30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Museum Perjuangan TNI ‘45

Sering Dikunjungi Pejabat Militer Luar Negeri

Museum Perjuangan 45 di Jalan KH Zainul Arifin No 8 Medan, selain jadi objek wisata bagi masyarakat umum, juga menjadi lokasi yang wajib dikunjungi para calon bintara dan calon tamtama TNI Angkatan Darat. Seperti apa kondisinya kini?

Jhonson P Siahaan, Medan

Kemarin (18/3), wartawan koran ini menyempatkan diri mengunjungi Museum Perjuangan 45 TNI ini. Dipandu Koordinator Museum Perjuangan 45 TNIn Mayor Inf Masrizal, bersama Kepala Museum Perjuangan 45 TNI Kapten Arh B Parhusip dan Perwira TNI-AD Kapten LJ Hutapea, wartawan koran ini dibawa berkeliling museum, melihat seluruh barang-barang bersejarah yang ada di museum tersebut.

Sambil berjalan mengitari seluruh ruangan museum, Mayor Inf Masrizal menceritakan, berdirinya Museum Perjuangan 45 TNI ini diprakarsai oleh Kepala Staf Kodam I/BB Kolonel EWP Tambunan dan diresmikan pada 21 Juni 1971. “Pada 1928 sebelum menjadi museum, ini merupakan kantor Perusahaan Asuransi Belanda. Pada 1942, lalu dijadikan Markas Kempetai Jepang dan 1950 dijadikan sebagai Markas Komando Teritorium I. Tahun 1959 hingga 1971 dijadikan Kantor Koangdam I/BB. Dan sejak 1971 hingga sekarang menjadi Museum Perjuangan 45 TNI,” ungkapnya.

Meski museum ini dibangun oleh TNI, lanjut Mayor Inf Masrizal, namun museum ini tetap menjadi milik bersama dan harus dijaga dan dirawat bersama oleh warga Sumatera Utara. “Museum ini bukan semata-mata milik TNI, tapi milik warga Sumatera dan warga Indonesia secara umumnya. Siapa saja boleh masuk dan tidak ada dipungut biaya untuk masuk dan melihat-lihat benda peninggalan para pejuangan ini,” bebernya lagi.

Benda-benda bersejarah yang menjadi unggulan museum ini di antaranya senjata-senjata yang digunakan, para pejuang ketika mempertahankan NKRI dari penjajah Belanda dan Jepang. “Adapun senjata yang diunggulkan di antaranya SMR Medzen No 1463 buatan Swedia, Brengun MK-1 (White Barrel) No.K-4057 buatan Inggris, Laras Meriam Kanon/Tank No.52170 buatan USA, SMB No.6888, SP Bazoka 5 Inchi M20 A1 B1, No.7140681 dan 14 senjata unggulan lainnya,” ungkapnya lagi.

Ternyata, tak cuma masyarakat umum saja yang pernah berkunjung ke museum ini. Sejumlah pejabat tentara dan polisi luar negeri juga pernah berkunjung dan singgah ke Museum Perjuangan 45 TNI ini. “Tentara atau Polisi luar negeri yang pernah berkunjung ke sini diantaranya Mantan Kepala Polda Malaysia H Abdul Latif, Royal Malaysia Police Liasion Officer (Perwira Menengah Polisi Malaysia), Haizam Shah Bin Otham, Tentara Jepang, Hiro, dan Mantan Tentara/Militer Inggris, Nick,” tambah Kapten LJ Hutapea.
Ditegaskan Mayor Inf Masrizal, setiap Calon Bintara (Secaba) dan Calon Tantama (Secata) TNI-AD yang mau selesai pendidikan di Rindam I/BB, Siantar, diwajibkan berkunjung ke Museum Perjuangan 45 TNI ini.

“Setiap Caba atau Catam yang mau selesai pendidikan, diwajibkan untuk singgah dan berkunjung ke Museum Perjuangan 45 TNI ini. Karena, setiap personel TNI-AD harus mengenal senjata-senjata yang dipergunakan pada zaman penjajahan dulu,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Kapten B Parhusip menambahi kata-kata Kapten LJ Hutapea. “Selain itu, rombongan pelajar SLTP Muhammadiyah Lonsum, Sergei juga pernah berkunjung dan jalan-jalan ke Museum Perjuangan 45 TNI ini,” tambahnya.

Diucapkan Mayor Inf Masrizal, karena Museum Perjuangan 45 TNI merupakan salah satu objek wisata yang ada di Sumatera Utara khususnya di Kota Medan, jadi Pemprov, Pemko Medan dan Dinas Pariwisata Kota Medan harus sama-sama menjaga dan melestarikan salah satu ojek wisata ini.

“Dalam menjaga, memelihara, merawat dan melindungi salah satu objek wisata Kota Medan ini, dimintakan kepada Pemprov, Pemko Medan dan Dinas Pariwisata Medan memberikan perhatian dan sumbangan dana di dalam merawat dan menjaga benda-benda peninggalan para pejuang ini.

Kita pun punya keterbatasan dana dalam hal ini, jadi dimintakan kepada Pemprov, Pemko Medan dan Dinas Pariwisata untuk saling bahu membahu dananya,” ungkapnya sambil berlalu memimpin barisan personel untuk apel siaga didalam Museum Perjuangan 45 TNI tersebut.(*)

Sering Dikunjungi Pejabat Militer Luar Negeri

Museum Perjuangan 45 di Jalan KH Zainul Arifin No 8 Medan, selain jadi objek wisata bagi masyarakat umum, juga menjadi lokasi yang wajib dikunjungi para calon bintara dan calon tamtama TNI Angkatan Darat. Seperti apa kondisinya kini?

Jhonson P Siahaan, Medan

Kemarin (18/3), wartawan koran ini menyempatkan diri mengunjungi Museum Perjuangan 45 TNI ini. Dipandu Koordinator Museum Perjuangan 45 TNIn Mayor Inf Masrizal, bersama Kepala Museum Perjuangan 45 TNI Kapten Arh B Parhusip dan Perwira TNI-AD Kapten LJ Hutapea, wartawan koran ini dibawa berkeliling museum, melihat seluruh barang-barang bersejarah yang ada di museum tersebut.

Sambil berjalan mengitari seluruh ruangan museum, Mayor Inf Masrizal menceritakan, berdirinya Museum Perjuangan 45 TNI ini diprakarsai oleh Kepala Staf Kodam I/BB Kolonel EWP Tambunan dan diresmikan pada 21 Juni 1971. “Pada 1928 sebelum menjadi museum, ini merupakan kantor Perusahaan Asuransi Belanda. Pada 1942, lalu dijadikan Markas Kempetai Jepang dan 1950 dijadikan sebagai Markas Komando Teritorium I. Tahun 1959 hingga 1971 dijadikan Kantor Koangdam I/BB. Dan sejak 1971 hingga sekarang menjadi Museum Perjuangan 45 TNI,” ungkapnya.

Meski museum ini dibangun oleh TNI, lanjut Mayor Inf Masrizal, namun museum ini tetap menjadi milik bersama dan harus dijaga dan dirawat bersama oleh warga Sumatera Utara. “Museum ini bukan semata-mata milik TNI, tapi milik warga Sumatera dan warga Indonesia secara umumnya. Siapa saja boleh masuk dan tidak ada dipungut biaya untuk masuk dan melihat-lihat benda peninggalan para pejuangan ini,” bebernya lagi.

Benda-benda bersejarah yang menjadi unggulan museum ini di antaranya senjata-senjata yang digunakan, para pejuang ketika mempertahankan NKRI dari penjajah Belanda dan Jepang. “Adapun senjata yang diunggulkan di antaranya SMR Medzen No 1463 buatan Swedia, Brengun MK-1 (White Barrel) No.K-4057 buatan Inggris, Laras Meriam Kanon/Tank No.52170 buatan USA, SMB No.6888, SP Bazoka 5 Inchi M20 A1 B1, No.7140681 dan 14 senjata unggulan lainnya,” ungkapnya lagi.

Ternyata, tak cuma masyarakat umum saja yang pernah berkunjung ke museum ini. Sejumlah pejabat tentara dan polisi luar negeri juga pernah berkunjung dan singgah ke Museum Perjuangan 45 TNI ini. “Tentara atau Polisi luar negeri yang pernah berkunjung ke sini diantaranya Mantan Kepala Polda Malaysia H Abdul Latif, Royal Malaysia Police Liasion Officer (Perwira Menengah Polisi Malaysia), Haizam Shah Bin Otham, Tentara Jepang, Hiro, dan Mantan Tentara/Militer Inggris, Nick,” tambah Kapten LJ Hutapea.
Ditegaskan Mayor Inf Masrizal, setiap Calon Bintara (Secaba) dan Calon Tantama (Secata) TNI-AD yang mau selesai pendidikan di Rindam I/BB, Siantar, diwajibkan berkunjung ke Museum Perjuangan 45 TNI ini.

“Setiap Caba atau Catam yang mau selesai pendidikan, diwajibkan untuk singgah dan berkunjung ke Museum Perjuangan 45 TNI ini. Karena, setiap personel TNI-AD harus mengenal senjata-senjata yang dipergunakan pada zaman penjajahan dulu,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Kapten B Parhusip menambahi kata-kata Kapten LJ Hutapea. “Selain itu, rombongan pelajar SLTP Muhammadiyah Lonsum, Sergei juga pernah berkunjung dan jalan-jalan ke Museum Perjuangan 45 TNI ini,” tambahnya.

Diucapkan Mayor Inf Masrizal, karena Museum Perjuangan 45 TNI merupakan salah satu objek wisata yang ada di Sumatera Utara khususnya di Kota Medan, jadi Pemprov, Pemko Medan dan Dinas Pariwisata Kota Medan harus sama-sama menjaga dan melestarikan salah satu ojek wisata ini.

“Dalam menjaga, memelihara, merawat dan melindungi salah satu objek wisata Kota Medan ini, dimintakan kepada Pemprov, Pemko Medan dan Dinas Pariwisata Medan memberikan perhatian dan sumbangan dana di dalam merawat dan menjaga benda-benda peninggalan para pejuang ini.

Kita pun punya keterbatasan dana dalam hal ini, jadi dimintakan kepada Pemprov, Pemko Medan dan Dinas Pariwisata untuk saling bahu membahu dananya,” ungkapnya sambil berlalu memimpin barisan personel untuk apel siaga didalam Museum Perjuangan 45 TNI tersebut.(*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/