba kembali, ia tidak mau kejadian sama terjadi lagi. “Udah tiga kali ini saya kehilangan kucing, yang pertama namanya Ipin kedua namanya Hero, kemarin juga kami berjanji untuk memberikan upah sebesar Rp300 ribu buat yang nemukan Hero, nah sekarang kita janji mau kasih Rp500 ribu ke orang yang menemukan Simba, bahkan kalau ada yang memang sengaja mencurinya kami gak akan menuntut,” katanya.

Simba yang saat ini diperkirakan berusia 7 bulan dirawat oleh Romy dan istrinya saat ditemukan di jalan dalam keadaan yang memprihatikan. Namun saat ini Simba menjadi kucing yang manis dan pintar. “Simba itu kami temukan di jalan, saat ini kami hanya butuh simba, bukan kucing yang lain, karena banyak juga yang menawarkan kucing ke kami,” katanya.

Seandainya ada sekelompok orang yang peduli dengan hewan peliharaan sama seperti organisasi yang ada di luar negeri sana, pasti ada solusi untuk mencarinya. “Harusnya ada badan asosiasi yang mengurusi hewan peliharaan di Indonesia pasti kami tidak khawatir dengan keadaan Simba, di luar negeri itu kalau kita ngaduh kehilangan kucing pasti langsung ditanggapi,” katanya.

Empati dari masyarakat yang saat ini juga mereka harapkan, kucing bukan hewan yang biasa, kucing juga menjadi sahabat Nabi bahkan kucing dapat difungsikan untuk terapi kepada anank-anak yang memang perlu teman. “Setidaknya kami mengharapkan empati dari masyarakat, lihat saja efeknya terhadap orang,” ujarnya.

Usaha tetap mereka lakukan dengan memberi selembaran kepada para pengunjung tokonya. Simba memiliki ciri-ciri di kepalanya ada kena tinta warna biru. “Kemarin pas beneri print dia kena tinta birunya,” katanya mengenang.(*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/