32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Warga Minta Penyiraman Air di Fly Over Simpang Pos

MEDAN-Warga yang tinggal di sekitar proyek Fly Over Simpang Pos mulai terganggu dengan proyek itu karena banyaknya debu berterbangan. Warga khawa-tir mereka akan terjangkit infeksi saluran pernafasan (ISPA) akibat terhirup debu “Debu-debu yang ditimbulkan proyek fly over ini mulai berterbangan. Apalagi ketika mobil lewat atau pada saat angin berhembus, debu pun berterbangan. Kami takut suatu saat akan menimbulkan penyakit pernafasan,” ujar Ginting (42), warga yang tinggal di sekitar Simpang Pos, Padang Bulan, Senin (18/3).

Ginting menambahkan, cuaca panas melanda Kota Medan membuat volume debu semakin bertambah. Apalagi, katanya, pekerja proyek jarang-jarang melakukan penyiraman untuk mengurangi debu berterbangan. “Pekerja proyek masih jarang melakukan penyiraman. Kami meminta agar mereka (pekerja proyek-red) lebih sering melakukan penyiraman,” katanya.

Sedangkan Asisten Satuan Kerja (Satker) Jalan Metropolitan, Andika Sidabutar ketika dikonfirmasi mengaku pihaknya memang belum melakukan penyiraman terhadap debu-debu tersebut. Sebab, pengerjaan Fly Over Simpang Pos masih dalam tahap pembuatan lubang bore file, pengerasan dan pembuatan saluran drainase.

“Pengerjaan proyek itu masih dalam tahap bore file, pengerasan dan pembuatan drainase, jadi belum terlalu menimbulkan debu. Memang kita selama ini juga telah melakukan penyiraman, tapi bukan untuk mengantisipasi debu, tapi untuk mengurangi kekerasan tanah,” ungkapnya.

Pun demikian, bila warga sekitar telah mengeluh, Satker Jalan Metropolitan akan melakukan koordinasi kepada Pimpinan Pelaksana Kegiatan (PPK) untuk melakukan penyiraman. “Kita akan menyuruh PKK proyek Fly Over Simpang Pos melakukan penyiraman sehingga debu berkurang,” janjinya.

Sementara itu, Pemerhati Lingkungan dari Universitas Sumatera Utara (USU) Jaya Arjuna mengatakan, dalam proyek pembangunan Fly Over Simpang Pos memang harus dilakukan penyiraman karena berada di kawasan penduduk. Debu yang berterbangan akan mencemari udara sehingga menggangu saluran pernafasan warga.

Penyiraman harus dilakukan secara rutin, minimal 3 kali sehari. Cuaca yang cukup penas akan membuat tanah cepat kering, sehingga menimbulkan debu. “Kita berharap agar pekerja proyek bisa melakukan penyiraman secara rutin sehingga tidak begitu mengganggu warga sekitarnya,” pungkasnya. (mag-7)

MEDAN-Warga yang tinggal di sekitar proyek Fly Over Simpang Pos mulai terganggu dengan proyek itu karena banyaknya debu berterbangan. Warga khawa-tir mereka akan terjangkit infeksi saluran pernafasan (ISPA) akibat terhirup debu “Debu-debu yang ditimbulkan proyek fly over ini mulai berterbangan. Apalagi ketika mobil lewat atau pada saat angin berhembus, debu pun berterbangan. Kami takut suatu saat akan menimbulkan penyakit pernafasan,” ujar Ginting (42), warga yang tinggal di sekitar Simpang Pos, Padang Bulan, Senin (18/3).

Ginting menambahkan, cuaca panas melanda Kota Medan membuat volume debu semakin bertambah. Apalagi, katanya, pekerja proyek jarang-jarang melakukan penyiraman untuk mengurangi debu berterbangan. “Pekerja proyek masih jarang melakukan penyiraman. Kami meminta agar mereka (pekerja proyek-red) lebih sering melakukan penyiraman,” katanya.

Sedangkan Asisten Satuan Kerja (Satker) Jalan Metropolitan, Andika Sidabutar ketika dikonfirmasi mengaku pihaknya memang belum melakukan penyiraman terhadap debu-debu tersebut. Sebab, pengerjaan Fly Over Simpang Pos masih dalam tahap pembuatan lubang bore file, pengerasan dan pembuatan saluran drainase.

“Pengerjaan proyek itu masih dalam tahap bore file, pengerasan dan pembuatan drainase, jadi belum terlalu menimbulkan debu. Memang kita selama ini juga telah melakukan penyiraman, tapi bukan untuk mengantisipasi debu, tapi untuk mengurangi kekerasan tanah,” ungkapnya.

Pun demikian, bila warga sekitar telah mengeluh, Satker Jalan Metropolitan akan melakukan koordinasi kepada Pimpinan Pelaksana Kegiatan (PPK) untuk melakukan penyiraman. “Kita akan menyuruh PKK proyek Fly Over Simpang Pos melakukan penyiraman sehingga debu berkurang,” janjinya.

Sementara itu, Pemerhati Lingkungan dari Universitas Sumatera Utara (USU) Jaya Arjuna mengatakan, dalam proyek pembangunan Fly Over Simpang Pos memang harus dilakukan penyiraman karena berada di kawasan penduduk. Debu yang berterbangan akan mencemari udara sehingga menggangu saluran pernafasan warga.

Penyiraman harus dilakukan secara rutin, minimal 3 kali sehari. Cuaca yang cukup penas akan membuat tanah cepat kering, sehingga menimbulkan debu. “Kita berharap agar pekerja proyek bisa melakukan penyiraman secara rutin sehingga tidak begitu mengganggu warga sekitarnya,” pungkasnya. (mag-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/